Apa Saja Obat Untuk Sakit Kepala?

Bagikan:

AshefaNews Mengonsumsi obat adalah salah satu cara untuk mengatasi sakit kepala. Banyak obat untuk sakit kepala dapat dibeli di apotek tanpa resep dokter, namun jenis obat yang Anda gunakan bisa berbeda dengan orang lain tergantung penyebab sakit kepala dan gejala lainnya. Jenis sakit kepala tertentu mungkin membutuhkan obat spesifik dari dokter.

Ada beberapa pilihan obat untuk mengatasi sakit kepala, namun sebelum memilih obat, penting untuk mengetahui penyebab dan gejala sakit kepala yang dialami. Obat OTC di apotek tidak selalu bisa meredakan semua jenis sakit kepala, tergantung kondisi medis dan lama sakit kepala. Berikut adalah beberapa obat yang paling sering digunakan untuk meredakan sakit kepala: 

1. Aspirin

Aspirin adalah obat antiinflamasi nonsteroid yang mengandung salisilat untuk meredakan nyeri kepala ringan hingga sedang. Obat ini biasa digunakan untuk mengatasi sakit kepala tegang dan migrain. Aspirin bekerja dengan menghambat aktivitas enzim siklooksigenase-1 (COX-1) yang membentuk hormon prostaglandin yang mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak dan memicu peradangan. Minum aspirin akan menurunkan kadar prostaglandin dan meredakan nyeri. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan bisa dibeli di apotek dengan atau tanpa resep dokter. Dewasa bisa mengonsumsi aspirin 300-600 mg setiap 4-6 jam untuk meredakan sakit kepala. Namun, hindari mengonsumsi aspirin lebih dari 2 kali per minggu karena dapat menimbulkan nyeri kepala berulang.

2. Ibuprofen

Ibuprofen juga termasuk dalam golongan obat NSAID yang menghambat kerja enzim siklooksigenase dalam membentuk prostaglandin untuk menyebabkan rasa sakit. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi tension headache dan migrain. Dosis yang dianjurkan ibuprofen untuk meredakan sakit kepala pada orang dewasa adalah 200-400 miligram, dalam tiga kali sehari. Sementara, dosis untuk anak-anak dipengaruhi oleh usia dan berat badan mereka. Konsultasikan dengan dokter anak untuk informasi lebih lanjut tentang penggunaan dan dosis ibuprofen sebagai obat sakit kepala pada anak. Obat ini tersedia dalam bentuk generik atau merek, yang dapat dibeli di apotek tanpa harus memiliki resep dokter. Obat ini juga dapat digunakan bersama-sama dengan aspirin, naproxen, atau obat-obatan analgesik lain seperti celecoxib dan diclofenac untuk meredakan sakit. Namun, ibu hamil atau yang sedang berencana hamil tidak dianjurkan untuk mengonsumsi ibuprofen untuk mengatasi sakit kepala. Karena ibuprofen dapat mempengaruhi perkembangan janin. Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut tentang obat sakit kepala yang aman untuk ibu hamil.

3. Acetaminophen

Acetaminophen atau paracetamol termasuk dalam golongan obat analgesik yang efektif mengatasi sakit kepala ringan hingga sedang. Rekomendasi dosis penggunaan acetaminophen untuk orang dewasa berbeda-beda, tergantung dari jenis obat yang digunakan dan berat badan Anda. Umumnya, dosis paracetamol tablet untuk mengatasi sakit kepala pada orang dewasa adalah 1-2 tablet per 500 mg, diminum setiap 4-6 jam. Obat ini dianggap lebih efektif dibandingkan ibuprofen dalam mengatasi tension headache dan migrain. Studi yang dipublikasikan dalam The Journal of Head and Face Pain menunjukkan bahwa acetaminophen dapat lebih efektif mengatasi migrain bila digunakan bersama aspirin dan kafein.

4. Indomethacin

Indomethacin termasuk ke dalam kelompok obat NSAID seperti ibuprofen dan aspirin. Obat ini dapat menjadi pilihan untuk pengobatan cluster headache, meski membutuhkan dosis yang tinggi untuk mencapai efektivitasnya. Indomethacin juga dapat membantu pengobatan sakit kepala kronis, sakit kepala yang berhubungan dengan stres, dan mencegah dan mengatasi serangan migrain. Namun, berbeda dari ibuprofen dan aspirin, indomethacin harus dibeli dengan resep dokter dan dosisnya ditentukan oleh dokter berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan gejala.

5. Sumatriptan

Sumatriptan adalah obat golongan selective serotonin receptor agonists yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter. Obat ini bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah untuk menghentikan sinyal rasa sakit yang dikirim ke otak dan mencegah pelepasan zat yang memicu rasa sakit, mual, dan gejala nyeri lainnya. Sumatriptan paling efektif digunakan untuk menghentikan migrain pada saat gejala awal terasa, tetapi juga dapat digunakan untuk mengatasi sakit kepala cluster. Jika gejala migrain membaik dan muncul kembali setelah dua jam menggunakan sumatriptan, Anda dapat mengonsumsi dosis kedua jika bersamaan dengan izin dari dokter. Namun, jika gejala tidak membaik meski sudah mengonsumsi sumatriptan, jangan mengonsumsi obat ini kembali tanpa izin dokter dan selalu ikuti petunjuk dokter. Jika sumatriptan digunakan secara berlebihan, yaitu lebih dari 10 hari dalam sebulan, sakit kepala bisa semakin memburuk atau muncul lebih sering.

6. Naproxen

Naproxen adalah obat golongan NSAID yang digunakan untuk mengatasi nyeri. Ini sering digunakan untuk meredakan sakit kepala ringan hingga sedang, terutama jenis tension headache dan migrain. Walaupun memiliki mekanisme kerja yang sama dengan obat NSAID lain, naproxen kurang efektif untuk meredakan sakit kepala. Seperti aspirin dan ibuprofen, naproxen bisa dibeli tanpa resep, meski dokter juga bisa meresepkan obat ini untuk kondisi tertentu.

7. Ketorolac

Ketorolac adalah obat golongan NSAID yang berguna untuk mengatasi rasa sakit kepala, termasuk migrain dan sakit kepala tensi. Obat ini dikatakan memiliki kerja yang relatif cepat di dalam tubuh, dengan durasi sekitar enam jam. Obat ini tersedia dalam dua bentuk, yaitu suntik dan oral. Ketorolac suntik lebih efektif dibandingkan dengan oral, sehingga sering digunakan untuk pasien di ruang gawat darurat yang mengalami sakit kepala parah. Sementara itu, ketorolac oral biasanya digunakan untuk pasien rawat jalan, tetapi hanya untuk jangka pendek, yaitu sekitar lima hari. Walaupun memiliki kerja yang relatif cepat, ketorolac juga dapat menimbulkan efek samping seperti mual dan gangguan pada perut dan lambung.

8. Zolmitriptan

Zolmitriptan dapat digunakan untuk mengatasi migrain karena membantu meredakan mual, rasa sensitif terhadap cahaya, dan gejala lain dari migrain. Meskipun demikian, obat ini hanya dapat mengatasi rasa sakit yang baru terjadi dan tidak bisa mencegah terjadinya sakit kepala atau mengurangi jumlah serangan. Cara kerjanya adalah dengan menyempitkan pembuluh darah di sekitar otak dan mengurangi produksi zat pemicu radang dalam tubuh. Jika gejala tidak membaik setelah mengonsumsi obat ini, jangan mengonsumsinya lagi tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Kesimpulan

Sekian artikel kesehatan tentang obat untuk sakit kepala yang dapat kami sajikan. Terimakasih sudah membaca dan semoga memberikan manfaat.

(FR – FIKRI)

Scroll to Top