AshefaNews, Bekasi – Sebuah toko kosmetik yang menjual obat-obatan golongan jenis G di Karangasih, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, digeruduk warga lantaran keberadaannya sudah meresahkan.
Saat penggerebekan toko tersebut, ditemukan ratusan jenis obat jenis tramadol dan eximer yang diduga siap diedarkan.
Kepala Dusun 3, Desa Karang Asih Rini menyebut, pihaknya mendapat laporan adanya warga yang menemukan obat terlarang di dalam kotak amal masjid tak jauh dari toko.
Mendapat laporan tersebut, kata Rini, pihaknya bersama pihak terkait langsung mengecek dan membongkar kotak amal tersebut, ditemukan beberapa butir obat golong G dalam plastik kecil.
Setelah ditelusuri melalui rekaman CCTV didapatkan seorang remaja yang kerap jadi juru parkir di lokasi tersebut menaruhnya di kotak amal.
“Kita gerak cepat nanya ke warung yang menjual barang haram itu. Tetapi bocah yang membelinya tidak ada di sini. Kemudian kita aparatur desa bersama warga menggeledah warung itu,” ujar Rini saat ditemui di lokasi penggerebekan, Kamis (10/2).
Dari penelusuran didapatkan informasi bahwa obat-obatan yang dilarang beredar luas itu dijual secara bebas di Toko Kosmetik tak jauh dari lokasi kotak amal tersebut.
Saat dikonfirmasi warga, penjaga toko mengaku hanya menjual produk-produk kecantikan, tetapi setelah digeledah warga menemukan ratusan butir obat jenis tramadol dan eximer dari etalase toko.
“Saat diperiksa bersama warga ditemukan obat-obatan tramadol dan eximer sama uang di etalase,” ungkap Rini.
Mengetahui kedoknya terbongkar, sang penjaga toko kemudian berusaha melarikan diri dari kepungan warga, tak ayal pria tersebut jadi bulan-bulanan warga usai tertangkap kembali oleh warga.
“Kayaknya dia takut pas ditanya mana lagi obat yang disimpan. Pas kabur udah gitu dia kena amukan massa terus dia dibawa ke desa,” ucapnya.
Dari informasi, kata Rini, toko kosmetik yang sudah meresahkan warga dengan menjual obat-obatan golongan G itu baru beroperasi selama satu bulan terakhir.
Diduga, sasaran pasaran penjualan obat-obatan tersebut adalah remaja dan para sopir angkutan umum yang kerap mengkonsumsi obat-obatan tersebut.
“Saya sebagai kadus merasa masa depan anak-anak warga saya hancur. Kalau sampe kebeli kepada seluruh generasi anak warga kita sangat merusak sekali,” tutupnya.
(RM – Purba)