Rehabilitasi Narkoba, Solusi Efektif Bagi Pecandu Narkotika

Bagikan:

AshefaNewsRehabilitasi Narkoba menjadi salah satu cara yang dilakukan agar bisa membantu pecandu narkoba kembali pulih. Mulai dari segi mental, fisik, spiritual, serta sosial yang mungkin telah mengalami kerusakan akibat efek dari zat tersebut.

Tidak hanya itu, rehabilitasi juga akan membantu para pecandu terbebas dari penyalahgunaan narkoba. Selain itu, juga akan menjaga diri mereka untuk tetap bersih dari paparan kembali zat berbahaya tersebut. 

Daftar Isi:

Saat seseorang terkena penyalahgunaan narkoba sampai menjadi kecanduan, maka efeknya tidak hanya pada fisiknya. Namun, juga pada ekonomi, mental sosial, sampai spiritualnya. 

Dampak narkoba terhadap fisik dan psikis juga akan memicu terjadinya kerusakan organ. Selain itu, adanya penurunan fungsi otak, kehilangan konsentrasi, serta berbagai macam masalah fisik lainnya. 

Sedangkan, efek terhadap mental pengguna lebih mengarah pada masalah kesehatan mental dan gangguan kepribadian. Obat terlarang ini juga bisa membuat penggunanya mengalami peningkatan agresivitas, serta kebingungan. 

Bahkan, akan adanya pandangan negatif dari masyarakat terhadap pemakai narkoba yang membuat mereka mendapatkan sanksi sosial dengan dikucilkan. Sebab, efek yang ditimbulkan tidak jarang juga akan meresahkan Masyarakat. 

Apa Itu Rehabilitasi Narkoba ?

Rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka
Rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka

Rehabilitasi Narkoba merupakan sebuah tahapan pemulihan yang bertujuan untuk memulihkan pengguna agar bisa terbebas dari narkoba. Rehabilitasi ini dilakukan secara terstruktur dengan metode serta program yang tepat.

Hal ini dilakukan untuk penyalahgunaan narkoba agar cepat pulih dari ketergantungan. Pada proses pelaksanaan dari rehabilitasi harus melalui beberapa tahapan yang benar dan memberikan program secara tepat.

Kegiatan rehabilitasi narkoba ini dibutuhkan niat yang kuat dan perlu waktu untuk mendapatkan pemulihan. Hal ini dilakukan agar pengguna narkoba dan pecandu narkoba bisa merasakan manfaat dari masa pemulihan yang telah dijalankan.

Nantinya, pengguna akan menjadi pribadi yang baru, lebih sehat, dan berproduktif. Rehabilitasi Narkoba juga dikenal sebagai proses menyeluruh untuk pemulihan pada individu yang mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. 

Bagi korban penyalahguna narkoba, ini juga menjadi solusi tepat untuk menyelesaikan masalahnya. Hal ini dapat membantu pengguna dan pecandu agar lepas dari ketergantungan narkoba / NAPZA yang telah dialaminya.

Mengenal Jenis-jenis Narkoba 

Jenis jenis narkoba mempunyai efek yang berbeda bagi kesehatan fisik maupun mental penggunanya. Oleh karena itu, kamu harus tahu berbagai jenis narkoba yang beredar di Indonesia beserta dampak negatifnya jika disalahgunakan.

Narkotika dan obat berbahaya (narkoba) merupakan obat-obatan terlarang yang akan menimbulkan efek buruk bagi kesehatan tubuh. Bahkan, akan menimbulkan penyakit mental yang semakin buruk, dan menyebabkan kecanduan yang kuat.

Namun, pada dasarnya beberapa narkoba mempunyai manfaat jika digunakan untuk tujuan medis dengan dosis yang tepat dan dalam pengawasan dokter. Akan tetapi, jika disalahgunakan, narkoba justru dapat membahayakan nyawa.

Ada beberapa jenis-jenis narkoba yang paling umum disalahgunakan di Indonesia dan dampaknya bagi kesehatan. Berikut ini sudah ada penjelasan terkait jenis-jenis narkoba.

1. Kokain

Kokain atau coke merupakan jenis narkoba yang sangat adiktif dan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Obat ini sebenarnya terbuat dari ekstrak daun tanaman koka yang berbentuk bubuk seperti kristal putih halus.

Obat ini dapat digunakan dengan melalui cara disuntik, dihisap, serta dihirup. Meskipun dapat dimanfaatkan dalam beberapa prosedur medis, namun kokain yang seringkali disalahgunakan untuk tujuan rekreasional.

Hal ini tentunya akan memicu otak melepaskan dopamin serta menciptakan rasa gembira untuk sesaat. Nantinya efek yang akan dirasakan bersifat sementara, seperti pengguna harus memakai kokain berulang kali.

Hal ini dilakukan untuk bisa mempertahankan sensasi gembira. Obat ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya beberapa masalah kesehatan. Berikut ini sudah ada beberapa masalah yang ditimbulkan dari kokain:

  • Kecemasan atau depresi, Aritmia;
  • Meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh;
  • Nyeri perut, Mual, kehilangan nafsu makan dan kekurangan gizi;
  • Kehilangan penciuman (anosmia), khususnya bila menggunakan kokain melalui hidung;
  • Penyakit HIV dan hepatitis C.

Efek samping dari penyalahgunaan kokain, seperti kejang, stroke, serangan jantung, henti napas, dapat terjadi kapan saja. Bahkan, kematian akibat adanya overdosis juga dapat terjadi pada pemakaian kokain.

Khususnya, jika pengguna mengkonsumsi alkohol secara bersamaan. Kokain juga diketahui bisa memicu perilaku buruk dan tidak terduga yang meningkatkan risiko terjadinya pelanggaran hukum.

2. Ekstasi

Ekstasi merupakan salah satu obat sintesis turunan obat amfetamin yang dikenal karena efek halusinasi dan stimulannya. Jenis narkoba ini sebenarnya berisiko tinggi jika disalahgunakan dan dapat menyebabkan ketergantungan.

Ekstasi diketahui bisa meningkatkan nafsu makan, suasana hati, energi, serta gairah seksual. Namun, saat efek tersebut berakhir, maka akan muncul beberapa gejala.

Gejala tersebut seperti kecemasan, kebingungan, depresi, dan gangguan tidur yang membuat penggunanya membutuhkan dosis tambahan. Selain itu, pemakaian ekstasi juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti:

  • Denyut jantung, tekanan darah meningkat, otot tegang;
  • Mual, penglihatan kabur, pusing, berkeringat atau kedinginan.

Dosis ekstasi yang berlebihan juga akan meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan serius. Misalnya saja seperti hipertermi, gangguan kerja jantung serta pembuluh darah. 

3. Ganja

Ganja lebih mengacu pada daun, bunga, batang, serta biji dari tanaman Cannabis sativa yang dikeringkan. Jenis jenis narkoba psikotropika dan zat adiktif ini terkenal sekali dengan sebutan “cimeng”.

Hal ini karena biasanya digunakan dengan cara menghisapnya seperti rokok. Lalu dapat dicampurkan ke dalam makanan, atau diseduh sebagai teh.

Ganja sebenarnya telah mengandung bahan kimia psikoaktif yang bisa bekerja pada otak. Bahkan, dapat menyebabkan perubahan pada sensasi tubuh, perasaan, gerakan, pemikiran, serta ingatan. 

Perubahan inilah membuat penggunanya merasa senang sesaat atau sering dikenal “high”. Bahan psikoaktif ini juga dapat menimbulkan efek ketagihan dan berbahaya bagi kesehatan secara keseluruhan. 

Ada beberapa efek berbahaya yang ditimbulkan dari penyalahgunaan ganja. Berikut ini sudah ada beberapa efeknya, seperti:

  • Gangguan kognitif (daya berpikir), gangguan pernapasan;
  • Peningkatan detak jantung dan risiko serangan jantung;
  • Mengalami depresi dan paranoid.

Sebagian negara, ganja dengan dosis dan kandungan tertentu bisa digunakan sebagai terapi tambahan untuk beberapa penyakit. Misalnya saja seperti penyakit Alzheimer’s, multiple sclerosis (MS), dan penyakit Crohn. 

Namun, di Indonesia, ganja lebih dikenal ilegal. Hal ini karena adanya risiko penyalahgunaan yang dinilai jauh lebih besar ketimbang manfaatnya.

4. Heroin

Heroin atau putaw merupakan salah satu jenis-jenis narkoba adiktif dari bunga opium poppy yang tumbuh di wilayah Asia, Meksiko, dan Amerika. Beberapa obat yang masuk golongan heroin bisa dimanfaatkan secara medis sebagai pereda nyeri. 

Bahkan, sifat pereda nyeri pada heroin ini sekitar 2–3 kali jauh lebih kuat dari morfin. Namun, apabila disalahgunakan, heroin bisa membuat penggunanya menjadi ketagihan sampai sulit berhenti dan menyebabkan efek samping yang berbahaya.

Jenis narkoba ini hadir berbentuk bubuk putih atau coklat yang dapat digunakan dengan cara disuntik, dihirup, serta dihisap. Efek langsung yang didapatkan dari penyalahgunaan heroin yaitu perasaan senang serta tenang.

Namun, setelah efek awal ini, para pengguna jadi tidak dapat berpikir jernih, bolak-balik merasa mengantuk serta terjaga. Selain itu, pengguna heroin juga akan mengalami efek samping lainnya, seperti:

  • Sulitnya bernapas, flushing atau kulit memerah disertai adanya sensasi yang hangat;
  • Mulut kering, mual, pupil menyempit;
  • Overdosis heroin dapat menyebabkan penggunanya mengalami hipotensi, bibir, kuku membiru, kaku otot, kejang, henti napas, sampai kematian.

5. Methamphetamine

Methamphetamine atau lebih dikenal sabu-sabu termasuk narkoba stimulan yang bisa bekerja pada sistem saraf pusat dan adiktif. Sabu-sabu sudah tersedia dalam berbentuk bubuk kristal putih, tidak berbau, dan pahit.

Biasanya, sabu-sabu dapat digunakan melalui cara ditelan, dihisap, atau disuntikkan. Penyalahgunaan jenis narkoba ini bisa juga menyebabkan berbagai efek samping, di antaranya:

  • Nafsu makan turun, napas lebih cepat!
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur;
  • Meningkatkan tekanan darah dan suhu tubuh;
  • Kulit gatal dan luka, mulut kering;
  • Gigi patah atau bernoda

Sama halnya seperti efek narkoba pada umumnya, penyalahgunaan sabu-sabu juga akan meningkatkan risiko terkena HIV/AIDS. Selain itu, timbulnya efek psikologis, misalnya saja seperti paranoid, cemas, bingung, dan berperilaku kasar.

Selain jenis-jenis narkoba yang sudah disebutkan di atas, masih ada narkoba lain yang saat ini disalahgunakan di Indonesia. Misalnya saja seperti morfin, mushroom, flakka, serta LSD.

Oleh karena itu, hindarilah penggunaan narkoba dengan alasan apa pun. Khususnya, dijadikan sebagai pelarian dari masalah hidup. 

Narkoba mungkin bisa menenangkan kamu untuk sementara waktu, namun setelah efek tersebut hilang. Maka narkoba akan merusak dan mengacaukan berbagai macam aspek dalam kehidupanmu.

Apabila sudah terlanjur kecanduan dan merasa kesulitan untuk berhenti, maka ingatlah bahwa tidak ada kata terlambat untuk berobat. Jadi, jangan pernah ragu untuk meminta bantuan dari dokter serta menjalani rehabilitasi narkoba.

Penyebab Penyalahgunaan untuk Narkoba/NAPZA

Penyebab penyalahgunaan narkoba diawali dengan adanya faktor ketidaksesuaian dari dalam diri (hati). Hal inilah yang mengakibatkan reaksi seseorang untuk bisa melakukan suatu tindakan tertentu (timbulnya sesuatu).

Lalu, apa saja yang menjadi penyebab seseorang menggunakan narkoba/napza? Perlu diketahui, ada banyak sekali faktor penyebab atau pemicu yang timbul dari seseorang untuk menggunakan narkoba.

Sebenarnya, setiap orang mempunyai batasan kemampuan berbeda untuk menolak ajakan dari lingkungan sekitar. Dimana orang tersebut menyuruh kamu untuk menggunakan narkoba tanpa memikirkan dampak penggunaan.

Oleh karena itu, kamu perlu sekali mengetahui beberapa penyebab dari penyalahgunaan Narkoba. Berikut ini sudah ada penyebab narkoba pada diri sendiri, seperti:

  • Rasa ingin tahu yang besar berasal dari dalam diri;
  • Keinginan mengikuti kebiasaan dari lingkungan sekitar (tren);
  • Agar bisa diterima suatu lingkungan pertemanan (yang berdampak buruk);
  • Keinginan untuk bisa merasakan kesenangan (coba-coba menggunakan);
  • Mampu menghindarkan diri dari permasalahan yang sedang dialaminya;
  • Pergaulan bebas yang tidak mengenal norma maupun aturan;
  • Ketidaktahuan terkait potensi timbulnya bahaya ketergantungan (adiksi) yang bisa dialaminya akibat menggunakan narkoba/napza;
  • Tidak dapat untuk menahan beratnya tekanan hidup serta psikologis yang sedang dialaminya dan hal lainnya.

Selain itu, juga ada faktor lingkungan yang berpotensi seseorang bisa menggunakan narkoba/napza. Berikut ini sudah penjelasan terkait faktornya, seperti:

  • Keharmonisan dan kenyamanan dalam suatu hubungan di lingkungan keluarga tidak dapat dirasakan;
  • Tidak mempunyai disiplin diri akibat lingkungan sekitar yang tidak bisa memberikan nasihat dan pengawasan;
  • Didapati berada di lingkungan sosial yang salah (berpotensi membawa dampak yang buruk). Lingkungan sosial ini biasanya meliputi: teman setongkrongan, teman main, lingkungan sekolah, dan lain-lain.

Ciri-Ciri Pengguna Narkoba

Salah satu ciri ciri pemakai narkoba secara umum yaitu sering berbohong, memanipulasi, mengalami perubahan fisik. Misalnya saja seperti pupil yang membesar, dan lain sebagainya.

Tanpa disadari, pengguna narkoba sebetulnya berkeliaran di sekitarmu dan membutuhkan bantuan uluran tangan untuk bisa lepas dari jeratan zat terlarang tersebut. Narkotika awalnya akan membuat penggunanya merasa senang.

Namun, secara perlahan, zat-zat ini akan memberikan efek samping yang membahayakan kepada orang ketika mengkonsumsinya. Pemakaian narkoba mungkin pada awalnya hanya sekedar coba-coba. 

Namun, lama-kelamaan narkoba akan menjerat kehidupan penggunanya dan membuatnya sulit untuk lepas dari zat tersebut. Menolong pengguna narkoba harus dilakukan agar mereka tidak semakin terjerumus dan mengakibatkan kematian. 

Untuk membantu orang yang terikat dengan narkotika, kamu tentunya perlu memahami ciri-ciri pengguna narkoba. Adapun ciri ciri pecandu Narkotika dan psikotropika sebagai berikut:

1. Perubahan penampilan fisik

Ciri pengguna narkoba, yaitu adanya perubahan penampilan fisik. Mulai dari segi pakaian, pengguna narkoba bisa saja berpenampilan rapi, namun tiba-tiba menjadi serampangan.

Pengguna narkoba juga akan mengalami beberapa perubahan fisik, seperti pupil membesar, lebih kurus, berkulit pucat, dan gigi membusuk. Bahkan, terlihat rambut yang lebih sedikit.

Selain itu, mempunyai luka yang tidak kunjung sembuh. Terakhir, mata tampak lebih kering atau berwarna merah. Jika sudah seperti ini perlu dilakukan langkah lebih lanjut seperti rehabilitasi narkoba.

2. Kesulitan menjalankan berbagai aktivitas

Ciri-ciri pengguna narkoba berikutnya, sulit menjalani berbagai aktivitas.  Narkotika memang bisa saja mengurangi energi emosional penggunanya sehingga membuat pengguna narkoba kesulitan dalam menikmati aktivitas yang menyenangkan.

Selain itu, waktu yang dimiliki oleh pengguna narkoba sebagian besar digunakan hanya untuk memikirkan atau mengonsumsi zat terlarang tersebut. Hal inilah yang membuat pengguna narkoba merasa tidak nyaman.

3. Suka berbohong dan memanipulasi

Ciri ciri pecandu narkoba jenis sabu yaitu suka berbohong dan memanipulasi. Nantinya, pengguna narkoba akan berbohong dan memanipulasi orang-orang di sekitarnya.

Hal ini dilakukan untuk bisa mendapatkan lebih banyak narkotika. Bahkan, ia juga akan memanipulasi kondisinya sehingga orang-orang di sekitarnya tidak ada yang menyadari beliau merupakan pengguna narkoba.

4. Mudah sakit

Ciri ciri pengguna narkoba dari segi fisik lainnya yaitu lebih rentan sakit. Hal ini karena narkotika akan menurunkan daya tahan tubuh pengguna.

Pengguna narkoba memang lebih mudah mengalami infeksi bakteri, dan pneumonia. Selain itu, juga mengalami pilek, flu, serangan alergi, serta penyakit lainnya.

5. Merasa malu dan bersalah

Ciri pengguna narkoba selanjutnya akan merasa malu dan bersalah terhadap tindakannya. Hal ini karena mengonsumsi zat terlarang tersebut. 

Akan tetapi, mereka masih perlu senyawa narkotika. Hal ini karena ada dorongan dari dalam dirinya akibat kecanduan.

6. Sakau

Sakau terjadi ketika pengguna narkoba tidak hanya mendapatkan asupan narkotikanya. Hal inilah yang menjadi ciri-ciri pengguna narkoba paling utama.

Jadi lebih mudah dikenali sebagai orang yang mengonsumsi narkotika. Saat sakau, ciri ciri fisik pengguna Narkotika akan mengalami gejala berupa sakit kepala.

Selain itu, menjadi sangat cemas, detak jantung makin cepat. Bahkan, akan mengalami serangan panik, menggigil, lemas, kram otot, serta insomnia. Apabila gejala ini terus berlanjut maka perlu tindakan rehabilitasi narkoba.

7. Tidak bertanggung jawab

Meskipun bukan hanya ciri-ciri pengguna narkoba yang utama. Namun, ciri-ciri pengguna narkoba yang cukup terlihat yaitu mengabaikan tanggung jawab.

Hal ini dilakukan demi mengutamakan narkotika. Contohnya saja, bolos sekolah, tidak mengurus anak, dan lain sebagainya.

8. Suasana hati yang berubah-ubah

Ciri-ciri pengguna narkoba yaitu suasana hati yang bisa berubah dengan cepat. Hal ini terjadi akibat dari ketidakseimbangan zat kimia dalam tubuh.

Pengguna narkoba bisa mengalami paranoia, mudah kesal, dan depresi. Selain itu, ada kecemasan yang muncul secara tiba-tiba.

9. Impulsif

Pengguna narkoba semakin lama akan makin sulit untuk berpikir secara logis, pada akhirnya cenderung memilih melakukan hal yang berisiko dan patut dipertanyakan. Hal ini juga yang menjadi ciri pengguna narkoba yang paling mudah dikenal. 

10. Sangat tertutup

Awalnya, pengguna narkoba merupakan seseorang yang terbuka, namun saat narkotika menjerat hidupnya, pengguna narkoba bisa menjadi sangat tertutup. Bahkan, akan melarang orang tua dan teman untuk masuk ke dalam kamarnya.

11. Mempunyai masalah keuangan

Tiba-tiba ingin meminjam uang tanpa alasan yang jelas juga dapat menjadi ciri ciri pemakai narkoba. Terkadang pemakai narkoba akan mencuri uang atau menjual barang yang dimiliki untuk beli narkotika.

12. Sering menyalahkan orang lain

Ciri-ciri pecandu narkoba yaitu sering menyalahkan orang lain. Pemakai narkoba juga cenderung menyalahkan orang lain terhadap setiap masalah yang dialami.

Selain itu, membuat berbagai macam alasan agar tidak terlihat salah. Hal inilah yang membuat dirinya merasa paling benar.

13. Melakukan tindakan kriminal

Pecandu narkoba juga akan melakukan berbagai macam cara untuk bisa mendapatkan narkotika secara impulsif. Salah satunya, dengan melakukan tindakan kriminal, seperti merampok, mencuri, dan sebagainya.

14. Halusinasi dan delusi

Ciri ciri pengguna Narkotika psikotropika dan zat adiktif ini akan muncul apabila adiksi yang dialami sangat parah. Pemakai narkoba bisa kehilangan kontak dengan realita, mulai berhalusinasi serta berdelusi.

Ciri-ciri pengguna narkoba yang ada di atas hanyalah indikator semata. Jadi bukan berarti orang yang mengonsumsi narkoba akan memiliki karakteristik di atas.

Hal yang paling baik yaitu dengan berbicara kepada orang yang dicurigai sebagai ciri-ciri pengguna narkoba secara empat mata. Selain itu, tidak melabraknya dengan kemarahan.

Dampak Penyalahgunaan Narkoba 

Rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka
Rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka

Dampak negatif merupakan sebuah perbuatan yang dilakukannya bisa menimbulkan akibat tertentu yang bersifat buruk. Pengguna narkoba yang ketergantungan narkoba pasti mempunyai dampak negatif penyalahgunaan narkoba, seperti:

1. Bagi Diri Sendiri

Ada beberapa dampak negatif penyalahgunaan Narkoba yang timbul jika dilihat dari segi kesehatan bagi pengguna Narkoba. Berikut ini sudah ada penjelasan terkait dampak fisik narkoba adalah:

  • Gangguan pada sistem saraf, jantung, sistem pencernaan;
  • Gangguan pada paru-paru, otak, pembuluh darah.

2. Dampak Penyalahgunaan Narkoba yang timbul secara tidak langsung

Sebenarnya, tidak hanya dampak negatif dari segi kesehatan saja yang dapat dirasakan oleh pengguna narkoba. Melainkan juga ada dampak negatif lainnya yang bisa terjadi pada diri pengguna dan pecandu narkoba.

  • Tidak pernah mensyukuri kehidupan yang sudah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa;
  • Tidak bisa menghargai waktu dan kesempatan untuk berkembang secara positif, karena waktu akan hilang begitu saja;
  • Hilangnya rasa kepercayaan yang diberikan oleh orang tua dan orang-orang sekitarnya;
  • Mencoreng harkat serta martabat keluarga;
  • Menjalani proses hukum akibat perbuatan yang telah melanggar ketentuan undang-undang;
  • Kehilangan masa depan dan karir;
  • Berpotensi untuk melakukan kejahatan yang membahayakan orang lain. 

3. Dampak Penyalahgunaan Narkoba Bagi Lingkungan Sekitarnya

Beberapa dibawah ini merupakan salah satu contoh dampak negatif yang bisa dirasakan oleh lingkungan sekitar pengguna. Berikut ini sudah ada penjelasan terkait dampak negatif dari penggunaan narkoba adalah:

  • Dapat memberikan rasa cemas dan kekhawatiran bagi masyarakat sehingga potensi kejahatan yang terjadi dilingkungan sekitar;
  • Lingkungan sekitar akan berpotensi menjadi area peredaran gelap narkoba/napza;
  • Dapat meningkatnya jumlah pengguna narkoba di lingkungan sekitar akibat adanya ajakan untuk memakai narkoba yang bisa dilakukan oleh pengguna;
  • Masih banyak sekali dampak negatif bagi lingkungan sekitar akibat dari perbuatan pengguna narkoba/napza.

Pelaksanaan Rehabilitasi Narkoba Terpadu

Rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka
Rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka

Pelaksanaan rehabilitasi narkoba sebenarnya wajib dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi. Dimana harus memberikan tahapan rehabilitasi yang benar dan program tepat bagi setiap individu pasien.

Kegiatan ini harus sesuai dengan rekomendasi rencana rawatan yang telah disusun untuk setiap pasien yang telah mengakses layanan pemulihan. Kegiatan ini juga dilakukan oleh penyelenggara yang mempunyai kompetensi.

Bahkan, akan ditangani oleh tenaga profesional bersertifikasi di bidang adiksi. Pelaksanaan rehabilitasi narkoba terpadu akan dibedakan berdasarkan dua metode.

Adapun rehabilitasi yang dilakukan adalah rehabilitasi medis dan sosial. Berikut ini sudah ada pengertian dan perbedaan dari kedua rehabilitasi tersebut.

1. Apa Itu Rehabilitasi Medis ?

Rehabilitasi medis narkoba adalah salah satu tindakan secara medis yang dilakukan oleh dokter, psikiater serta tenaga medis lainnya. Hal ini dilakukan untuk menentukan serta memberikan layanan rehabilitasi secara medis yang tepat.

Rehabilitasi narkoba ini akan dilakukan oleh setiap pasien melalui rekomendasi rencana rawatan secara medis bagi pasien. Rehabilitasi medis juga menjadi prioritas utama dan penting untuk dilakukan dalam memberikan layanan secara keseluruhan.

2. Apa Itu Rehabilitasi Sosial? 

Rehabilitasi narkoba Sosial merupakan suatu rangkaian program yang diberikan bagi pasien dengan tujuan refungsionalisasi fungsi sosial dari pasien. Program rehabilitasi sosial ini diberikan melalui beberapa pendekatan.

Pendekatan tersebut berbasis kebutuhan pasien, keluarga, komunitas serta kegiatan dukungan. Hal ini tentunya untuk memenuhi kebutuhan hidup, perawatan sosial, terapi fisik, dukungan keluarga, terapi mental spiritual dan lainnya.

Rehabilitasi sosial biasanya akan dilakukan setelah selesai program rehabilitasi narkoba secara medis. Jadi pasien rehabilitasi harus melakukan terapi medis terlebih dahulu.

Pentingnya Dukungan dari Orang Terdekat

Rehabilitasi Narkoba

Pada dasarnya, tidak terlalu sulit untuk menjadi seseorang yang bebas narkoba. Namun, yang menjadikan hal tersebut sulit yaitu konsistensi para pecandu untuk bisa berhenti memakai narkoba. 

Hal inilah yang menjadi alasan mengapa, dibutuhkan dukungan dari keluarga dan orang terdekat. Apalagi bagi pecandu yang ingin menjalani proses rehabilitasi narkoba

Biasanya, pecandu yang melalui proses rehabilitas dan mendapatkan dukungan penuh dari orang-orang terdekat, mempunyai tingkat kesembuhan lebih tinggi. Berbeda halnya, dengan pecandu yang tidak mendapatkan dukungan. 

Bahkan, setelah selesai menjalani rehabilitasi narkoba, diharapkan para pecandu selalu dalam kondisi sadar. Apabila sudah sadar pasti tidak lagi menggunakan narkoba untuk hal apa pun. 

Peran keluarga dalam hal ini yaitu membantu pengguna yang sudah melalui proses rehabilitas untuk bisa mempertahankan keadaan tersebut. Rehabilitasi narkoba mungkin menjadi proses yang sangat sulit.

Bahkan, berat bagi para pecandu untuk kali pertama. Namun, melalui adanya dukungan dan motivasi dari orang-orang terdekat, bukan tidak mungkin proses ini menjadi lebih mudah dilalui. 

Hal penting yang tidak boleh kamu lupakan, harus menghindari penggunaan narkoba untuk alasan apa pun. Apabila kamu sedang memiliki masalah dan ingin bercerita pada orang yang tepat, bisa minta bantuan psikolog.

Rehabilitasi narkoba sangat penting dilakukan bagi mereka yang sudah kecanduan obat-obatan terlarang ini. Maka dari itu, sangat penting bagi sekali untuk mengetahui tahapan-tahapannya. 

Sebelum membahas tentang rehabilitasi narkoba, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu tentang gejala seseorang yang mengalami ketergantungan narkoba. Akibat dari konsumsi obat-obatan terlarang ini tidak bisa dianggap remeh.

Berikut beberapa gejala ketergantungan narkoba yang harus dilakukan rehabilitasi:

  • Penggunaan obat-obatan secara berlebihan, terutama obat-obatan yang termasuk golongan NAPZA.
  • Jika berhenti mengonsumsi, korban akan mengalami gejala sakau, diantaranya gelisah, berkeringat, sakit perut luar biasa, kebingungan,sakit kepala, demam, serta kejang. 
  • Mengalami penurunan berat badan secara drastis dalam waktu singkat.
  • Pengguna narkoba tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, pola tidur, makan, dan interaksi sosial menjadi terganggu.
  • Korban menghindari diri dari orang lain dan menunjukkan gejala depresi (sedih, kelelahan luar biasa) atau mania (terlalu berenergi atau tidak bisa diam).
  • Sering mengalami mimisan.

Rehabilitasi narkoba menjadi faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan bagi yang akan mengakses layanan rehabilitasi ini. Selain itu, hal ini juga penting untuk menentukan tempat rehabilitasi yang tepat bagi pemulihan dari ketergantungan narkoba. 

3 Tahapan Rehabilitasi Narkoba di Ashefa Griya Pusaka

Rehabilitasi Narkoba

Tahapan dalam rehabilitasi narkoba wajib dilakukan dengan benar oleh penyelenggara rehabilitasi yang memiliki kompetensi. Selain itu, rehabilitasi narkoba juga harus dilakukan oleh dokter, psikiater, psikolog klinis serta tenaga profesional bersertifikasi di bidang adiksi. 

Ada tiga tahapan rehabilitasi narkoba yang harus dilakukan oleh panti rehab. Tahapan ini berdasarkan pada peraturan dari United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Rehabilitasi Medis

Rehabilitasi medis ini merupakan proses rehabilitasi narkoba secara medis, atau biasa juga disebut sebagai proses detoksifikasi. Pada tahap rehabilitasi ini, akan ada support system dari panti rehab yang akan memberikan tindakan medis pada korban penyalahguna narkoba. 

Selain itu, tim medis ini juga akan memutuskan apakah korban perlu diberi obat tertentu untuk menangani ketergantungannya. Hal ini terutama dilakukan saat korban mengalami gejala sakau. 

Dalam memberikan layanan rehabilitasi narkoba secara keseluruhan, rehabilitasi medis ini menjadi prioritas utama dan penting untuk dilakukan.

2. Rehabilitasi Sosial

Sesuai standar UNODC, rehabilitasi narkoba tahapan kedua ini adalah rehabilitasi sosial. Tahapan ini merupakan proses kontemplasi dan penyadaran agar korban dapat kembali pulih secara psikis dan mental.

Program rehabilitasi sosial ini diberikan melalui pendekatan berbasis kebutuhan, baik pasien, keluarga, komunitas. Selain itu diadakan pula kegiatan dukungan untuk memenuhi kebutuhan hidup, perawatan sosial, terapi fisik, dukungan keluarga, terapi mental spiritual, dan lainnya.  

Berdasarkan fakta, umumnya korban penyalahgunaan narkoba merupakan orang-orang yang membutuhkan “circuit breaker”. Mereka membutuhkan sesuatu yang dapat membuat hidupnya lebih menyenangkan. 

Beberapa masalah umum yang biasa dialami korban penyalahguna narkoba antara lain:

  • Mengalami trauma masa kecil
  • Mengalami masalah hukum, misalnya perceraian, perundungan, pernah mengalami tindakan asusila, dan lain sebagainya. 
  • Mengalami depresi.
  • Mengalami kesepian karena tidak memiliki seseorang yang dapat memahami perasaannya.

Oleh karena itu, rehabilitasi sosial bagi korban penyalahguna narkoba merupakan program reorientasi. Program ini bertujuan untuk memberikan konseling serta motivasi agar korban mau mengjalani hidup yang lebih berkualitas. 

Di Ashefa Griya Pusaka sendiri, program rehabilitasi sosial akan dilakukan oleh para support system yang berasal dari kalangan dokter, perawat, dan psikiater. Masing-masing dari mereka telah berlisensi di bidangnya. 

3. Rehabilitasi Bina Lanjut

Tahapan rehabilitasi narkoba yang terakhir adalah bina lanjut. Adapun tahapan ini merupakan proses monitoring atau peninjauan korban penyalahguna narkoba pasca terapi. 

Pada tahapan ini, panti rehab akan bekerjasama dengan keluarga.  Kerjasama ini dilakukan untuk melakukan pemantauan perkembangan korban setelah dinyatakan pulih. 

Ashefa Griya Pusaka melakukan tahapan-tahapan rehabilitasi narkoba bagi pasien secara terstruktur dan terintegrasi. Dengan demikian, tahapan yang dilakukan dapat bermanfaat bagi pasien serta lingkungannya.

Tahapan rehabilitasi yang diusung oleh Ashefa Griya Pusaka ini memiliki program pemulihan yang berkualitas bagi pengguna dan pecandu narkoba/NAPZA untuk mendapatkan pemulihan. Tahapan rehabilitasi yang diusung adalah 3P.

3P (pulih, Pengembangan Diri, dan Produktif)

Rehabilitasi Narkoba

Tahapan 3P dalam rehabilitasi narkoba ini dilakukan agar pasien dapat pulih secara menyeluruh dan dapat berguna di masyarakat. Berikut penjelasan Tahapan rehabilitasi narkoba 3P:

Pulih

Pada tahapan pertama ini, pasien akan difokuskan untuk menjalani dan mendapatkan pemulihan dari ketergantungan zat adiktif yang diderita. Adapun rangkaian kegiatan pada tahapan ini diantaranya, orientasi program, observasi/stabilisasi, atau detoksifikasi. 

Setelah menjalani tahapan ini dan pasien dinyatakan sehat, maka pasien akan menjalankan program rehabilitasi narkoba lainnya. Tahapan selanjutnya ini berdasarkan rencana rawatan yang telah diberikan pada pasien tersebut.

Pengembangan Diri

Pada tahapan kedua ini, akan dilakukan penggalian dan pengembangan potensi diri yang dimiliki oleh pasien tersebut. Pastinya setiap manusia memiliki potensi yang ada pada dirinya. Oleh karena itu, pada tahapan ini diharapkan pasien dapat berkembang. 

Selain itu, dalam tahapan pengembangan diri ini diharapkan adanya perubahan perilaku dan pasien menjadi mandiri. Dengan demikian, mereka dapat menjadi produktif setelah selesai menjalankan rehabilitasi narkoba secara keseluruhan.  

Produktif

Pada tahapan terakhir ini, pasien akan dipersiapkan tentang apa yang akan mereka lakukan agar bisa menjadi produktif. Setelah menyelesaikan semua tahapan dalam rehabilitasi ini, diharapkan pasien dapat berguna kembali dan dapat menjalani fungsi sosialnya di masyarakat.

Dengan menjadi seseorang  yang produktif, setidaknya ia akan menjadi pribadi baru dan dapat bertanggung jawab ada dirinya sendiri.

Program Rehabilitasi Narkoba

Program rehabilitasi ini merupakan serangkaian kegiatan yang diberikan pada pasien penderita penyalahguna narkoba. Kegiatan yang diberikan ini meliputi rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial secara komprehensif bagi pengguna narkoba dan pecandu narkoba. 

Semua tahapan ini akan didapatkan dengan mengakses layanan rehabilitasi di Ashefa Griya Pusaka yang berbasis “Kebutuhan Pasien” dan”Humanis”. Program pemulihan berkualitas yang diberikan ini bertujuan agar pengguna narkoba dan pecandu dapat lepas dari narkoba.

Selain itu, setelah menjalani semua rangkaian program ini, pasien diharapkan dapat menjalankan fungsi sosialnya kembali di masyarakat dan dapat menjadi seseorang yang produktif.

Ada beberapa komponen rehabilitasi narkoba yang menjadi program rehabilitasi di Ashefa Griya Pusaka. Berikut penjelasan tentang komponen-komponen tersebut:

Konsultasi

Konsultasi adalah tahap awal yang menjadi bagian dari layanan rehabilitasi narkoba di Ashefa Griya Pusaka. Konsultasi ini bisa dilakukan melalui Hotline. Selain itu, konsultasi bisa dilakukan dengan mengunjungi langsung ke setiap cabang facility Ashefa Griya Pusaka terdekat. 

Akan tetapi, kamu harus membuat janji terlebih dahulu agar mendapatkan waktu yang tepat untuk melakukan konsultasi tatap muka ini.

Tujuan diadakannya konsultasi pada tahap awal ini adalah untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang layanan rehabilitasi di Ashefa Griya Pusaka, mulai dari program hingga pelayanan pendukung yang diberikan. 

Dengan demikian, pasien dapat yakin jika Ashefa Griya Pusaka dapat menjadi solusi bagi pemulihannya. Calon pasien bisa melakukan konsultasi dengan dokter atau tenaga profesional di bidang adiksi. 

Pemeriksaan Pasien

Pemeriksaan pasien pada tahap awal ini merupakan bagian dari program rehabilitasi narkoba yang ada di Ashefa Griya Pusaka. Program ini sangat penting dilakukan guna mengidentifikasi gangguan zat pada pasien. 

Selain itu, program ini dilakukan untuk mendapatkan informasi awal yang terkait dengan riwayat pasien terhadap penggunaan zat hingga menimbulkan ketergantungan pada dirinya. Program pemeriksaan pasien ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Skrining

Skrining merupakan tindakan atau cara yang dilakukan untuk mengetahui perilaku serta kondisi pasien pada di awal mengakses layanan rehabilitasi narkoba. Pasien diharapkan menyampaikan keluhan-keluhan dan semua informasi yang terjadi secara jujur. 

Tahapan skrining pada pasien ini bertujuan untuk menyusun rencana perawatan bagi pasien dalam bentuk rekomendasi rencana rawatan.

2. Intake

Intake merupakan serangkaian proses administrasi yang harus dilakukan oleh pasien. Tahapan ini dilakukan sebelum pasien mengikuti rangkaian program rehabilitasi yang akan dijalani. Tujuan dari tahap intake ini adalah agar pasien dapat memberikan informasi secara lengkap.

3. Asesmen 

Asesmen merupakan tindakan penilaian untuk mengetahui kondisi pasien secara tepat akibat penyalahgunaan obat yang dikonsumsinya. Tahapan asesmen dilakukan dengan cara wawancara, observasi serta pemeriksaan fisik dan psikis pasien. 

Tahap asesmen ini dilakukan oleh asesor yang bersertifikasi dengan dokter dokter sebagai penanggung jawabnya.

Rencana Rawatan Pasien

Rencana perawatan pasien ini diberikan untuk pasien yang akan mengakses layanan pada program rehabilitasi narkoba sekaligus menjadi program terpenting dari program pemulihan. 

Program ini disusun berdasarkan pertimbangan kebutuhan pasien.hasil dari rencana rawatan ini adalah dalam bentuk rekomendasi. Dari program ini akan diperoleh informasi apakah pasien tersebut direkomendasikan untuk mengikuti program rawat inap atau rawat jalan. 

Program rawatan pasien ini akan disusun oleh dokter serta tenaga profesional lainnya di bidang adiksi.

Orientasi Program

Orientasi program merupakan penyampaian informasi yang dilakukan oleh tenaga profesional kepada pasien yang akan mulai mengakses layanan rehabilitasi narkoba. 

Adapun informasi yang diberikan meliputi aturan-aturan yang berlaku selama menjalankan program serta pemberian informasi lainnya yang terkait.

Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pada tahap rehabilitasi narkoba yang pertama, pasien akan diperiksa secara keseluruhan, baik fisik maupun mental oleh dokter terlatih. Pihak dokter yang memeriksa tersebut akan memutuskan apakah pasien perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat yang diderita.

Pemberian obat pada pasien tergantung dari jenis NAPZA serta berat ringannya gejala yang ditimbulkan dari putus zat ini.

Pemeriksaan kesehatan secara berkala ini penting dilakukan bagi setiap pasien. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien, sehingga pasien dapat menjalankan program rehabilitasi ini dengan kondisi sehat. 

Pada tahap ini, pemeriksaan kesehatan akan dilakukan oleh dokter umum dan dilakukan selama pasien sedang menjalani program pemulihannya. Selain itu juga didampingi oleh perawat yang bertugas setiap harinya.

Layanan ini akan memudahkan pasien untuk bisa mengakses layanan kesehatan selama pasien menjalani program rawat inap.

Asesmen Medis Berkala

Asesmen merupakan tindakan penilaian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi pasien akibat penyalahgunaan narkoba. Asesmen yang dilakukan meliputi aspek medis dan aspek sosial.

Bagaimana cara asesmen program rehabilitasi narkoba ini dilakukan? Asesmen dilakukan melalui wawancara, observasi, serta pemeriksaan fisik dan psikis klien. Dalam tahapan ini, asesmen dilakukan oleh asesor yang tersertifikasi dan dokter sebagai penanggung jawab.

Asesmen pada pasien ini dilakukan secara tiga tahap, yaitu saat sebelum, sedang,dan setelah melaksanakan program rehabilitasi narkoba. Asesmen medis secara berkala ini penting sangat penting dilakukan. 

Tujuan dari asesmen medis secara berkala ini adalah untuk menggali semua informasi dari pasien yang terkait dengan ketergantungan narkoba yang telah ia derita. Selain itu, asesmen bertujuan untuk menilai perubahan dan perkembangan pasien saat menjalani program ini.

Detoksifikasi

Detoksifikasi merupakan proses atau tindakan medis untuk membantu pasien rehabilitasi narkoba dalam mengatasi gejala putus obat atau NAPZA. Pada tahapan ini, pasien akan diperiksa seluruh kesehatan fisik dan mental oleh dokter.

Detoksifikasi di Ashefa Griya Pusaka dilakukan secara natural serta mendapatkan pengawasan dari tenaga medis. Hal ini merupakan tindakan atau upaya yang dilakukan oleh pasien agar bisa mengeluarkan racun dalam tubuh akibat penggunaan zat yang telah dilakukannya.

Dalam pelaksanaannya, pada tindakan detoksifikasi secara natural ini, pasien akan mengalami rasa sakit atau sakau terhadap zat. Rasa sakit ini akan dirasakan hingga hari ke-5. Akan tetapi, saat memasuki hari ke-6, rasa sakit yang dialami pasien akan mereda hingga hari ke-14. 

Tindakan detoksifikasi secara natural ini akan terasa lebih lembut. Hal ini dikarenakan detoksifikasi dilakukan langsung oleh pasien tersebut. Setelah detoksifikasi,pasien akan mulai terasa lebih sehat serta bisa mengembalikan metabolisme dalam tubuh yang rusak.

Cold Turkey

Pasien menghentikan putus zat secara langsung atau seketika. Tindakan ini diberikan kepada pasien dengan pengawasan dokter serta tenaga medis lainnya selama 24 jam.

Program Rawat Inap

Program ini dilakukan oleh setiap pasien dan dilakukan setidaknya 3 x 1 bulan dengan rawat inap. Program rehabilitasi rawat inap ini akan disesuaikan dengan kebutuhan pasien serta berdasarkan rencana rawatan setiap pasien. 

Program Rawat Jalan

Program ini diberikan kepada pasien berdasarkan rekomendasi rencana rawatan dalam menjalankan program rehabilitasi narkoba tanpa rawat inap. Layanan program rawat inap yang ada di Ashefa Griya Pusaka antara lain:

1. Rawat Jalan Intensif

Rawat jalan ini dilakukan  selama 16 pertemuan selama 2 bulan. Program ini diberikan oleh para ahli yang sudah tersertifikasi, yaitu dokter umum, psikiater, psikolog klinis, dan konselor.

2. Rawat Jalan Reguler

Rawat jalan ini dilakukan selama 8 pertemuan selama 2 bulan. Program ini diberikan oleh dokter umum, psikiater, psikolog klinis, dan konselor yang masing-masing dari mereka telah tersertifikasi.

Konseling Medis

Konseling medis merupakan tindakan interaksi antara dokter, psikiater, dan pasien. Konseling ini bertujuan untuk membantu pasien rehabilitasi narkoba keluar dari permasalahan kecanduan narkoba secara efektif. Hal ini penting dilakukan agar tenaga medis dapat mempersiapkan kebutuhan pasien.

Konseling Psikiater

Konseling psikiater penting dilakukan karena adiksi merupakan penyakit otak kronis yang harus ditangani secara tepat. Penanganan ini harus dilakukan oleh tenaga profesional yang berkompeten menangani pasien tersebut.

Konseling Psikolog Klinis

Sesi konseling ini dilakukan untuk mencari tahu alasan pasien mulai menggunakan narkoba hingga mencari solusi terhadap penyelesaian masalah tersebut.

Individual Treatment

Program ini merupakan rencana rawatan yang diberikan olah masing-masing pasien. Hal ini dilakukan karena kebutuhan setiap pasien berbeda-beda. Rencana rawatan disusun berdasarkan kebutuhan setiap individu pasien.

Konseling Individu

Konseling individu dilakukan secara rutin oleh psikolog klinis, psikiater, dan konselor profesional. Saat sesi ini, pasien bisa terbuka untuk menceritakan permasalahan adiksi, penyebab, dan keinginan pasien untuk mendapatkan pemulihannya.

Sesi Edukasi

Pada rehabilitasi narkoba diadakan juga sesi edukasi. Sesi ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pasien secara bersama-sama untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman, serta informasi yang benar tentang bahaya narkoba, pola hidup sehat, dan lain sebagainya.

Pemateri pada sesi ini adalah dokter, psikolog, tenaga profesional, dan lainnya. Dengan adanya sesi ini, diharapkan pasien dapat memahami bahaya narkoba. Selain itu, diharapkan pasien dapat pulih seutuhnya.

Family Dialogue

Program rehabilitasi narkoba tidak hanya dilakukan pada pasien yang mengalami ketergantungan narkoba, namun juga memberikan edukasi pada keluarga pasien. Edukasi ini dilakukan agar keluarga dapat menjaga anggota keluarganya yang telah pulih dari ketergantungan narkoba.

Kegiatan Keagamaan

Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan agama dan kepercayaan pasien. Tujuannya adalah agar mendapatkan kesehatan batin dari pasien dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

Wellness & Holistic

Terapi non-medis ini bertujuan untuk menyeimbangkan kondisi mental, fisik dan pikiran. Teknik holistik dilakukan melalui beberapa aktivitas, seperti yoga, meditasi, terapi pijat, konseling, terapi rekreasi, zumba, boxing, dan gym. 

Dengan dilakukannya terapi ini diharapkan dapat membantu pasien rehabilitasi narkoba untuk mengidentifikasi penyebab penggunaan NAPZA, memperkuat pengendalian diri serta meningkatkan kualitas kesehatan.

Family Support Group (FSG)

FSG merupakan kelompok yang beranggotakan keluarga para mantan pasien yang telah mengakses layanan rehabilitasi di Ashefa Griya Pusaka.kegiatan ini untuk memberikan dukungan bagi pasien yang sedang menjalankan program agar bisa pulih. 

Outing

Outing biasanya dilakukan secara bersama-sama. Pada kegiatan ini pasien bisa refreshing sambil melakukan konseling dengan konselor.

Rekreasi

Tujuan dilakukannya program ini adalah agar pasien tidak merasakan bosan. Program rekreasi bisa dilakukan di dalam maupun luar facility.

Saturday Night Activity (SNA)

Kegiatan ini dilakukan di dalam facility. Pasien bisa bermain music bersama sambil melakukan barbeque dan aktivitas menyenangkan lainnya. Tujuan dari program ini adalah agar pasien bisa lepas dari rutinitas selama menjalankan rehabilitasi narkoba.

Metode yang Digunakan Dalam Program Rehabilitasi Narkoba

Ada beberapa metode rehabilitasi narkoba yang dijalankan di Ashefa Griya Pusaka, yaitu:

Simtomatik

Terapi ini adalah metode pemisahan dengan cara memperhatikan gejala yang dialami langsung oleh korban. Program ini cukup sederhana, namun membutuhkan tenaga medis yang sudah ahli dibidangnya.

Counseling

Ashefa Griya Pusaka memberikan peer-counseling kepada korban penyalahguna narkoba. Sistem ini dilakukan melalui langkah konsultasi pasien dengan tim medis yang hasilnya dapat membantu dokter menentukan strategi pemulihan yang tepat. 

CBT (Cognitive Behavioral Therapy)

CBT merupakan bentuk psikoterapi yang bertujuan untuk membantu mengubah cara berpikir kognitif dan cara bertindak pasien. CBT lebih dikenal sebagai terapi kognitif perilaku. 

Terapi ini untuk membantu membantu seseorang mengubah sudut pandang dan cara menghadapi masalah.

Kebutuhan Pasien (Tailor Made Program)

Program ini adalah tim medis akan fokus untuk membuat program khusus yang berfokus pada kebutuhan pasien. Tim medis akan menganalisis kebutuhan pasien selama masa rehabilitasi narkoba.

Metode 12 Langkah

Metode 12 langkah adalah fasilitas terapi berkelanjutan dengan 12 prinsip, yaitu:

  • Honesity (kejujuran), adanya keinginan pulih dari narkoba.
  • Faith (keyakinan bisa pulih)
  • Surrender (tidak ingin lagi melakukan hal-hal yang menyakitkan diri sendiri).
  • Soul searching (pencarian identitas diri).
  • Integrity (mau mengakui kesalahan)
  • Acceptance (menerima trauma masa lalu)
  • Humility (mau menerima bantuan dari orang lain)
  • Willingness (meminta maaf dan menebus kesalahan)
  • Forgiveness (memaafkan orang lain)
  • Maintenance (mau memperbaiki diri)
  • Making contact (menjalin kembali hubungan dengan orang lain)
  • Service (bersedia menawarkan bantuan).

Berapa Lama Rehabilitasi Narkoba?

Durasi ini tergantung pada rencana rawatan. Hal ini tentu tidak sama antara satu pasien dengan pasien lainnya. Berikut durasi rehabilitasi narkoba yang dilakukan di Ashefa Griya Pusaka:

Durasi Program Rawat Inap

Program ini dilakukan setidaknya 3 bulan bahkan bisa lebih. Pada bulan pertama dilakukan pemulihan, bulan kedua dilakukan pengembangan diri, dan bulan ketiga dilakukan untuk melatih produktivitas pasien.

Durasi Program Rawat Jalan

Rehabilitasi narkoba rawat jalan dilakukan tanpa rawat inap. Ada dua pilihan layanan yang disediakan Ashefa Griya Pusaka, yaitu:

1. Rawat Jalan Intensif

Program ini dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan, yaitu:

  • 2 pertemuan dokter umum
  • 4 pertemuan psikiater
  • 4 pertemuan psikolog
  • 6 pertemuan konselor

2. Rawat Jalan Reguler

Program Ini dilakukan sebanyak 8 pertemuan, yaitu:

  • 1 pertemuan dokter umum
  • 2 pertemuan psikiater
  • 2 pertemuan psikolog

Bagaimana Proses Rehabilitasi Narkoba

Proses rehabilitasi terhadap pasien penyalahguna narkoba merupakan langkah demi langkah yang harus dilakukan dalam menjalankan program pemulihan. Pada proses ini, akan ada banyak kemungkinan hambatan yang akan timbul, baik dari pasien maupun dari keluarganya.

Proses rehabilitasi narkoba yang akan dilakukan meliputi:

1. Pra-Kontemplasi

Pada tahap ini,korban masih mengalami denial dan memaksakan kehendak,terutama saat sedang mengalami sakau. Biasanya terjadi di awal proses rehabilitasi. Tenaga profesional akan melakukan pendekatan yang sesuai agar dapat lebih memahami pasien.

Pada tahap ini, ada 4 karakteristik paling umum dari para pasien, yaitu:

  • Rebellious pre-contemplator: bersikeras tidak mau melepaskan ketergantungan terhadap narkoba.
  • Unmotivated/ reluctant precontemplator: tidak memiliki motivasi untuk melepaskan ketergantungan.
  • Resigned pre-contemplator: menyerah dengan keadaan karena merasa tidak akan bisa pulih.
  • Rationalizing pre-contemplator: menganggap ketergantungan narkoba bukan masalah sehingga sering bersikap abai.

2. Kontemplasi

Pada tahap ini, korban mulai menyadari bahaya penggunaan narkoba. Namun, masih merasa tidak akan bisa pulih dari ketergantungan, terutama saat mengalami gejala sakau.

3. Penyadaran Diri

Setelah proses rehabilitasi berlangsung, pasien akan berangsur-angsur memiliki keinginan berubah. Salah satu tandanya adalah kemauan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial di panti rehab. 

4. Perubahan Sikap

Pada tahap ini, pasien mulai menampakkan karakter aslinya sebelum mengalami ketergantungan. Keseluruhan sikap dan juga emosinya akan berubah secara bertahap. Pasien sudah mau menolak obat-obatan terlarang dengan tegas meskipun masih mengalami sakau.

5. Menghadapi Kekambuhan dan Bebas Sepenuhnya

Di tahap ini, pasien rehabilitasi narkoba sudah terbiasa mengalami sakau dan berusaha sendiri menghadapinya. Pasien sudah bisa kembali beraktivitas secara total dalam masyarakat dan dapat menjalani aktivitas harian seperti biasa.

Biaya Rehabilitasi Narkoba

Biaya rehabilitasi narkoba merupakan harga pelayanan yang harus dibayarkan untuk menjalankan serangkaian kegiatan rehabilitasi di Ashefa Griya Pusaka. Besaran biaya tergantung pada “paket layanan” yang dipilih dan fasilitas rehabilitasi yang ditentukan oleh calon pasien.

Adapun paket layanan rehabilitasi narkoba yang ada di Ashefa Griya Pusaka, yaitu suite room, vvip, vip, dan executive. Setiap paket yang dipilih akan mendapatkan pelayanan yang berbeda. Hal ini juga disesuaikan dengan kebutuhan pasien yang sedang menjalani rehabilitasi.

Ashefa Griya Pusaka sebagai pusat pelayanan rehabilitasi narkoba memiliki tarif layanan yang bisa dipilih sendiri oleh calon pasien. 

Tips memilih Tempat Rehabilitasi Narkoba

Memilih tempat rehabilitasi untuk orang yang mengalami kecanduan narkoba tentu saja tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan agar tujuan rehabilitasi bisa tercapai dengan baik.

Saat kita mendapati orang terkasih seperti teman, saudara, atau bahkan keluarga yang harus berjuang untuk melepaskan diri dari jerat narkoba, tentu ada keinginan dalam diri untuk membantunya agar bisa kembali sehat dan pulih seperti dulu lagi.

Sayangnya, keinginan tersebut tidak jarang gagal karena kesalahan kita dalam memilih tempat rehabilitasi narkoba. Jika kamu memiliki orang terdekat yang membutuhkan rehabilitasi, maka perhatikanlah beberapa tips berikut ini:

1. Tentukan Seberapa Besar kebutuhan Rehab

Kasus kecanduan narkoba yang bisa dialami oleh seseorang sering kali berbeda-beda tergantung tingkat keparahan kasus, seberapa lama mengalami kecanduan, kondisi fisik, kondisi psikis, dan beberapa kondisi medis lainnya.

Pada kasus kecanduan ringan, umumnya dokter akan menyarankan proses pemulihan dengan cara rehabilitasi narkoba sendiri. Kondisi ini biasanya terjadi pada kasus kecanduan satu jenis drug dengan penggunaan reguler.

Akan berbeda lagi penanganannya jika kasus kecanduan yang terjadi lebih parah lagi, tentu opsi rehabilitasi narkoba wajib dilakukan. Pada kasus ini, biasanya pecandu narkoba sudah menggunakan dua atau lebih jenis drug.

Selain itu, penggunaan drug dalam jumlah banyak juga sering kali membuat kondisi kesehatan pecandunya semakin parah lagi. Hal inilah yang membuatnya sulit untuk disembuhkan sekalipun dengan menjalani rehabilitasi.

2. Pertimbangkan Jangka Waktu Rehab dan Jenis Perawatan

Dalam menjalani masa rehabilitasi, kita perlu menyadari jenis perawatan apa saja yang dibutuhkan oleh si pecandu. Umumnya, tempat rehabilitasi narkoba swasta ataupun pemerintah akan memberikan dua jenis rehabilitasi kepada pasien.

Kedua jenis rehabilitasi tersebut meliputi rehabilitasi medis dan juga sosial. Rehabilitasi medis akan diberikan oleh dokter, psikiater dan juga beberapa tenaga medis lain guna melakukan pemeriksaan dan penentuan jenis perawatan untuk pasien.

Sementara rehabilitasi sosial diberikan kepada pasien yang terganggu fungsi sosialnya akibat kecanduan obat-obatan terlarang. Pendekatan yang dilakukan untuk perawatan ini bernasi kebutuhan pasien, komunitas, keluarga, hingga spiritual.

Perawatan itulah yang nantinya akan menentukan lamanya masa rehabilitasi narkoba pada pasien. Buatlah list kebutuhan perawatan pasien yang sekiranya dibutuhkan. Kamu juga bisa bernegosiasi tentang lamanya perawatan dengan pihak rehabilitasi.

3.  Fasilitas yang Diberikan

Pasien yang mengalami kecanduan narkotika umumnya membutuhkan waktu yang relatif lama agar bisa kembali pulih. Dalam hal ini, rehabilitasi adalah solusi terbaik untuk mendampingi mereka dalam mencapai tujuan tersebut.

Pada praktiknya, pasien masih sangat rentan mengalami kekambuhan meskipun sudah mengalami perbaikan sebelumnya. Karena itu, pendampingan dari pusat rehabilitasi masih sangat dibutuhkan dalam beberapa waktu ke depan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui sejauh mana fasilitas yang akan diberikan oleh pusat rehabilitasi kepada pasien. Apakah pusat rehabilitasi tersebut memiliki fasilitas aftercare setelah masa rehabilitasi selesai.

Semakin lengkap fasilitas yang diberikan, tentu akan berdampak baik bagi pasien. Fasilitas tersebut bisa meliputi banyak hal, mulai dari layanan pemeriksaan medis, konsultasi, hingga tempat tinggal pasien.

4. Lingkungan dan Lokasi Pusat Rehabilitasi

Penentuan lokasi juga perlu menjadi pertimbangan saat ingin memilih tempat rehabilitasi narkoba bagi pasien. Pertimbangan ini didasarkan pada kondisi pasien yang bersangkutan, apakah perlu berada jauh dari rumah atau harus berdekatan.

Lokasi rehabilitasi yang jauh dari rumah bisa jadi membuat pasien merasa dikucilkan sehingga berdampak pada kondisi psikisnya. Apalagi jika intensitas pertemuannya dengan pihak keluarga cukup jarang atau bahkan tidak pernah terjadi.

Di lain sisi, kondisi pasien yang mengalami kasus kecanduan yang cukup parah terkadang membutuhkan penanganan lebih intens. Berada jauh dari pihak keluarga justru bisa menghasilkan waktu pemulihan yang lebih cepat.

Oleh karena itu, sangat penting mengenali seberapa parah kasus kecanduan yang dialami si pasien. Dari situ, kamu juga bisa menentukan lokasi pusat rehabilitasi yang tepat untuk mempercepat proses pemulihannya.

5. Biaya yang Dibutuhkan

Terakhir, pertimbangan dari segi budget tentu akan menjadi keputusan final dalam menentukan lokasi rehab. Mengingat rehabilitasi medik adalah prioritas utama yang akan diberikan pada pasien, tentu kamu harus mempertimbangkan hal ini matang-matang.

Pihak rehabilitasi biasanya akan memberi rekomendasi terkait perawatan apa saja yang sebaiknya diterima oleh pasien. Pilihlah rekomendasi yang memang dibutuhkan pasien, tetapi secara biaya masih sanggup untuk dipenuhi.

Beberapa tempat bahkan menyediakan paket layanan tertentu sehingga bisa disesuaikan dengan besaran budget yang kamu miliki. Dengan begitu, orang terdekatmu bisa mendapatkan penanganan dengan baik.

Pastikan biaya yang harus dikeluarkan tidak memberatkan keuangan keluarga secara keseluruhan. Jika sampai mengganggu stabilitas ekonomi keluarga, potensi pecandu untuk kembali kambuh malah semakin besar.

Tempat Rehabilitasi Narkoba di Jakarta

Jika kamu ingin mencari tempat rehabilitasi narkoba terbaik di Indonesia, maka salah satu pilihannya adalah di Ashefa Griya Pusaka. Sebagai pusat rehabilitasi swasta terbaik, tempat ini memiliki fasilitas yang terbilang lengkap.

Tak hanya itu saja, Ashefa Griya Pusaka juga sudah tersebar di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta. Bagi kamu yang membutuhkan pusat rehabilitasi narkoba di wilayah Jakarta, maka beberapa cabang berikut bisa menjadi pilihannya:

1. Ashefa Griya Pusaka Margasatwa (Premium)

Terletak di Jakarta Selatan, cabang Margasatwa sudah menjadi rujukan dari berbagai kota di sekitarnya. Pusat rehabilitasi narkoba Bogor, Depok, hingga Tangerang merupakan kota-kota yang biasanya merujuk pasiennya ke tempat ini.

Dengan fasilitasnya yang terbilang lengkap, pusat rehabilitasi di Ashefa Griya Pusaka Margasatwa diharapkan mampu menjadi pendamping bagi para pasien pecandu narkotika agar bisa kembali pulih seperti sedia kala. 

Alamat: Jl. Margasatwa Nomor 46, Jagakarsa, Jakarta Selatan (12620) – RT 02/RW 06

Nomor HP: 0813 4646 8888

Alur Layanan:

Skrining > Asesmen > Observasi Asesmen > Rencana Intervensi

Tahap Asesmen terdiri dari:

  • Asesmen lanjutan 
  • Pemeriksaan Medis Berkala (Farmasi)
  • Psikiatri
  • Psikologi (konseling keluarga/pasangan)
  • Konseling Adiksi (orientasi program & lingkungan)
  • Holistic Care.

Pada tahap perencanaan intervensi, akan ada beberapa pilihan perawatan yang direkomendasikan, yaitu Rawat Inap, Rawat Jalan Reguler, Rawat Jalan Intensif, dan Aftercare.

Paket Layanan Rehabilitasi:

Menjalani rehabilitasi di Ashefa Griya Pusaka Margasatwa ibaratkan menginap di hotel bintang 5. Sanga cocok untuk memfasilitasi orang terdekatmu untuk kembali pulih dari jerat kecanduan obat-obatan terlarang.

Adapun paket layanan rehabilitasi di tempat ini terdiri dari paket Suite Room, VVIP, dan VIP. Lengkapnya fasilitas yang diberikan bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita masing-masing.

Suite Room: Kapasitas 1 orang dengan fasilitas PREMIUM.

  • Tempat Tidur King Size
  • AC
  • Wifi
  • TV
  • Bath Room & Water Heater
  • Work Spcae
  • Jacuzi
  • Sofa & Table
  • Walk-in Closet
  • Balcony

VVIP: Kapasitas 2 orang dengan fasilitas PREMIUM.

  • Tempat Tidur Queen Size
  • AC
  • Wifi
  • TV
  • Bath Room & Water Heater
  • Sofa & Table
  • Work Space
  • Wardrobe

VIP: Kapasitas 3 orang dengan fasilitas PREMIUM.

  • Tempat Tidur Queen Size
  • AC
  • Wifi
  • TV
  • Bath Room & Water Heater
  • Wardrobe
2. Ashefa Griya Pusaka Antasari

Alamat: Jl. Pangeran Antasari Nomor 46, Cipete, Jakarta Selatan (12410) – RT 02/RW 02

Nomor HP: 0813 4646 8888

Terletak di Jl. Antasari, pusat rehabilitasi satu ini juga menawarkan layanan rehab yang cukup nyaman bagi pasien. Kamu masih bisa mendapatkan fasilitas premium meskipun bukan paket yang tertinggi.  

Paket Layanan Rehabilitasi:

Executive Room: Kapasitas 4 orang dengan fasilitas PREMIUM.

  • Single Bed
  • AC
  • Wardrobe
  • Wifi
3. Ashefa Griya Pusaka Cengkareng

Bagi kamu yang tinggal di daerah Cengkareng, maka cabang Ashefa Griya Pusaka Cengkareng bisa menjadi pusat rehabilitasi terbaik untuk orang terdekat yang mengalami kecanduan obat-obatan terlarang.

Alamat: Jl. Cendrawasih Raya Nomor 35, Cengkareng, Jakarta Barat (11730) – RT 01/RW 06

Nomor HP: 0813 4646 8888

Tempat Rehabilitasi Narkoba di Bandung

Cabang ini adalah tempat rehabilitasi narkoba di Bandung non-premium yang bisa kamu datangi selanjutnya. Meski fasilitasnya belum premium seperti di Jakarta Margasatwa, tetapi untuk urusan tenaga ahli tetap menggunakan orang-orang terbaik di bidangnya.

Adapun perawatan yang akan diberikan kepada pasien meliputi rehabilitasi medis dan juga sosial. Keduanya sangat dibutuhkan oleh pasien sehingga mereka bisa kembali pulih baik itu untuk kondisi medis maupun psikologisnya.

Nantinya setiap pasien yang masuk akan mendapatkan individual Treatment Plan untuk menentukan jenis perawatannya. Hal ini penting mengingat perawatan untuk setiap pasien akan berbeda-beda.

Alamat: Jl. Pada Asih Nomor 17, Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat (40154) – RT 02/RW 03

Tempat Rehabilitasi Narkoba di Cirebon

Tak hanya di Jakarta dan Bandung saja, Ashefa Griya Pusaka juga melayani rehabilitasi di Kota Cirebon. Tempat ini juga merupakan pusat rehabilitasi non-premium yang bisa dijadikan rujukan bagi pasien di Kota Cirebon.

Berkat bantuan tenaga ahli di bidangnya, tentu membuat proses pemulihan pasien bisa dilakukan dengan cepat dan profesional. Silakan hubungi nomor tertera untuk konsultasi lebih lanjut terkait proses rehabilitasi.

Alamat: Jl. Veteran Nomor 13, Kejaksan, Cirebon, Jawa Barat (45123)

Tempat Rehabilitasi Narkoba di Bali

Sebagai salah satu destinasi wisata terbesar di Indonesia, Bali juga memiliki cabang rehabilitasi Ashefa Griya Pusaka yang bisa digunakan. Untuk fasilitas yang bisa didapat masih sama dengan sebagian besar cabang, yaitu non-premium.

Kasus kecanduan narkoba di kota ini cukup beragam sehingga penanganannya juga harus disesuaikan. Tenang saja, karena tempat ini juga sudah dibantu oleh jajaran tenaga profesional.

Nuansa Bali yang sejuk dan penuh dengan ornamen tradisional tentu menjadi kelebihan tersendiri dibanding pusat-pusat rehabilitasi dengan kota lain. Dengan begitu, pasien juga akan lebih nyaman saat menjalani berbagai jenis perawatan.

Alamat: Jl. Patih Jelantik Nomor 2, Dauh Puri Klod, Denpasar, Bali (80232)

Alasan Kenapa Harus Memilih Ashefa Griya Pusaka

Seperti sempat dibahas sebelumnya, penentuan lokasi rehabilitasi harus mempertimbangkan beberapa hal yang cukup esensial. Tanpa pertimbangan tersebut, bisa jadi pusat rehabilitasi yang dipilih kurang cocok dengan kebutuhan si pasien.

Alhasil, program rehabilitasi tersebut tidak akan berjalan optimal dan proses pemulihan pasien justru akan lebih lama. Itulah kenapa Ashefa Griya Pusaka bisa menjadi solusi dari permasalahan tersebut.

Tempat ini dinilai mampu menjalankan fungsi rehabilitasi dengan baik sehingga peluang kesembuhan pasien jadi lebih optimal. Setidaknya, ada beberapa alasan yang membuat Ashefa Griya Pusaka harus dipilih, di antaranya:

1. Memiliki Jajaran Tim Profesional

Salah satu hal terpenting dalam menjalankan pusat rehabilitasi adalah memiliki jajaran tenaga ahli yang profesional di bidangnya. Dengan begitu, proses skrining awal sampai pembuatan rencana intervensi dapat berjalan lancar dan akurat.

Hal ini juga akan berdampak pada ketepatan saat menentukan jenis perawatan. Jika hal ini dilakukan dengan tepat, maka proses pemulihannya juga akan berjalan lancar sehingga masa rehabilitasi yang dibutuhkan juga lebih singkat.

Dari segi jumlah juga sudah cukup memadai. Tercatat, Ashefa Griya Pusaka memiliki 200 lebih tenaga ahli yang tersebar di beberapa cabangnya. Mereka semua telah dilengkapi dengan sertifikat khusus terkait adiksi.

2. Memiliki Fasilitas Pelayanan Premium

Menjalani masa rehabilitasi di Ashefa Griya Pusaka ibarat bermalam di hotel bintang 5. Pasalnya, tempat ini menawarkan fasilitas premium untuk para pasien terutama untuk beberapa cabangnya. hal ini tentu akan memberi kenyamanan tersendiri bagi pasien.

Kita sebagai orang terdekat pasien juga akan merasa tenang saat harus melepas mereka selama masa rehabilitasi. Pemberian fasilitas kelas atas juga membuat pasien merasa nyaman dan betah untuk menjalani serangkaian perawatan.

Jika hal ini tidak diperhatikan, pasien yang merasa bosan pasti hanya ingin kabur dari tempat rehabilitasi. Secara psikologis, hal itu justru menghambat proses kesembuhan pasien sehingga pemulihannya akan membutuhkan waktu lama.

3. Menawarkan Program Rehabilitasi Medis dan Sosial

Seperti kita tahu, seorang pecandu narkoba tidak hanya memiliki keluhan pada wilayah medis saja, tetapi juga terganggu fungsi sosialnya. Itulah kenapa kedua aspek tersebut harus ditangani dengan serius oleh pusat rehabilitasi narkoba yang menanganinya.

Hal inilah yang selalu diperhatikan oleh Ashefa Griya Pusaka dalam menangani setiap pasien yang datang. Hal itu tentu saja didasari oleh Individual Treatment Plan yang sudah dibuat sebelumnya dan telah melibatkan beberapa tenaga profesional.

Dengan kedua program ini, pasien diharapkan bisa sehat kembali secara fisik dan juga mental. Di sisi lain, mereka juga bisa kembali berperan di dalam lingkungan sosial. Bahkan mereka juga dibekali dengan kemampuan tambahan agar bisa produktif.

4. Lebih dari 1600 Pasien Telah Dirawat dan Berhasil Pulih

Sejauh ini, Ashefa Griya Pusaka telah merawat lebih dari 1600 pasien dari berbagai wilayah. Bahkan pasien-pasien tersebut berhasil pulih dari kecanduan mereka terhadap obat-obatan terlarang.

Keberhasilan ini seolah menjadi bukti bahwa semua program yang dijalankan untuk merawat pasien bisa berjalan dengan efektif dan juga efisien. Apalagi dengan lokasi rehabilitasi yang tersebar di beberapa kota membuat kita lebih mudah menjangkaunya.

5. Memberikan Layanan After Care pada Pasien

Pasien dengan kecanduan obat-obatan terlarang sering kali mengalami kekambuhan setelah menjalani masa rehabilitasi. Apalagi jika tingkat adiksinya sudah terlalu parah, maka proses pemulihannya akan sulit dilakukan.

Pada kasus-kasus seperti ini, Ashefa Griya Pusaka memberikan layanan After Care kepada kita sehingga pasien akan terus dipantau perkembangannya sampai benar-benar pulih dan bebas dari adiksi obat-obatan terlarang.

6. Tersebar di 6 Lokasi Berbeda

Terkait penentuan lokasi rehabilitasi pasien adiksi narkoba, kita bisa memilih satu di antara 6 lokasi yang tersedia. Kamu bisa menyesuaikannya dengan tingkat keparahan pasien sehingga bisa ditempatkan di dekat rumah atau jauh dari rumah.

Opsi inilah yang membuat pusat rehabilitasi satu ini sangat layak untuk menjadi rujukan bagi pasien dengan adiksi narkoba yang cukup berat.

Apa Dasar Hukum Rehabilitasi Narkoba?

Dasar hukum mengenai rehabilitasi narkoba telah diatur pada Peraturan Menteri Sosial No.9 Tahun 2007. Dimana peraturan tentang rehabilitasi narkoba ini menjadi pedoman penting untuk melakukan kegiatan rehabilitasi pengguna narkotika.

Peraturan tersebut membahas mengenai Standar Nasional Rehabilitasi Sosial Bagi Pecandu dan Korban Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya. Peraturan ini mengandung sejumlah informasi seputar rehabilitasi terhadap narkoba.

Peraturan Menteri Sosial tersebut terdiri atas beberapa BAB dan pasal yang terkandung di dalamnya. Seperti pada BAB I yang membahas mengenai ketentuan umum dan terdiri atas pasal 1, pasal 2, pasal 3, dan pasal 4. 

Lalu, BAB II mengenai Rehabilitasi Sosial yang terdiri atas pasal 5 hingga pasal 58, BAB III tentang Standar Lembaga yang terdiri atas pasal 59 hingga pasal 75, dan BAB IV tentang Jejaring Kerja yang terdiri atas pasal 76.

Selanjutnya, BAB V mengenai Peran Masyarakat yang terdapat pada pasal 77 hingga pasal 78. Kemudian, BAB VI tentang Pemantauan, Evaluasi, dan Supervisi yang terdapat pada pasal 79 hingga pasal 82. 

BAB VII membahas mengenai Pendanaan dengan pasal 83, BAB VIII seputar Pelaporan dengan pasal 84, dan BAB IX seputar Ketentuan Penutup dengan pasal 85 hingga pasal 86.

Tujuan Rehabilitasi Narkoba

Adapun tujuan rehabilitasi narkoba adalah untuk membantu pengguna narkoba terlepas dari jeratan narkotika yang membahayakan tubuh. Hal ini merupakan tindakan yang efektif dan efisien. 

Selain itu, rehabilitasi narkoba juga berfungsi untuk mengembalikan pengguna narkotika tersebut agar bisa menjalani kehidupan yang normal seperti sebelumnya. Kegiatan rehabilitasi ini dapat mengeluarkan zat-zat racun pada tubuh pasien. 

Secara sosial, kegiatan rehabilitasi ini digunakan sebagai media untuk mengembalikan rasa kepercayaan diri pasien dan sebagai cara pencegahan narkoba untuk menghilangkan rasa kecanduan terhadap narkotika tersebut.

Tujuan lainnya yaitu untuk jangka panjang adalah agar pasien penyalahgunaan narkoba mendapatkan tanggung jawab sosial secara utuh. Sehingga, bisa menjalani kehidupan sosialnya secara normal tanpa terpengaruh dengan narkotika.

Manfaat Rehabilitasi Narkoba Bagi Pengguna

Dalam masa rehabilitasi narkoba ini tentunya para pengguna narkoba akan mendapatkan beberapa manfaat yang penting untuk kelangsungan kehidupan di masa depan. Berikut ini sejumlah manfaat melakukan rehabilitasi untuk narkoba.

1. Menyelamatkan Kehidupan dari Kematian

Manfaat melakukan kegiatan rehabilitasi narkoba yang pertama dan paling utama yaitu menyelamatkan kehidupan kamu dari kematian. Hal ini karena, dampak menggunakan narkoba sangat merusak kesehatan tubuh kamu. 

Mulai dari terserang berbagai jenis penyakit seperti hepatitis, HIV/AIDS, kerusakan organ jantung, paru-paru, hati, otak, dan jenis penyakit lainnya. Bahkan, jika tidak segera diatasi dengan rehabilitasi maka dapat berujung pada kematian. 

2. Membuat Pengguna Berhenti dari Kecanduan Narkoba

Pengguna narkoba bisa terbebas dari kecanduan karena pada saat rehabilitasi berada dalam lingkungan yang positif dan bebas dari narkoba. Tidak hanya itu saja, pengguna narkoba akan menerima perawatan secara profesional dan intensif.

Sehingga, tubuh pengguna narkoba tersebut akan sembuh dengan total dari narkoba dan bersih terhadap obat-obatan terlarang. Dengan demikian, kamu sebagai pasien dapat kembali beraktivitas seperti biasanya. 

3. Mengembalikan Kesehatan Secara Fisik dan Psikologis Pengguna Narkoba

Secara umum, para pengguna narkoba pasti akan mempunyai keadaan fisik yang melemah dan keadaan psikologis yang terganggu. Rehabilitasi ini dimanfaatkan dengan baik untuk mengembalikan kesehatan mental maupun fisik. 

Alhasil, keadaan fisik pengguna narkoba bisa kembali sehat, kuat, dan bugar. Kemudian, dari segi mental pengguna narkoba juga akan sehat dan normal kembali. Oleh karena itu, kegiatan rehabilitasi sangat penting bagi pecandu narkoba. 

4. Menciptakan Lingkungan yang Positif dan Suportif bagi Pengguna Narkoba

Bagi pengguna narkoba tentunya tidak mudah untuk menjalani kehidupan sendirian tanpa dukungan siapapun.Pastinya akan terasa berat sekali dan membuat kamu semakin kecanduan terhadap narkotika.

Oleh karena itu, diperlukanlah rehabilitasi untuk pengguna narkoba yang memfasilitasi dan menciptakan lingkungan yang positif serta suportif. Hal ini penting untuk mempercepat proses pemulihan pengguna yang kecanduan narkoba.

5. Sadar Akan Bahaya Narkoba dan Terbebas dari Jeratan Narkotika

Pada saat pengguna narkoba melakukan serangkaian proses rehabilitasi maka secara 100% penuh tidak akan mengkonsumsi narkoba kembali. Dimana hal ini tertuang pada aturan umum yang dikenal dengan Cardinal Rules. 

Aturan pertama yaitu dilarang berhubungan seksual dengan sembarangan. Aturan kedua yaitu dilarang menggunakan narkoba. Aturan ketiga yaitu dilarang untuk melakukan kekerasan. 

Aturan yang ada pada rehabilitasi tersebut membuat para pecandu narkotika menjadi terbebas dari narkoba. Sehingga, pengguna narkoba menjadi sadar terhadap bahaya yang ditimbulkan dari obat-obatan terlarang ini. 

Persyaratan Mengikuti Proses Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba

Terdapat beberapa persyaratan umum untuk melakukan pengajuan rehabilitasi narkoba. Di bawah ini merupakan persyaratan agar pengguna narkoba bisa melakukan proses rehabilitasi. 

  1. Pengguna narkoba telah dinyatakan positif jika menggunakan obat-obatan terlarang yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan tes dari laboratorium forensik.
  2. Pengguna narkoba tidak pernah terlibat pada jaringan gelap pengedaran narkoba dan sebagai pengguna narkoba terakhir. 
  3. Pengguna narkoba tersebut tertangkap tangan atau ditangkap berdasarkan barang bukti narkoba yang jumlahnya tidak lebih dari jumlah narkoba yang digunakan dalam satu harinya.
  4. Pengguna narkoba telah dikategorikan sebagai korban penyalahgunaan narkoba maupun sebagai pecandu narkoba berdasarkan hasil tes asesmen secara terpadu. 
  1. Pengguna narkoba sebelumnya belum pernah melakukan kegiatan rehabilitasi maupun pernah menjalani kegiatan rehabilitasi yang tidak lebih dari 2 kali. Kemudian, didukung dengan surat keterangan yang telah dikeluarkan secara resmi oleh lembaga yang berwenang maupun pejabat. 
  2. Terdapat surat jaminan untuk pengguna narkoba yang akan menjalani proses rehabilitasi melalui serangkaian proses hukum dari wali atau keluarga. 

Selain persyaratan diatas yang harus kamu lengkapi, membuat surat permohonan rehabilitasi narkoba juga penting. Berikut ini dokumen-dokumen yang harus kamu lengkapi agar proses rehabilitasi berjalan dengan baik dan lancar.

  1. Pas foto yang berkurang 4×6.
  2. Surat permohonan yang telah dilengkapi dengan materai dan berisi identitas pengguna narkoba serta kronologi penangkapan pengguna narkoba oleh pihak kepolisian ke pihak BNN. 
  3. KTP pasangan, KTP pengguna narkoba, KTP orang tua, fotokopi KTP kuasa hukum, dan KTP wali. 
  4. Fotokopi kartu keluarga pengguna narkoba.
  5. Apabila pengguna narkoba telah menikah maka harus dilampirkan fotokopi buku akta nikah antara pengguna narkoba dan pasangannya.

Cara Melindungi Keluarga dari Jeratan Narkoba

Agar keluarga terhindar dari jeratan narkoba yang membahayakan kehidupan maka diperlukan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di lingkungan keluarga adalah sebagai berikut.

1. Memilih Lingkungan untuk Bergaul

Pastikan kamu bergaul pada lingkungan yang tepat dan positif, sehingga tidak terjerumus ke dalam dunia narkotika. Selain itu, jaga lingkungan pergaulan dengan baik agar terhindar dari pergaulan bebas yang membahayakan hidup kamu.

2. Jelaskan Mengenai Narkoba dan Bahayanya

Menjelaskan kepada anak sedari dini mengenai narkoba serta bahayanya itu sangat penting. Karena, sebagai orang tua mempunyai kewajiban untuk memberitahukan hal ini pada anak. 

Tujuannya agar anak dapat mengetahui apa itu narkoba dan dampak negatifnya bagi kehidupan serta kesehatan. Dalam memberikan edukasi tentang narkoba kepada anak, sebaiknya carilah momen yang tepat untuk membicarakannya.

3. Berikan Contoh Kebiasaan yang Baik Kepada Anak

Salah satu cara menghindari narkoba untuk melindungi keluarga dari efek buruk narkotika adalah pentingnya memberikan contoh kebiasaan yang baik pada anak. Seperti tidak menggunakan obat-obatan tanpa melakukan pemeriksaan ke dokter. 

Selanjutnya, tidak mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol dan tidak merokok. Dengan menerapkan contoh kebiasaan yang baik kepada anak, maka anak akan meniru kebiasaan tersebut dan dapat terhindar dari narkoba.

4. Hadapi Permasalahan dengan Baik

Jangan pernah lari dari permasalahan yang ada dan berakhir dengan mengkonsumsi narkoba untuk melampiaskan semua masalah. Temukanlah solusi terbaik dari permasalahan tersebut dan hindari untuk sekedar mencoba narkoba. 

5. Lakukan dan Ikuti Kegiatan yang Positif

Kamu bisa melakukan dan mengikuti aktivitas yang positif seperti kegiatan sosial atau menekuni hobi yang positif. Sehingga, kamu selalu berpikir positif dalam mengisi waktu luang dan terhindar dari pikiran negatif untuk mengkonsumsi narkoba.

6. Hindari Gemerlap Dunia Malam

Dunia malam ini merupakan tempat pergaulan bebas dan berdampak negatif bagi kamu. Karena, banyak orang-orang yang menggunakan narkoba ini selalu berkecimpung dalam dunia malam. 

Dengan demikian, apabila kamu masuk ke dalam dunia malam ini bukan tidak mungkin akan mencoba menggunakan narkoba. Mula dari coba-coba karena penasaran dan berakhir dengan kecanduan narkoba. 

7. Tingkatkan Rasa Percaya Diri pada Anak

Meningkatkan rasa percaya diri pada anak sangat penting. Karena, anak yang mempunyai tingkat percaya diri yang baik cenderung menolak dengan tegas mengenai ajakan dalam hal menggunakan narkotika. 

Sehingga, orang tua harus membantu meningkatkan rasa percaya diri pada anak seperti menghindari kata-kata yang membuat mental anak jatuh, memberikan kepercayaan pada anak, dan memuji hasil kerja keras anak. 

Tips Mencegah Penggunaan Narkoba Bagi Remaja

Kaum remaja sering kali masuk ke dalam dunia narkoba. Tentunya hal ini harus dicegah sedini mungkin agar generasi muda bisa terbebas dari narkotika. Berikut ini cara mencegah narkoba pada remaja.

1. Menolak Secara Tegas Ajakan Menggunakan Narkoba dari Teman

Kebanyakan remaja mengkonsumsi narkoba adalah berawal dari ajakan dan tekanan teman sebaya. Sehingga, diperlukan lingkungan pertemanan yang positif. Namun, kamu dapat menolak ajakan menggunakan narkoba secara tegas. 

2. Menikmati Waktu Kebersamaan dengan Keluarga

Masa remaja merupakan masa yang rawan akan terjerumus pada hal-hal yang negatif seperti narkoba dan pergaulan bebas. Langkah awal untuk mencegah terjadinya hal tersebut adalah momen kebersamaan dengan keluarga.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menikmati waktu bersama keluarga. Mulai dari makan malam bersama, menonton TV bersama, menemani anak belajar, peduli dengan kehidupan anak, dan mendengarkan keluh kesah anak dengan baik. 

3. Memberikan Dukungan Positif Kepada Anak yang Berusia Remaja 

Cara atau upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar secara efektif yaitu dengan memberikan dukungan yang positif. Pada usia remaja, anak sedang berada dalam masa tumbuh kembang yang signifikan. 

Remaja biasanya cenderung menghabiskan waktu bersama dengan teman-temanya. Seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bersama atau bermain bersama. Dukunglah aktivitas yang dilakukan oleh anak secara positif. 

4. Hindari Mengkonsumsi Minuman Alkohol

Mengkonsumsi minuman alkohol sangat tidak baik untuk kesehatan dalam jangka panjang. Karena, menimbulkan dampak negatif bagi kamu yang mengkonsumsinya terutama dapat mempengaruhi kesehatan mental.

Tidak menutup kemungkinan jika pecandu alkohol juga akan menggunakan obat-obatan terlarang seperti narkoba. Apalagi jika sudah berteman dengan narkoba dan minuman alkohol maka akan terus kecanduan untuk mengkonsumsinya.

5. Atur Manajemen Stres dengan Baik dan Benar

Stres yang berlebihan tidak baik untuk kesehatan tubuh dan kesehatan mental. Jika hal ini sampai terjadi maka akan muncul pengaruh negatif seperti tergiur untuk menggunakan narkoba maupun pergaulan bebas. 

Melakukan meditasi merupakan salah satu cara mengatur manajemen stres yang terbaik. Karena, tubuh dan pikiran akan lebih rileks dan tenang. Sehingga, dapat mencegah generasi muda untuk menggunakan narkoba akibat stres. 

6. Berikan Edukasi yang Baik pada Remaja Mengenai Narkoba

Edukasi tentang bahaya narkoba sangat penting untuk remaja sebelum terjerumus ke dalam kehidupan yang kelam. Tujuannya adalah agar para remaja menjadi sadar akan bahaya yang mengancam masa depan jika menggunakan narkoba. 

Edukasi tersebut berperan penting sebagai cara alternatif untuk memutus rantai penyebaran narkoba di kalangan generasi muda. Dengan demikian, generasi muda dapat berkembang dengan baik tanpa pengaruh buruk dari narkoba.

FAQ

Kenapa kamu Harus Melakukan Rehabilitasi Narkoba di Ashefa Griya Pusaka?

Ashefa Griya Pusaka menyediakan program rehabilitasi narkoba yang tepat sasaran dengan nama P3 yaitu Pulih, Produktif, dan Pengembangan Diri. Ashefa Griya Pusaka juga telah didukung oleh tenaga yang profesional dan ahli. 

Ashefa Griya Pusaka telah menyediakan fasilitas yang lengkap, nyaman, dan premium. Selain itu, terdapat layanan dan sistem keamanan dalam waktu 24 jam di Ashefa Griya Pusaka ini. 

Rahasia data pasien terjamin keamanannya dengan baik oleh pihak Ashefa Griya Pusaka. Kemudian, Ashefa Griya Pusaka telah mendapatkan izin yang resmi dari Kementrian RI sebagai pusat rehabilitasi untuk narkoba. 

Ashefa Griya Pusaka ini Bisa ditemukan di Wilayah Mana Saja?

Saat ini Ashefa Griya Pusaka sudah mempunyai 6 buah cabang yang terdapat di beberapa Kota besar pada wilayah Indonesia. Mulai dari Jakarta, Bandung, dan Bali.

Pada wilayah Jakarta terdapat 3 kategori Ashefa Griya Pusaka. Seperti Cengkareng, Margasatwa, dan Antasari. Sedangkan, untuk wilayah Bandung terdiri atas Cirebon dan Bandung. Kemudian, pada wilayah Bali terdapat di Denpasar. 

Apa Saja Program Rehabilitasi untuk Narkoba yang Ada di Ashefa Griya Pusaka?

Ashefa Griya Pusaka menyediakan 2 buah program untuk rehabilitasi narkoba yang terdiri atas Rehabilitasi Sosial dan Rehabilitasi Medis. Program rehabilitasi tersebut dilakukan berdasarkan humanis dan kebutuhan pasien sendiri.

Komponen Penting Apa Saja yang diterapkan oleh Ashefa Griya Pusaka Pada Program Rehabilitasi untuk Narkoba?

Dalam melakukan program rehabilitasi untuk menyembuhkan pasien dari narkotika, Asefa Griya Pusaka mempunyai beberapa komponen penting yang diaplikasikan kepada pasien. 

Mulai dari sesi konsultasi, sesi pemeriksaan, sesi rencana perawatan pasien, sesi orientasi program, sesi pemeriksaan kesehatan secara berkala, sesi asesmen medis secara berkala, sesi detoksifikasi, sesi program rawat inap, dan lain sebagainya. 

Apa Saja Jenis-Jenis Konseling yang Ada di Ashefa Griya Pusaka Ini?

Ashefa Griya Pusaka menyediakan banyak jenis-jenis konseling antara lain konseling medis, konseling psikiater, konseling individu, dan konseling psikologi klinis.

Penutup

Demikianlah sajian informasi mengenai rehabilitasi narkoba secara lengkap yang bisa diberikan untuk kamu. Semoga semua informasi tersebut bisa bermanfaat dengan baik dalam hal menambah ilmu. 

Ashefa Griya Pusaka menyediakan fasilitas rehabilitasi untuk narkoba secara lengkap dan premium. Yuk, segera hubungi Ashefa Griya Pusaka di 081388884646 untuk konsultasi dan mengetahui informasi lebih lanjut mulai dari sekarang!

Tulisan ini telah ditinjau oleh:
– dr. Primanisa NH
– dr. I Gusti Ngurah Agastya, Sp.KJ

Scroll to Top