Inflasi Serta Pergerakan Pemudik Jadi Perhatian Pemprov Jateng Jelang Ramadhan Dan Idul Fitri 1444 H

Bagikan:

AshefaNews, Semarang – Menjelang memasuki bulan ramadhan 2023 yang tinggal menghitung hari, seluruh sektor pemangku kepentingan terkait pangan di wilayah Jateng dikumpulkan Gubernur, Ganjar Pranowo di Semarang Jawa Tengah, Rabu (08/03/23).

Dalam kegiatan bertema High Level meeting tersebut, setidaknya ada lima isu yang menjadi bahan pembahasan yang disampaikan di dalamnya, antara lain terkait status PPKM yang sudah dicabut, potensi pergerakan pemudik, soal cuti bersama, fenomena cuaca dan terkait ketahanan pangan.

Disampaikan Ganjar, selain itu dalam hal inflasi masih membayangi jelang ramadhan dan idul fitri 1444 H, terutama terkait harga beras di Jateng yang masih di angka Rp.11.270 per kilogramnya dari Harga Acuan Pembelian yang ditetapkan Bapanas sebesar Rp.9.450 per kilogramnya.

“Meskipun beras panen raya, dan harga juga sudah mulai turun namun petani jangan sampai rugi, untuk itu Bulog kami minta untuk tetap standby”, jelasnya.

Ditambahkan Ganjar, Bulog agar terus memantau kondisi harga Gabah kering di petani, jika dinilai harga terus turun dibawah HAP Bulog diminta untuk segera melakukan intervensi, mengingat cuaca yang terjadi di Jateng yang belum sepenuhnya aman untuk tanaman pertanian.

Selain itu kepada seluruh BUMD di Jawa Tengah diminta untuk turut serta dalam persiapan menghadapi situasi jelang Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini. Selain melakukan pemantauan pergerakan beras dan hasil panen raya, juga diminta untuk mendata produktivitas lahan yang ada serta potensi gangguanya.

“Hal ini penting dilakukan terkait urusan pangan ini, coba koordinasikan dan catat stok ada berapa, harga seperti apa, ambilnya dari mana dan dijual kemana”, kata Ganjar.

Terkait dengan kesiapan pergerakan pemudik, di tahun 2023 ini diprediksi akan terjadi kenaikan jumlah pemudik hingga mencapai 13,38 persen atau sekitar 12 juta pemudik yang akan melintas di wilayah Jawa Tengah.

Orang nomor satu di Jawa Tengah ini meminta agar semua bisa siaga hingga lebaran nanti, dan untuk mengantisipasi kondisi di lapangan bisa melakukan simulasi terlebih dahulu untuk menghadapi musim mudik lebaran nanti, sehingga pada saatnya nanti bisa lebih siap dan tertata.

“Jadi sekiranya persiapan- persiapan itu harus kita laksanakan secepatnya, karena tentu akan lebih baik hasilnya”, tutupnya.

Untuk diketahui, saat ini Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng mencatat inflasi yang terjadi di Provinsi Jateng pada Februari 2023 mencapai 0,29 persen, dan pemicunya adalah kenaikan harga di seluruh indeks kelompok pengeluaran, seperti makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan kontribusi inflasi terbesar hingga mencapai 0,73 persen.

Selain itu, pemicu terjadinya inflasi juga disebabkan oleh kenaikan harga beras, rokok, serta bawang merah dan bawang putih.

(GE – APL)

Scroll to Top