AshefaNews – Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) mengungkap perubahan pola penyelundupan narkoba yang menjadi ancaman besar di dunia maritim. Selain ancaman bagi negara, dampaknya juga terus menggerus bagi masa depan bangsa IndonesiaÂ
“Narkoba merupakan ancaman maritim paling berbahaya karena dampak buruk yang ditimbulkan dalam jangka panjang terhadap generasi muda,” kata Kepala Bakamla Laksdya TNI Aan Kurnia, saat menggelar upacara hari ulang tahun (HUT) ke-17 Bakamla RI, di lapangan Mabes Bakamla RI, Jakarta, Kamis (29/12/2022).
Menurutnya, perubahan pola penyelundupan narkoba terjadi dari masa ke masa. Saat ini, kata Aan, narkoba kerap mengalir melalui jalur laut Sumatera hingga Jawa Barat.
“Dari hasil analisis kejadian, diketahui ada perubahan pola dimana narkoba diselundupkan ke Pulau jawa tidak lagi melalui daratan. Penyelundupan melalui laut melintasi pesisir pantai barat Sumatera dan mendarat di pesisir Jawa Barat,” ujarnya.
Sedangkan dari luar negeri, narkoba juga turut masuk ke Indonesia dengan jalur asia Tenggara hingga timur Tengah.
“Sumber utama masuk ke Indonesia adalah dari jalur asia tenggara (golden triangle), namun juga terbuka jalur masuk dari timur tengah (golden crescent) melalui laut,” imbuhnya.
Di sisi lain, lanjut Aan, Bakamla juga tidak hanya mengamati adanya penyelundupan narkoba. Namun, juga turut menemukan banyaknya lalu lintas senjata ilegal ke wilayah Papua.
“Bakamla juga tengah mengamati lalu lintas senjata dari asia tenggara masuk ke wilayah Papua melalui semua jalur transportasi baik dari darat, laut dan Udara,” tuturnya.
Sehingga, kata Aan, pelabuhan Udara dan laut di wilayah potensi konflik perlu adanya peningkatan pengawasan dan pengamatannya sebagai filter. Serta, pertukaran informasi intelijen juga perlu ditingkatkan intensitasnya.
(RM – TR)