AshefaNews – Orang tua berperan penting untuk anak. Peran orang tua dalam memaksimalkan pengajaran dan pendidikan kepada anak diusia dini. Kasih sayang dari orang tua pun sangat penting untuk pertumbuhan sang anak.
Memberikan contoh yang benar, seperti tutur kata dalam bicara dapat pula membantu anak untuk mengikuti jejak orang tuanya. Bagi setiap orang tua mungkin memiliki cara mendidik anak yang berbeda, namun pada hakikatnya landasannya haruslah sama yakni dari Islam.
Berikut ini 5 cara mendidik anak dalam Islam yang perlu diketahui:
Cara Mendidik Anak dalam Islam: Pertama, Mengajarkan Anak Beribadah
Cara mendidik anak yang paling mendasar dan paling penting ialah bagaimana pada akhirnya orang tua mampu membuat anaknya menjadi seorang hamba Allah Swt yang taat. Setiap orang tua dianjurkan untuk mengajarkan anak-anaknya beribadah. Membimbing sang anak untuk memahami nilai-nilai agama sejak usia dini.
Orang tua bisa mengajarkan anaknya beribadah dengan banyak cara yang sederhana, seperti mengajak sang buah hati ke masjid terdekat, belajar cara membaca iqra dan Alquran, mendengarkan tausiah ustad di media sosial, mendengarkan shalawat, atau membaca kisah para Nabi dan Rasul yang tauladan.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Alquran surah Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Arab-Latin: Laqad kāna lakum fī rasụlillāhi uswatun ḥasanatul limang kāna yarjullāha wal-yaumal-ākhira wa żakarallāha kaṡīrā.
Artinya, “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab : 21)
Cara Mendidik Anak dalam Islam: Kedua, Mengajarkan Akhlak pada Anak
Kemudian mengajarkan akhlak pada anak merupakan kewajiban bagi orang tua. Dari usia dini, anak diharuskan mengenal orang-orang di lingkungan sekitar (tetangga). Orang tua perlu mengenalkan sikap tolong-menolong, ramah pada teman, menjaga kebersihan, dan mempunyai sikap gotong royong.
Dengan mengajarkan akhlak akan membuat anak memiliki sikap sosial yang tinggi. Anak akan menjadi pribadi yang peduli dengan sesama dan ramah. Selain itu, orang tua juga perlu mengajarkan anak tentang adab. Misalnya, orang tua mengingatkan anak untuk bersikap sopan dan hormat pada yang lebih tua. Lalu ajarkan pula anak untuk menghargai pada yang lebih muda.
Ayat dan Hadits mengenai pendidikan akhlak dalam Al Quran juga dijelaskan tentang pendidikan akhlak. Seperti yang dijelaskan dalam surah Ali-Imran ayat 112 yang berbunyi:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ الْاَنْبِۢيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ
Artinya, “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi, tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.”
Dan surah Ali-Imran ayat 159-160 yang berbunyi:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ . إِن يَنصُرْكُمُ ٱللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۖ وَإِن يَخْذُلْكُمْ فَمَن ذَا ٱلَّذِى يَنصُرُكُم مِّنۢ بَعْدِهِۦ ۗ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ
Artinya, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.”
Cara Mendidik Anak dalam Islam: Ketiga, Mengajarkan Rasa Tanggung Jawab dalam Diri Anak
Cara mendidik anak selanjutnya adalah dengan mengajarkan sang anak untuk memiliki rasa tanggung jawab. Orang tua perlu mengajarkan anak dari usia dini untuk mengenal rasa tanggung jawab. Contoh yang paling sederhana, saat anak menunda mengerjakan tugas sekolah, maka sebagai orang tua sebaiknya perlu memberikan konsekuensi terhadap anak.
Cara Mendidik Anak dalam Islam: Keempat, Mengajarkan Anak untuk Membiasakan Diri Bersikap Sederhana
Orang tua pun perlu mengajarkan anaknya untuk membiasakan bersikap sederhana. Hal ini merupakan salah satu ajaran dari tauladan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Orang tua wajib mengajarkan anak-anaknya bersikap sederhana seperti Rasulullah yang memiliki kekuasaan tinggi bagi umat muslim. Namun, Rasulullah tidak memanfaatkan kekuasaan tersebut untuk keuntungan pribadi atau berbuat hal-hal buruk dan dzolim.
Orang tua dapat mengajarkan sang anak untuk bersikap sederhana seperti Rasulullah. Seperti, memakai pakaian yang sederhana namun tetap terlihat sopan dan bersih. Atau, orang tua dapat mengajarkan anak-anaknya untuk berpuasa. Hal ini juga termasuk dalam mengajarkan sang anak untuk bersikap sederhana dan juga dapat melatih anak untuk menahan hawa nafsu, haus, dan lapar.
Biasanya orang tua dapat mengajarkan puasa ketika sang anak berusia 6 tahun. Sang anak dapat berpuasa setengah hari, sebagai latihan. Anak dapat membatalkan puasa saat waktu azan Zuhur.
Di Indonesia sendiri, mayoritas orang tua muslim mengajarkan anak-anaknya untuk berpuasa setengah hari lalu dilanjutkan lagi hingga azan Magrib. Tentu dapat melatih anak untuk memiliki sikap yang sederhana dan juga sabar.
Cara Mendidik Anak dalam Islam: Kelima, Mengajarkan Tauhid kepada Anak
Ini adalah salah satu cara mendidik anak sesuai ajaran Rasulullah. Tauhid artinya, meyakini keesaan Allah. Baik dari zat, sifat maupun pekerjaan-Nya. Tauhid berasal dari kata kerja ‘wahhada yuwahiidu tauhiidin’. Safida dan Dewi Andayani dalam buku Aqidah dan etika dalam Biologi menjelaskan, kata tersebut merupakan akar dari kata kerja ‘wahhada’ yang artinya jadikannya satu.
Tujuan mempelajari ilmu tauhid adalah agar anak dapat mengenal Allah dan Rasul-Nya dengan dalil-dalil yang pasti. Menetapkan sesuatu yang wajib bagi Allah—sifat-sifat yang sempurna dan mengecualikan Allah dari sifat-sifat kekurangan yang dimiliki makhluknya.
Orang tua bisa mengajarkan anak berbagai jenis tauhid. Tauhid sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu: tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid asma-wa sifat. Pembagian ketiganya mengacu pada Alquran surah An-Nas.
Ajaran tauhid adalah landasan paling penting bagi umat Islam dan orang tua wajib mengajarkan tauhid pada anak-anaknya. Seperti yang disebutkan dalam Alquran surah Luqman ayat 13 yang berbunyi,
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.’”
Wallahu A’lam bishawab.
(GE – DIN)