AshefaNews, Semarang – Memasuki hari ke tiga, pasca banjir besar yang melanda Kota Semarang Sabtu (31/12/22), genangan air di sebagian besar wilayah di Kota Semarang sudah nampak kering. Hal itu bisa terlihat di kawasan Simpang Lima, Kota Lama, Pasar Johar dan wilayah jalan MT Haryono sudah tidak terlihat adanya genangan air yang tinggi.
Bahkan di kawasan Stasiun Semarang Tawang yang akses jalan masuk sempat terendam banjir, kini bisa digunakan kembali dalam kondisi normal. Namun hal tersebut berbeda dengan kondisi warga di permukiman di wilayah Kelurahan Tlogosari Kulon, Muktiharjo dan wilayah Genuk.
Di permukiman warga padat penduduk tersebut, ratusan rumah warga masih tergenang air banjir dengan kedalaman rata – rata mencapai 20 hingga 50 centimeter. Meskipun air banjir merendam seluruh akses jalan di kawasan ini, namun warga justru memilih untuk tetap bertahan.
Seperti Lina (45), warga di kawasan Tlogosari Kulon yang rumahnya masih terendam banjir ini mengaku bahwa dirinya dan keluarga masih mencoba bertahan, karena rumahnya terdiri dari dua lantai.
“Ya saya dan keluarga masih bertahan, air masuk kebetulan hanya di lantai bawah, jadi saya dan keluarga mengungsi di lantai dua “, terangnya.
Menurut warga, banjir kali ini selain disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, juga diakibatkan oleh drainase yang buruk. Sungai Tenggang yang merupakan muara aliran air dari permukiman warga, sudah tidak mampu menampung debit air akibat sedimentasi dan penyempitan.
” Jadi kalau bisa, air yang mengalir itu jangan dialirkan ke Sungai Tenggang, langsung dialirkan saja ke Sungai Banjir Kanal Timur yang lebih besar, sehingga air disini bisa cepat surut”, ungkap Ibrahim (61) yang juga merupakan warga Tlogosari Kulon.
Selain itu, menurut Ibrahim Sungai Tenggang kondisinya saat ini sudah banyak mengalami pendangkalan serta penyempitan, sehingga tidak mampu menampung debit air dengan volume besar, hal tersebut mengakibatkan lambatnya air surut di pemukiman warga.
Sementara itu Lurah Kecamatan Muktiharjo Kidul, Sofia Ernawati (45) mengatakan bahwa pihaknya sudah mengajukan usulan ke Pemerintah Kota Semarang terkait normalisasi Sungai Tenggang, dan sudah mendapatkan respon.
“Kemarin saya sudah mengajukan usulan untuk dilakukan pengerukan, dan sekarang masih dalam proses, jadi warga kami harap lebih sabar menerima cobaan bencana ini”, terangnya.
Dikatakan Sofia, bahwa di Kelurahan Muktiharjo Kidul memang menjadi salah satu kawasan parah yang hingga saat ini masih terendam banjir. Dari pendataan yang dilakukan pihaknya, terdapat sekitar 35 ribu jiwa warga yang terdampak banjir besar sejak 5 tahun terakhir ini.
(GE – Ajipasa)
Caption : Seorang warga sambil menggendong anaknya, melintasi genangan air di wilayah Muktiharjo Kidul, Semarang Senin pagi, (02/01/23) (Foto : Ajipasa).