AshefaNews, Semarang – Memiliki riwayat hidup pernah bekerja sebagai guru honorer, seharusnya bisa berperilaku lebih baik dalam kehidupan sehari – hari. Namun justru hal tersebut tidak berlaku untuk Imam Wijaya (33), mantan guru honorer yang pernah bekerja di salah satu SMP Negeri di wilayah Slawi, Tegal Jawa Tengah ini.
Selepas dirinya tidak bekerja lagi menjadi guru honorer, dirinya justru beralih profesi menjadi seorang pencuri spesialis mobil boks, bahkan dari hasil pemeriksaan polisi, dirinya sudah 6 kali melakukan aksi pencurian mobil di wilayah Candisari Semarang, Sukabumi, Jakarta, Sleman dan Kota Yogyakarta.
Aksinya berhasil diungkap jajaran Reskrim Sektor Banyumanik Semarang, berawal dari laporan korban yang tak lain adalah majikannya, saat dia mencuri sebuah mobil boks di tempat dia bekerja di wilayah Jalan Perintis Kemerdekaan, Banyumanik Semarang pada (09/11/22) lalu.
Setelah diburu selama 2 bulan, akhirnya polisi berhasil meringkus tersangka saat berada di sebuah konter handphone di wilayah Slawi, dan langsung digelandang ke Mapolsek Banyumanik guna mempertanggung jawabkan perbuatanya.
Kapolsek Banyumanik, Kompol Ali Santoso mengatakan, modus pencurian yang digunakan tersangka adalah dengan berpura – pura melamar kerja, lalu saat korban lengah, mobil pun langsung dibawa kabur tersangka.
“Jadi saat korban lengah itu, si tersangka ini mengambil kunci mobil dan langsung membawa kabur mobilnya”, terangnya saat gelar perkara di Mapolrestabes Semarang, Jum’at (24/02/23).
Ditambahkan Ali, bahwa tersangka bisa dengan mudah memperdaya korban, karena menggunakan identitas palsu agar diterima bekerja di tempat korban, bahkan dengan modus melamar kerja dengan identitas palsu tersebut, tersangka sudah 6 kali mencuri mobil boks di tempat yang berbeda.
Di Hadapan polisi, tersangka Imam Wijaya mengaku terhimpit kebutuhan ekonomi karena gaji menjadi guru honorer tidak bisa mencukupi biaya perawatan istrinya yang terkena kanker serviks.
“Saya dulu kerja sebagai guru honorer Bahasa Inggris tahun 2013 hingga enam bulan lalu, gaji 500 ribu tak cukup untuk membiayai istri saya yang sakit, dan saya sudah melakukan pencurian selama kurang lebih satu tahunan ini”, akunya di hadapan polisi.
Mobil hasil curian nya pun sudah dijual ke penadah dengan harga 3 hingga 15 juta per unitnya, tergantung kondisi mobil.
Kini, dari “hasilnya” sebagai pencuri, Imam justru harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan polisi,bahkan dipastikan akan mendekam dibalik jeruji besi, dan tidak akan bisa lagi membiayai sang istri. Kini polisi masih mengembangkan kasus ini, untuk mengejar penadah mobil curian Imam.
(GE – APL)