AshefaNews, Jakarta – Kalangan Dewan mendorong anggaran bidang pangan di Indonesia untuk ditingkatkan. Hal ini agar Indonesia bisa segera mencapai kemandirian pangan.
“Kami sangat mendorong agar anggaran untuk bidang pangan kita ditingkatkan. Ini agar kita segera mencapai kemandirian pangan,” kata Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan dalam keterangannya, Jumat (23/12/2022).
Daniel menjelaskan, dengan adanya peningkatan anggaran itu maka akan membuat perubahan dalam ruang gerak pengelolaan pangan Indonesia. Salah satunya bisa meningkatkan keterampilan SDM bidang pangan dan penyempurnaan teknologi dan perbaikan infrastruktur pertanian.
Apalagi, menurut Wasekjen PKB ini, partainya selalu memiliki landasan dalam hal pangan yakni landasan kemandirian pangan, bukan ketahanan pangan.
“Saya ditugaskan partai (PKB-red) di Komisi IV DPR agar terus berupaya sehingga paradigma kedaulatan pangan ini menjadi pandangan bersama. Hal ini sesuai dengan landasan partai kita jika arah kebijakan pangan kita menyasar pada kemandirian pangan dan kedaulatan pangan,” katanya.
Karenanya, Daniel menilai, di tengah ancaman krisis pangan global saat ini, semua pihak harus bisa mendorong pemerintah untuk lebih fokus dan terencana soal penganggaran bidang pangan.
“Apalagi pangan adalah senjata yang lebih hebat dibandingkan nuklir. Dan Indonesia yang memiliki peluang pangan yang besar bisa menjadikannya senjata utama dalam menghadapi berbagai situasi geopolitik saat ini,” ungkapnya.
Lebih jauh, Daniel menilai anggaran bidang pangan khususnya pertanian terus mengalami penurunan di tahun 2022.
“Kalau dilihat, anggaran pertanian tahun 2022 sebesar Rp14 triliun, jauh lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai Rp21 triliun dan tahun 2020 sebesar Rp15 triliun, ini sangat miris padahal kita dikenal sebagai negara agraris,” katanya.
Karena itu, PKB melalui komisi IV DPR meminta agar Permentan Nomor 10 Tahun 2022 direvisi atau dicabut karena tak memberikan azas keadilan bagi petani Indonesia.
“Soal pangan adalah soal hidup matinya suatu bangsa, pangan adalah soal harkat, dan martabat bangsa,” pesannya.
(RM – TYO)