AshefaNews – Subhanallah memiliki arti Maha suci Allah. Kalimat ini seharusnya diucapkan ketika melihat atau mendengar keburukan atau hal tidak disenangi. Namun kadang kala umat muslim sering tertukar dengan ucapan Masya Allah, yang artinya terjadi atas kehendak Allah atau saat melihat sesuatu yang indah atau sebagai bentuk rasa kagum.
Subhanallah pada akhirnya menjadi kalimat yang baik diucapkan ketika melihat kemungkaran. Sebab tidak diingkari pula, ada hal yang barangkali dilupakan ketika melihat kemungkaran, baik kemungkaran tersebut berupa ungkapan maupun perbuatan, yaitu mengucapkan tasbih.
Sebuah kemungkaran, baik itu perkataan maupun perbuatan maka dimaknai sebagai hal-hal yang bertentangan dengan syariat atau hal-hal lain yang mengganggu orang-orang beriman. Sehingga kita dianjurkan mengucapkan Subhanallah.
Kapan waktu yang tepat mengucapkan Subhanallah?
Adapun dalil mengucapkan Subhanallah ketika melihat suatu kemungkaran, terdapat pada hadis yang mengisahkan tatkala Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam merespon apa yang disampaikan Abu Hurairah.
Sebagaimana dari Abu Hurairah, dia berkata, “Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda: ‘Wahai Abu Hurairah mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?’aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis.” (HR. Tirmidzi)
Terdapat banyak dalil yang diungkapkan oleh para ulama tentang ucapan tasbih ketika terjadinya kemungkaran. Allah Swt berfirman,
وَلَوْلَآ إِذْ سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُم مَّا يَكُونُ لَنَآ أَن نَّتَكَلَّمَ بِهَٰذَا سُبْحَٰنَكَ هَٰذَا بُهْتَٰنٌ عَظِيمٌ
“Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar.” (QS An-Nur: 16)
Al-Baghawiy dalam tafsirnya menjelaskan, “Bahwa lafadz ‘subhaanaka’ dalam ayat bermakna ‘ta’ajjub’/heran.”
Penggunaan kalimat Subhanallah pun diterapkan oleh Imam Al-hafizh Ibnu Katsir ketika merespon fitnah yang ditujukan kepada Sayyidah Aisyah, ia menuturkan, “Yaitu Maha Suci Allah ketika ungkapan (dusta) ditujukan kepada Istri Rasulullah SAW sekaligus istri dari kekasih Allah.”
Begitupun yang dilakukan Ummul Mukminin Aisyah, ketika mendengar gosip dan kedustaan yang dipublikasikan oleh ahlul ifki saat itu yang ditujukan kepadanya, beliau pun bertasbih sambil menuturkan, “Subhanallah, orang-orang telah membicarakan ini?”
Sehingga hendaknya kita mengucapkan Subhanallah, ketika kita dapati ada kedustaan yang besar. Bahkan para sahabat juga bertasbih tatkala mendengar kedustaan tersebut, mereka bertutur, “Subhanallah, tidak pantas bagi kami membicarakan ini. Ini adalah kedustaan yang besar.”
Ungkapan para sahabat ini menegaskan bahwa ungkapan “subhanallah” adalah sebagai pelajaran bagi kaum muslimin untuk memuliakan, memuji dan mengagungkan Allah Swt tatkala mendengar ungkapan mungkar lagi dusta tentang kaum muslimin lainnya.
Bahkan para ulama, dari hadits ‘Aisyah tentang kisah al-Ifk, menyebutkan jika ini salah satu faedah dengan disyariatkan mengucapkan kalimat subhanallah ketika ta’ajjub atau heran terhadap suatu kemungkaran atau mendengar hal-hal yang dusta.
Keutamaan Membaca Dzikir Subhanallah
Kalimat Subhanallah pun dikatakan sebagai ucapan yang baik sebab menjadi kalimat yang ringan diucapkan namun berat timbangannya serta dicintai oleh Allah Swt.
Dalam kitab Riyadh al-shalihin, Imam Nawawi mengawali Kitabnya dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Menurutnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua kalimat yang ringan diucapkan, namun berat dalam timbangan serta di cintai Allah yang Maha Penyayang adalah Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallah al azhim.” (Muttafaqun Alaihi disepakati oleh para ahli hadist).
Namun kalimat subhanallah yang digunakan sehari-hari dengan yang digunakan untuk berdzikir memiliki peruntukan yang berbeda. Jika dalam keseharian Subhanallah disebut ketika melihat sesuatu yang tidak baik.
Maka bukan berarti Subhanallah dalam dzikir dimaknai hal yang tidak baik pula. Sebab Subhanallah merupakan frasa dalam bahasa Arab yang sering diterjemahkan menjadi “Maha Suci Allah”. Subhanallah juga merupakan kalimat tasbih yang disunnahkan untuk dibaca ketika selesai sholat wajib.
Setidaknya berikut ini 4 keutamaan membaca Subhanallah:
Keutamaan Membaca Dzikir Subhanallah: Pertama, Akan mendapatkan Pahala yang Melimpah
Dalam Kitab Riyadh as-Shalihin karya Imam an-Nawawi, beliau mengawalinya dengan hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كَلِمَتانِ خَفِيفَتانِ علَى اللِّسانِ، ثَقِيلَتانِ في المِيزانِ، حَبِيبَتانِ إلى الرَّحْمَنِ: سُبْحانَ اللَّهِ العَظِيمِ، سُبْحانَ اللَّهِ وبِحَمْدِهِ
”Dua kalimat yang ringan diucapkan, namun berat dalam timbangan serta dicintai Allah yang Mahapenyayang adalah subhanallah wa bihamdihi, subhanallah al-Azhim.” (Muttafaqun ‘Alaihi disepakati oleh para ahli hadits)
Sehingga dzikir ini menjadi amalan yang ringan dikerjakan dan memberikan banyak pahala.
Keutamaan Membaca Dzikir Subhanallah: Kedua, Menghapus Dosa
Salah satu keutamaan membaca Subhanallah yang besar ialah bisa menghapus dosa meskipun sebanyak buih di lautan.
Sebagaimana dalam hadits shahih – muttafaq ‘alaih,
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ في يومٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ عَنْهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ».
Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, “Siapa yang mengucapkan, ‘Subḥānallāh wa biḥamdihi (Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya)’ seratus kali sehari, maka dosa-dosanya dihapuskan walaupun sebanyak buih di lautan.”
Hadis ini menjadi dalil keutamaan zikir subhanallah. Adapun orang yang membaca zikir tersebut, maka Allah Swt akan menghapus dosa-dosanya sebanyak apa pun. Hal ini menjadi bagian dari karunia Allah untuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa berzikir.
Dzikir ini pun termasuk pada dzikir di pagi dan sore hari sebab dalam hadis disebutkan “sehari”. Sebagaimana dikatakan pula dalam hadis Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu- bahwa Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Siapa yang mengucapkan ketika pagi dan sore hari, ‘Subḥānallāh wa biḥamdihi’ seratus kali, maka pada hari Kiamat tidak ada orang yang lebih baik dari apa yang dibawanya, kecuali seseorang yang mengucapkan seperti apa yang diucapkannya atau lebih dari itu.” (HR. Muslim).
Keutamaan Membaca Dzikir Subhanallah: Ketiga, Menjadi Ucapan yang Baik saat Merespon Suatu yang Buruk
Kalimat Subhanallah berarti Maha suci Allah. Sehingga kita bisa mengucapkannya saat mendengar atau melihat hal buruk. Ucapan ini seolah sebagai penegasan, “Allah Maha Suci dari keburukan tersebut”.
Keutamaan Membaca Dzikir Subhanallah: Keempat, Menjadi Kalimat yang Dicintai Allah Swt
Dari Abu Dzar RA “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Maukah aku beritahukan kepadamu perkataan yang paling dicintai oleh Allah? Sesungguhnya perkataan yang paling dicintai oleh Allah adalah, ‘Subhanallah Wa Bihamdihi’ (Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya).” (HR, Muslim.)
Kesimpulan
Demikianlah pemaparan tentang waktu yang tepat mengucapkan kalimat subhanallah serta keutamaannya yang perlu kita ketahui.
(FR – DINI)