MPR Dorong Pemerataan Akses Pendidikan Tinggi di Indonesia

Bagikan:

AshefaNews, Jakarta – Pimpinan MPR mendorong pemerintah melakukan pemerataan akses pendidikan tinggi. Hal ini untuk menaikan posisi Indonesia dari urutan ke-54 dari 78 negara dari peringkat yang dirilis oleh World Population Review di 2021. Apalagi peringkat Indonesia masih di bawah Singapura (21), Malaysia (38) dan Thailand (46).

“Pemeratan pendidikan tinggi sangat diperlukan oleh Indonesia. Ini demi mengejar ketertinggalan kita dari negara-negara maju. Jadi kita butuh lebih banyak lagi SDM yang berkualitas,” jelas Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet dalam keterangannya, Minggu (12/2/2022).

Menurut politikus Golkar ini, ketimpangan dan keterbatasan akses pendidikan jadi salah satu persoalan besar Indonesia. Hal bahkan tergambar dari kesenjangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencapai 81,11 di DKI Jakarta, tetapi hanya 60,62 di Papua.

“Malah ketimpangan serupa juga terlihat dari Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi yang rendah yakni 31,18 persen pada 2021,” jelas Bamsoet.

Karenanya, Bamsoet mengapresiasi konsep pemerataan pendidikan tinggi yang diusung Universitas Terbuka (UT) saat menerima kunjungan Rektor UT Prof. Ojat Darojat. Menurutnya, konsep usungan UT sangat relevan dan kontekstual dengan kondisi kontemporer.

“Konsep pendidikan yang ditawarkan oleh UT untuk mengajak generasi muda bangsa berkuliah tanpa terkendala jarak dan waktu, harus menjadi sikap kolektif dari segenap institusi pendidikan tinggi yang tersebar di seluruh Nusantara,” ujarnya.

“Terlebih, saat ini UT telah memiliki 40 kantor layanan (UPBJJ-UT) yang mencakup 515 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Tidak aneh bila UT nantinya mampu melayani 1 juta mahasiswa secara online dan offline,” ucap Bamsoet menambahkan.

Bagi Bamsoet, sejumlah pencapaian UT seperti sertifikat dari Dewan Pendidikan Jarak Jauh Internasional (International Council for Open and Distance Education/ICDE) harus menjadi pelecut perguruan tinggi lainnya untuk melakukan hal serupa.

“Tidak heran jika UT dipandang sebagai salah satu perguruan tinggi jarak jauh terbaik di dunia, sehingga dijadikan tempat studi banding dan percontohan. Selain itu, dengan fasilitas UT saat ini yang dikenal sebagai ‘Cyber University of Indonesia’, akan membuat para lulusan UT siap menghadapi tantangan ‘era society 5.0’ ke depan,” tukasnya.

(RM – TYO)

Scroll to Top