AshefaNews – Rasanya ketika membicarakan soal Bali kita takkan pernah bosan. Mengingat pulau ini menyimpan banyak sekali keunikan tersendiri yang tidak bisa kita temukan di daerah lain di Indonesia. Bali juga merupakan salah satu tempat tujuan pariwisata paling terkenal di Indonesia. Bahkan wisatawan mancanegara pun sangat menyukai liburan atau wisata ke pulau Bali.Â
Selain dari segi pemandangan alam dan juga adatnya yang sangat unik, ternyata souvenir yang bisa dibeli saat mengunjungi Bali juga banyak yang unik. Salah satunya yang akan kita bahas dalam artikel ini adalah Asbak Bali. Memang terdengar seperti biasa saja dari namanya. Tetapi, anda akan mulai tersenyum saat melihat bentuk ukiran kayunya yang mirip sekali dengan alat kelamin pria.
Asbak rokok khas Bali ini ada yang disebut oleh orang-orang Bali sebagai Lolok. Namun, lolok dalam bahasa Indonesia artinya adalah alat kelamin pria. Karena bentuknya yang sedikit vulgar ini, menjadikan asbak khas Bali ini sebagai seni ukiran yang unik dan bernilai. Penasaran dengan souvenir Bali yang satu ini? Simak terus artikel ini hingga selesai!
Apa itu Asbak Bali?
Mungkin Jika kamu adalah seorang perokok tidak asing lagi dengan yang namanya asbak. Asbak digunakan untuk menampung abu rokok agar tidak berserakan dimana-mana. Namun, ada yang berbeda dari asbak Bali yang kita bahas kali ini. Yang tentunya barang ini juga dijual di toko-toko souvenir yang ada di tempat wisata Bali.
Asbak Bali adalah jenis asbak rokok yang berasal dari Bali dan terbuat dari ukiran kayu dengan bentuk yang beragam, seperti menyerupai wajah, tempat duduk, hingga alat kelamin pria. Yang paling terkesan aneh adalah berbentuk kelamin pria atau yang sering disebut masyarakat Bali sebagai Lolok. Di mana hal tersebut sudah diterima oleh masyarakat Bali karena dianggap memiliki makna dan nilai seni.
Asbak Lolo ini memiliki ukiran yang mirip sekali dengan penis pria, serta dibuat dengan ukuran dan warna yang beragam. Tidak hanya dibuat untuk dijadikan asbak rokok, ada juga yang membuat nya menjadi gantungan kunci, sendok atau garpu, pembuka tutup botol, tempat minum dan masih banyak bentuk unik lainnya dari ukiran Lolok ini.
Mengapa Asbak Bali Berbentuk Penis?
Sebagian orang yang belum mengetahuinya tentu sangat bingung dan kaget saat melihat barang aneh seperti asbak Bali ini. Bentuknya yang sangat mirip dengan penis membuat sebagian orang merasa geli bahkan jijik. Namun, ternyata ada alasan di balik pembuatan kerajinan seperti itu.
Kamu jangan berpikir aneh terlalu cepat tentang Lolok atau asbak Bali. Orang Hindu percaya bahwa lolok yang berarti “kelamin pria” dipandang sebagai simbol kesuburan. Jika Kita gali dari segi bahasa, Kata Lolok berasal dari benda bersejarah yang disebut lingga. Benda ini merupakan sebuah simbol maskulin yang melambangkan kesuburan dan merupakan atribut terkuat dari Dewa Siwa di dalam Agama Hindu.
Lingga sendiri digunakan dalam peribadatan umat Hindu yang biasanya terbuat dari batu ataupun Tugu peringatan. Masyarakat Hindu Bali juga percaya bahwa hal ini dilakukan untuk mendapatkan keberuntungan dan keberkahan dari Dewa Siwa.
Apa itu Lingga?
Lingga adalah sebuah simbol yang menunjukkan kesuburan atau organ maskulin. Untuk sebagian besar orang mungkin hal ini dinilai vulgar dan kurang senonoh. Akan tetapi, lingga ini sebenarnya digambarkan sebagai pilar cahaya dan juga simbol benih dari alam semesta.
Kamu tidak hanya bisa menemukan jejak Lingga di Bali. Beberapa Candi kuno juga menyimpan bukti sejarah adanya penggambaran Lingga yang dituangkan secara vulgar ataupun hanya sekedar simbolik. Kita bisa menjumpai hal tersebut di Candi Badut, Candi Sukuh, dan juga Candi Cetho.
Penggambaran Lingga di Bali sangat diterima oleh masyarakat luas. Karena itu dinilai sebagai karya seni yang memiliki makna tersendiri. Bahkan, dari konsep Lingga hingga konsep seks sendiri merupakan hal yang sudah lazim diterima bagi masyarakat Bali. Mereka menilai hal ini bukanlah sesuatu yang berbau vulgar atau pornografi, namun merupakan alat reproduksi yang melambangkan kesuburan.
Membeli Lolok di Bali
Setelah membaca artikel hingga sejauh ini, mungkin kamu akan mulai tertarik untuk membeli asbak Bali atau lolok ini. Jangan khawatir, kita bisa menemukannya di toko-toko souvenir yang ada di Bali, harganya juga cukup murah.
Kamu bisa menemukan lolok di pasar seni seperti Kuta Sukawati dan Ubud. Atau kamu bisa juga mencarinya di pusat oleh-oleh terdekat. Di sana akan terlihat banyak variasi dari lolok dan juga jenis souvenir lainnya yang merupakan keunikan dari Bali.
Untuk harganya, biasanya dibandrol mulai dari Rp. 10.000 sampai Rp. 90.000, dimana hal tersebut tergantung dengan model dan ukuran lolok yang akan dibeli. Karena seperti yang kita ketahui ukuran dan warna atau motif lolok sangat bervariasi dan memiliki nilai seni yang berbeda, sehingga harganya juga bisa berbeda-beda.
Bagaimana? Dengan harga yang ramah kantong tersebut, tentunya kamu dapat membawa pulang oleh-oleh ini saat akan menyelesaikan wisata di Bali. Tidak hanya menikmati pesona alamnya saja, tetapi dapat mengetahui keunikan lain dari adat, budaya, dan seni masyarakatnya.
Kesimpulan
Ketika berlibur di Bali tentunya yang pertama kali kita pikirkan adalah pantainya yang indah dan pemandangan alam lainnya yang membuka mata. Tapi ternyata, ada keunikan lain yang bisa kita temukan saat berwisata ke Bali. Jika pergi ke pasar souvenir, kamu tidak hanya menemukan pakaian atau hanya souvenir umum saja melainkan banyak benda unik lainnya. Salah satunya adalah lolok yang sudah kita bahas.
Lolok atau Asbak Bali merupakan oleh-oleh khas Bali yang berbentuk penis dan memiliki maknanya sendiri bagi masyarakat Bali. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk membawa pulang benda ini sebagai oleh-oleh. Selain itu, oleh-oleh lainnya yang bisa kita bawa pulang antara lain, seperti kopi kintamani, arak Bali dan brem, Kebaya Bali, udeng tas rotan, kain pantai, baju barong, pia legong, kacang disco coklat pie susu pia kukus, topeng ukir dan souvenir lainnya.
Demikian artikel ini kami sajikan sebagai informasi yang buka pemikiran pembaca. Semoga artikel yang membahas souvenir Bali ini bisa bermanfaat untuk para pembaca.
(FR – Khanifa)