6 pertandingan Final UCL Paling Dramatis

Bagikan:

AshefaNews – Pertandingan UCL atau Liga Champions Eropa merupakan ajang bergengsi tahunan di Eropa di mana tidak semua klub dapat berpartisipasi. Hanya klub-klub terbaik dari masing-masing negara yang memiliki kesempatan untuk berkompetisi di bawah naungan UEFA. Pertandingan Liga Champions selalu menawarkan cerita menarik dan mendebarkan, khususnya pada partai final di mana klub terakhir yang masih bertahan berjuang memenangkan pertandingan. Partai final selalu ditunggu oleh banyak penonton dari seluruh dunia karena menghadirkan pertandingan yang dramatis dan penuh tekanan. Bahkan di fase-fase sebelumnya, Liga Champions pernah menyajikan comeback dramatis, namun partai final selalu menjadi pertandingan yang paling ditunggu-tunggu. Berikut adalah beberapa pertandingan final UCL paling dramatis yang pernah diselenggarakan di Eropa.

1. Manchester United 2 – 1 Bayern Munchen (1999)

Pertandingan final Liga Champions 1998-1999 antara Manchester United dan Bayern Munich berlangsung sengit. Meskipun kurang diunggulkan, Manchester United mengalahkan Bayern Munich dengan skor 2-1 pada menit akhir. Mario Basler mencetak gol cepat pada menit ke-9 dan menjaga keunggulan hingga menit ke-90. Namun, perubahan tak terduga dibuat oleh pelatih Manchester United, Sir Alex F. Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer dimasukkan ke dalam tim dan Sheringham berhasil menyamakan skor menjadi 1-1 di menit ke-90, diikuti oleh gol kemenangan oleh Solskjaer pada masa injury time. Pertandingan ini menjadi momen bersejarah bagi Manchester United.

2. Liverpool 3 – 3 AC Milan (2005)

Laga final Liga Champions 2005 di Istanbul antara AC Milan dan Liverpool menjadi duel paling dramatis dalam sejarah kompetisi, di mana hasil akhir tidak akan menentu sampai peluit akhir berbunyi. AC Milan berhasil mencapai final setelah mengalahkan Manchester United, Inter Milan, dan PSV Eindhoven. Sementara itu, Liverpool mengalahkan Bayer Leverkusen, Juventus, dan Chelsea. AC Milan sempat unggul 3-0 pada babak pertama lewat gol-gol dari Paolo Maldini dan Hernan Crespo. Namun, Liverpool berhasil bangkit di babak kedua dan mencetak tiga gol untuk menyamakan kedudukan 3-3 melalui Steven Gerrard, Vladimir Smicer, dan Xabi Alonso. Setelah babak adu penalti, Liverpool keluar sebagai pemenang dengan skor 3-2 karena tiga pemain AC Milan gagal melakukan penalti.

3. FC Barcelona 2 – 1 Arsenal (2006)

Final Liga Champions 2006 dianggap sebagai salah satu final paling dramatis dalam sejarah. Arsenal berhasil mencapai final setelah mengalahkan tim kuat seperti Real Madrid, Juventus, dan Villarreal. Barcelona juga melaju ke final setelah mengalahkan Chelsea, Benfica, dan AC Milan. Pada awal pertandingan, Arsenal tampil sangat baik dan mampu mencetak gol melalui tendangan bebas Sol Campbell di menit ke-37. Namun, pada menit ke-18, kiper Arsenal Jens Lehmann diusir dari lapangan setelah menerima kartu merah. Robert Pires kemudian dimasukkan sebagai pengganti kiper. Barcelona mampu menyamakan kedudukan di menit ke-76 melalui gol Samuel Eto’o dan memenangkan pertandingan setelah gol kedua mereka dari Juliano Belletti di menit ke-80. Meskipun Arsenal berjuang keras, namun kalah dengan skor 1-2 dari Barcelona.

4. Bayern Munchen 1 – 1 Chelsea (2012)

Bayern Munchen sedang berada pada performa terbaik dan menjadi favorit untuk memenangkan Liga Champions pada tahun 2012. Pertandingan final dilaksanakan di Allianz Arena di Munchen, yang membuat Bayern merasa seperti bermain di kandang sendiri. Bayern Munchen berhasil mengalahkan FC Basel, Marseille, serta Real Madrid untuk  berhasil melaju hingga babak final. Sedangkan saat itu, Chelsea berhasil mengalahkan Napoli, Benfica, serta Barcelona untuk berhasil melaju hingga mencapai babak final. Chelsea mempunyai keberuntungan dan takdir dalam kemenangan mereka sejak leg kedua semifinal melawan Barcelona di Camp Nou. Pada pertandingan melawan Barcelona, Chelsea sebenarnya kesulitan menang, tetapi mereka berhasil melewati pertandingan itu dan memenangkannya. Hal yang sama terjadi dalam pertandingan final melawan Bayern Munchen. Chelsea tampil bertahan dengan sangat baik dan Bayern Munchen kesulitan mencetak gol. Hingga pada akhirnya, pemain Bayern Munchen yakni Thomas Muller berhasil memberikan keunggulan bagi Bayern pada menit ke-83.

Sepak bola, meskipun merupakan olahraga yang menyenangkan, tentu dalam hal ini harus membuat Bayern kecewa setelah pada menit ke-88 Juan Mata mengirimkan umpan sepak pojok yang dimaksimalkan oleh Didier Drogba. Chelsea pun berhasil meraih kemenangan melalui drama adu penalti, terutama setelah pemain Bayern Munchen Arjen Robben gagal mengeksekusi bola dengan baik. Sehingga, membuat klub Chelsea menjadi juara Liga Champions pada tahun 2012.

5. Bayern München 2 – 1 Borussia Dortmund (2013)

FC Bayern berhasil keluar sebagai juara Liga Champions Eropa setelah sebelumnya menjadi korban dari dua final dramatis. Di final tersebut, Bayern melawan tim yang berasal dari negara yang sama. Namun, Bayern tidak meremehkan kekuatan lawannya. Lawan yang dihadapi adalah Borussia Dortmund yang masih dilatih oleh Jurgen Klopp dan memiliki pemain hebat seperti Robert Lewandowski. Dortmund juga menyingkirkan Real Madrid di semifinal. Bayern sendiri sukses mengalahkan FC Barcelona dengan agregat telak 7-0. Kedua tim tampil menyerang sejak awal, namun tidak ada gol yang tercipta di babak pertama. Bayern berhasil membuka keunggulan pada menit ke-60 melalui gol Mario Mandzukic, namun Dortmund berhasil menyamakan kedudukan melalui penalti yang dieksekusi Gundogan. Bayern akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 2-1 setelah Arjen Robben mencetak gol pada menit terakhir waktu normal, dan Bayern menambah koleksi gelar mereka menjadi lima.

6. Real Madrid 4 – 1 Atletico Madrid (2014)

Pada final Liga Champions 2014, El Derbi Madrileno mempertemukan Real Madrid dan Atletico Madrid di Lisbon, Portugal. Real Madrid berhasil melaju ke final setelah menyingkirkan tiga klub Jerman berturut-turut, yaitu Schalke 04, Borussia Dortmund, dan Bayern Munchen. Sementara itu, Atletico Madrid berhasil menyingkirkan klub klub besar seperti AC Milan, Barcelona, serta Chelsea untuk berhasil mencapai babak final. Kedua tim sama-sama menghadapi tim-tim tangguh untuk bisa mencapai partai final. 

Laga final ini berlangsung sangat dramatis. Atletico Madrid lebih dulu mencetak gol lewat Diego Godin pada menit ke-36. Real Madrid berusaha membalas dan akhirnya berhasil menyamakan kedudukan pada masa injury time melalui sundulan Sergio Ramos. Pada babak extra time, Real Madrid tampil sangat agresif. Gareth Bale mencetak gol yang membuat Real Madrid unggul pada menit ke-110. Marcelo dan Cristiano Ronaldo juga mencetak gol untuk menutup kemenangan telak 4-1 bagi Real Madrid, dan berhasil memenangkan gelar Liga Champions ke-10 dalam sejarah klub, yang dikenal sebagai La Decima.

(GE – FKR)

Scroll to Top