AshefaNews, Tangerang – Bandara Internasional Soekarno-Hatta (BSH) menggelar latihan penanggulangan keadaan darurat atau Airport Emergency Exercise (AEE), yang dilakukan di perairan Teluk Jakarta. Pada Rabu (23/11).
Simulasi penanggulangan yang digelar tahun ini, bahwasanya fokus dalam memperkuat kerja sama dan koordinasi seluruh stakeholder di bandara maupun di luar bandara.
Dalam hal itu, melibatkan Angkasa Pura (AP) II selaku operator bandara, Otoritas Bandara Wilayah I, Basarnas, maskapai, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan (KKP Kemenkes), AirNav Indonesia, operator rumah sakit, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Polri termasuk Korps Kepolisian Air dan Udara (Polairud) dan Satuan Kapal Patroli (Satrol) TNI AL.
Executive General Manager Bandara Internasional Soekarno-Hatta Dwi Ananda mengatakan, skenario latihan pada AEE 2022 disusun untuk menguji, dan memperkuat kerja sama serta koordinasi seluruh pihak di Bandara Internasional Soekarno-Hatta itu sigap dalam menghadapi keadaan darurat.
Dwi Ananda menuturkan skenario yang dijalankan dalam AEE ini adalah Aircraft Ditching yang berarti pendaratan darurat pesawat di atas permukaan air.
“Jadi AAE atau Aircraft Ditching ini, pendaratan pesawat di atas permukiman air dalam bertujuan setiap unit di AP II, dan seluruh stakeholder terkait dapat berkoordinasi dengan baik sesuai fungsi, tugas, dan tanggung jawab dalam penanggulangan musibah penerbangan yang terjadi di luar bandara,” ujarnya.
“Skenario Aircraft Ditching adalah yang pertama dilakukan. Diskenariokan ada satu pesawat terbang dari Bandara Depati Amir menuju Bandara Soekarno-Hatta membawa 43 penumpang dan 7 kru pesawat, kemudian pesawat mengalami gangguan fuel distribution,” papar Dwi.
Lebih lanjut, Dwi mengungkapkan saat itu pilot menginformasikan kepada ATC (air traffic controller) terkait adanya gangguan fuel distribution, yang kemudian ditindaklanjuti dengan laporan ke unit Airport Rescue & Fire Fighting (ARFF) Bandara Soekarno-Hatta dan dilakukan koordinasi internal AP II. Tim ARFF kemudian bersiap di sisi udara bandara untuk memberikan bantuan.
Namun, pilot saat memberikan informasi kembali bahwa terjadi engine failure sehingga pesawat tidak mungkin sampai ke bandara dan harus melakukan Airport Ditching di Teluk Jakarta.
Mendengar informasi terbaru tersebut maka AP II kemudian menerjunkan tim ARFF langsung ke Teluk Jakarta untuk turut membantu penanggulangan kondisi darurat termasuk evakuasi para penumpang dan kru pesawat, bersama dengan BASARNAS, BPBD, tim kesehatan, SATROL TNI AL, Polairud dan berbagai instansi lainnya.
“Yang kita fokuskan saat itu, keputusan-keputusan penting termasuk menerjunkan tim ARFF ke lokasi Aircraft Diching, lalu penanganan korban, lalu lintas penerbangan, serta operasional terminal dan lain sebagainya dilakukan dengan berkoordinasi bersama stakeholder di dalam ruang EOC (Emergency Operation Center),” katanya.
Berdasarkan dari latihan yang dilakukan, lanjut Dwi mengungkapkan bahwa koordinasi erat sudah terjalin di antara stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta dalam menangani keadaan darurat termasuk skenario Airport Ditching yang kejadiannya di luar wilayah bandara.
“Untuk saat ini, standar prosedur sudah dijalani dengan baik oleh para stakeholder dalam latihan penanggulangan keadaan darurat atau AEE ini. Mayoritas prosedur dalam dokumen Airport Emergency Plan sudah diakomodir dengan baik. Kami berterima kasih atas dukungan dari seluruh pihak atas berjalannya dengan baik latihan ini untuk tetap mengasah kemampuan setiap pihak dalam menghadapi situasi apa pun,” tegasnya.
(RM – AP)