Masih Ada Warga Buat Sumur dekat IPAL, Bupati Sebut Air Pemukiman Padat di Bantul Tercemar E. coli

Bagikan:

AshefaNews, Bantul – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menyebut kandungan bakteri E. coli pada sumber air minum di Bantul masih tinggi. Hal itu karena pembangunan sumur di Bantul masih berdekatan dengan Instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, bahwa hingga saat ini di Bantul masih banyak rumah yang membangun sumur dan IPAL berjejeran. Menurutnya, hal itu berdampak pencemaran Escherichia coli atau sering disebut dengan nama E. coli pada air untuk sumber minum.

“Setelah kita teliti air minumnya itu tidak ada yang sehat, mengandung bakteri e-coli yang sangat tinggi dan ini kalau diminum itu sangat rentan untuk menghasilkan penyakit-penyakit,” katanya kepada wartawan di Kabupaten Bantul, Rabu (28/12/2022).

Menurutnya, hal tersebut terjadi di pemukiman padat seperti Kapanewon Sewon, Kasihan dan Banguntapan. Padahal, jika membongkarnya Pemkab membutuhkan biaya yang banyak.

“Sehingga ada dua pilihan, sumurnya ditutup diganti PDAM atau dibalik, IPALnya ditutup jadi IPAL komunal. Tinggal kita memilih nanti terutama di pemukiman padat penduduk seperti Kasihan, Banguntapan dam Sewon,” ujarnya.

“Karena ini penting bagi kesehatan kita, anak cucu kita. Setiap hari anak-anak di daerah meminum yang penuh dengan bakteri E. coli. Bakteri coli ini bisa dari air seni, tinja, campur sama air minum. Tapi kalau diciduk dilihat tidak kelihatan memang,” lanjut Halim.

Karena itu, saat ini Pemkab menggencarkan program pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah, serta program pengelolaan dan pengembangan sistem penyediaan air minum.

“Karenanya masalah air bersih dan sanitasi harus terus kita tingkatkan, kita tambah kuantitasnya dan kita perbaiki kualitasnya. Supaya masyarakat Bantul lebih sehat, tidak stunting itu bermula dari air minum yang baik,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul Aris Suharyanta mengatakan, bahwa telah mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) sekitar Rp 6 miliar untuk menanggulangi masalah air bersih dan sanitasi. Menurutnya, susah ada 14 Kalurahan di Bantul yang terakomodasi terkait program tersebut.

“Ini baru ada 14 Kalurahan di Bantul. Kita akomodir keinginan masyarakat, kalau sesuai kita tangani. Seluruh Kalurahan targetnya, tapi bertahap, teknisnya nanti air minum kita coba teliti terlebih dahulu bersama UGM kalau layak baru kita bangun,” katanya.

Sedangkan Lurah Seloharjo Mahardi Badrun mengungkapkan, bahwa pada tahun 2022 Kalurahan Seloharjo mendapatkan program PAM Simas dan air bersih dengan nilai Rp 1 miliar. Sedangkan untuk tahun 2023 mengusulkan DAK bidang sanitasi untuk Padukuhan Nambangan.

“Kalau di Seloharjo yang sangat dibutuhkan adalah air bersih. Sebab setiap musim kemarau sumur warga kering dan butuh bantuan air,” ucapnya.

(GE – JR)

Scroll to Top