AshefaNews, Gunung kidul – Komunitas Resan Gunung kidul mencatat ratusan Pedukuhan atau Dusun di Gunung kidul menggunakan unsur pepohonan dalam penamaannya. Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Gunung kidul bakal mengkaji lebih dalam terkait temuan tersebut.
“Dari 1.431 Dusun di Gunung kidul, 548 Dusun memakai nama pepohonan. Sehingga kalau dipersentase ada 38,2 persen Dusun yang pakai nama pepohonan,” kata Pendiri Komunitas Resan Gunung kidul Edi Padmo kepada wartawan di Kabupaten Gunung kidul, Rabu (28/12/2022).
Data tersebut, kata Padmo, muncul setelah dia dan rekan-rekannya di komunitas Resan Gunung kidul melakukan pendataan asal usul kewilayahan atau toponimi Dusun di Gunung kidul. Menurutnya, pendataan dilakukan sebagai upaya mengingatkan masyarakat berkaitan dengan kelestarian lingkungan.
“Dan penamaan Dusun dengan nama pepohonan merupakan bukti bahwa para leluhur juga menghormati aspek pelestarian lingkungan,” ucapnya.
Terkait hasil secara rinci dari pendataan tersebut, Padmo menjelaskan, Kapanewon Rongkop menduduki peringkat pertama dengan 50 Dusun yang menggunakan nama pepohonan. Sedangkan di peringkat kedua diduduki Kapanewon Semin dengan 47 Dusun dan peringkat ketiga Kapanewon Tepus dengan 44 Dusun.
“Selanjutnya untuk (Kapanewon) Girisubo sebanyak 39 dusun. Sedangkan toponimi nama Dusun di 14 kapanewon lainnya bervariasi mulai dari 10 hingga 37 Dusun,” ujarnya.
Lebih lanjut, untuk penggunaan nama jenis pepohonan atau tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah pring atau bambu. Menurut Padmo, ada sekitar 30 Dusun menggunakan nama ‘pring’ di Bumi Handayani.
“Selanjutnya ada asem sebanyak 23 Dusun; elo ada 15 Dusun; jati sebanyak 14 Dusun; klepu ada 13 Dusun, mojo ada 12 Dusun dan ploso sebanyak 11 Dusun,” katanya.
Terlepas dari hal tersebut, Padmo dan komunitasnya berharap agar masyarakat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan memperdulikan lingkungan. Padmo menyebut, hal terkecil yang bisa dilakukan masyarakat dengan merawat dan menanam pohon di lingkungannya masing-masing.
“Apalagi keberadaan pohon itu juga menjadi sumber kehidupan karena berfungsi sebagai cadangan penyimpan air,” ujarnya.
Kepala Disbud Gunung kidul Agus Mantara membenarkan jika nama-nama Dusun di Gunung kidul banyak yang menggunakan nama pepohonan atau tumbuhan. Terkait penyebabnya, Mantara mengaku harus melakukan kajian lebih dalam lagi.
“Kemungkinan asal usul itu (nama Dusun di Gunung kidul pakai nama pepohonan) berasal dari legenda atau sebuah peristiwa, contoh Logandeng berasal dari tanaman elo yang bergandengan. Tapi kembali lagi semua itu perlu dikaji lagi secara mendalam,” ucapnya.
(GE – JR)