AshefaNews, Gunungkidul – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul mencatat pada awal tahun ini ada seorang anak yang meninggal karena Demam Berdarah Dengue (DBD). Anak tersebut meninggal dunia di rumah sakit karena komplikasi infeksi DBD.
Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, bahwa anak tersebut berusia 10 tahun asal Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Sebelumnya, anak tersebut menjalani perawatan di salah satu rumah sakit yang ada di Gunungkidul.
“Iya, ada satu anak yang meninggal akibat DBD beberapa hari lalu dan meninggalnya di rumah sakit,” katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (12/1/2023).
Akibat kejadian tersebut, Dewi menyebut Dinkes langsung melakukan investigasi di lapangan, khususnya mendatangi rumah sakit yang merawat anak tersebut. Hasilnya, anak tersebut memang meninggal karena komplikasi infeksi DBD.
“Rumah sakit yang merawat pasien (anak meninggal dunia karena DBD) sudah kita datangi. Hasilnya pasien memang meninggal karena komplikasi infeksi DBD atau dengue shock syndrome,” ujarnya.
Selain itu, saat ini Dinkes tengah menggencarkan fogging di lokasi yang menjadi habitat atau berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti. Bahkan, Dewi menyebut akan menggunakan insektisida baru.
“Karena penggunaan yang tidak tepat menyebabkan di beberapa lokasi itu nyamuk jadi kebal insektisida. Jadi kami memerlukan insektisida terbaru,” ucapnya.
“Selain fogging, kami juga melakukan penyuluhan kepada masyarakat soal perilaku hidup sehat dan mencegah munculnya tempat berkembang biak nyamuk,” lanjut Dewi.
Terkait jumlah kasus, Dewi mengaku sudah ada beberapa di bulan Januari ini. Namun, secara detail Dewi belum bisa mengungkapkannya.
“Ada, tapi masih dalam pendataan,” katanya.
(GE – JR)