AshefaNews, Jakarta – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Habiburokhman mengklaim jika sang Ketum Partai yang juga Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto merupakan politisi hebat bukan politisi biasa yang cuma mengandalkan pencitraan.
Menurut Habiburokhman, Prabowo itu merupakan sosok orang yang selalu mengedepankan gagasan-gagasan besar untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Jadi Pak Prabowo itu orang yang selalu punya gagasan-gagasan besar. Pokoknya beda deh dengan politisi kebanyakan yang cuma pencitraan. Jadi susah kalau pak Prabowo mau diarahkan untuk lakukan komunikasi receh atau kebanyakan gaya untuk pencitraan seperti yang lainnya,” kata Habiburokhman dalam keterangannya, Kamis (4/5/2023).
Anggota Komisi III DPR RI ini mengungkapkan, Prabowo bahkan sudah memprediksi bahwa kondisi dunia tidak akan baik-baik saja dan berada dalam ancaman perang nuklir sejak 2019 lalu. Dan hal itu terbukti dimana saat ini ada peningkatan ketegangan di Laut China Selatan serta efek dari pasca perang Rusia-Ukraina.
“Perlu diingat saat di Pilpres 2019 lalu, pak Prabowo itu sudah mewanti-wanti terjadinya perang, dan itu terbukti sekarang. Dari ketegangan di Laut China Selatan sampai perang Rusia-Ukraina. Perang ini bahkan melibatkan pihak-pihak yang memiliki kekuatan yang pegang tombol senjata,” katanya.
Lebih lanjut, Habiburokhman menegaskan, prediksi Prabowo soal perang Laut China Selatan juga sejalan dengan ramalan para ahli strategi dunia. Karenanya, Prabowo selalu menggaungkan kekompakan antar bangsa untuk bersatu untuk menjaga keamanan global.
“Karena itu, kita sebagai negara besar tentu harus mempertimbangkan politiknya, juga dampak dari konteks keamanan. Karena itu, kita sebagai bangsa harus menunjukkan kekompakan, karena bangsa yang bisa bertahan lama, negara yang elitnya bisa menunjukkan kekompakan,” katanya.
Baginya, kekompakan ini menjadi fokus Prabowo yang menjadikan Pemilu 2024 sebagai momentum menyatukan seluruh masyarakat dalam menghadapi tantangan global ke depan.
“Jadi saat ada perbedaan pilihan itu tidak akan sampai menjadi konflik berkepanjangan. Masyarakat tak terbelah lagi dan menganggap perbedaan itu adalah bagian dari demokrasi,” tukasnya.
(FARABI-TYO)