Rekomendasi Obat Asma : Solusi Terbaik untuk Mengatasi Gejala Asma yang Sering Kambuh

Bagikan:

AshefaNews – Mengalami gangguan pernapasan memang tidak boleh dibiarkan dan dianggap sepele karena ketika mengalami gangguan pernapasan akan menyebabkan sulit untuk bernapas seperti orang-orang normal. 

Salah satu gangguan pernapasan yang banyak dialami adalah asma. Asma terjadi ketika saluran napas meradang dan menyempit sehingga termasuk ke dalam penyakit pernapasan kronis dan sulit untuk disembuhkan. 

Gejala nya bisa muncul ketika dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. Bisa terjadi ketika ada penyebab yang menyertainya seperti ketika tertekan, debu ataupun penyebab lainnya yang menyertai. Sehingga orang yang memiliki penyakit asma harus memiliki obat yang dapat mencegah atau mengatasi ketika kambuh diantaranya seperti obat yang akan dijelaskan berikut. 

Agonis beta kerja lambat

Salah satu jenis obat yang digunakan adalah obat untuk mencegah gejala asma muncul atau sebagai controller. Obat ini juga disebut sebagai obat asma jangka panjang karena digunakan secara rutin. Salah satunya adalah agonis beta kerja lambat. 

Obat long acting beta agonist merupakan salah satu obat bronkodilator yang bisa mencegah terjadinya gejala asma. Obat ini bekerja dengan menjaga saluran pernapasan tetap terbuka selama 12 jam sehingga gejala asma tidak kambuh. 

Namun obat ini tidak bisa mengatasi peradangan pada saluran pernapasan sehingga perlu menggunakan obat lainnya yang bisa meredakan peradangan yang dialami. Oleh sebab itu perlu ada obat pelengkap lainnya untuk mencegah terjadinya gejala asma. 

Obat ini juga banyak digunakan dalam terapi bronkodilator seperti salmeterol dan formoterol. Beberapa jenis obat agonis beta kerja lambat dengan kortikosteroid hirup seperti:

  • Budesonide dan formoterol
  • Fluticasone dan salmeterol
  • Mometasone dan formoterol 
  • Fluticasone dan vilanterol 

Kortikosteroid

Obat lainnya untuk mencegah terjadinya gejala asma bisa juga dengan menggunakan kortikosteroid. Obat ini lebih ampuh dibandingkan obat agonis beta kerja lambat karena obat ini bisa mengontrol gejala dan mengurangi frekuensi gejala asma. 

Selain itu pun obat ini bisa mengurangi peradangan pada saluran pernapasan sehingga obat ini cocok untuk mencegah terjadinya gejala dan mengatasi peradangan yang terjadi. Obat ini bisa digunakan selama beberapa minggu hingga beberapa bulan hingga gejala semakin berkurang dan membaik. 

Tak hanya itu kortikosteroid juga bisa membantu dalam gejala asma yang muncul secara cepat. Perbedaan dengan obat kortikosteroid jangka panjang adalah dosis yang diberikan. Obat ini bisa mengatasi gejala yang kambuh dengan cepat. Namun pemberian dosis nya harus sesuai dengan pengawasan dokter. 

Obat ini merupakan obat yang digunakan dalam jangka panjang karena memiliki efek samping yang minim. Obat yang termasuk ke dalam obat kortikosteroid dan banyak digunakan untuk pengobatan asma seperti:

  • Budesonide
  • Fluticasone
  • Flunisolide
  • Mometasone
  • Ciclesonide
  • Beclomethasone
  • Fluticasone furoate 

Bentuk dari obat kortikosteroid selain dihirup ada juga yang digunakan melalui oral dan intravena. Obat steroid minum seperti methylprednisolone dan prednisone. Obat steroid oral ini hanya bisa digunakan dalam jangka pendek sekitar 1-2 minggu saja. 

Hal tersebut dikarenakan obat oral bisa menyebabkan efek samping serius seperti hipertensi, mudah memar, otot melemah dan kenaikan berat badan. 

Pengubah leukotriene

Obat asma lainnya yang bisa digunakan sebagai bentuk pencegahan gejala adalah dengan menggunakan obat pengubah leukotriene atau leukotriene modifiers. Obat ini bekerja dengan menghambat kinerja leukotriene. 

Leukotriene ini merupakan senyawa kimia yang terdapat di dalam sistem imun tubuh yang menyebabkan peradangan dan penyempitan pada saluran pernapasan. Sehingga dengan menghambat kinerja leukotriene maka akan mencegah terjadinya gejala asma hingga 24 jam. 

Obat ini tersedia dalam bentuk tablet telan dan kunyah sehingga lebih mudah untuk dikonsumsi. Namun penggunaan obat ini bisa menimbulkan efek samping seperti halusinasi, gelisah hingga keinginan bunuh diri. 

Leukotrienes merupakan zat  yang menyebabkan aliran udara terhambat yang dilepaskan oleh sel darah putih dalam paru-paru. Obat yang termasuk ke dalam golongan leukotriene modifiers diantaranya adalah:

  • Zileuton 
  • Montelukast
  • Zafirlukast 

Ipratropium

Obat asma lainnya yang bisa digunakan untuk mengatasi gejala yang kambuh adalah ipratropium. Obat ini banyak juga digunakan bagi penderita emfisema dan juga bronchitis kronis. 

Obat ini bekerja dengan cara melemaskan otot-otot di sekitar saluran pernapasan sehingga ketika saluran pernapasan mengeras dan mengencang obat ini akan melemaskan saluran pernapasan dan napas kembali lancar. 

Agonis beta kerja cepat

Tidak hanya agonis beta kerja lambat yang bisa digunakan. Ketika mengalami gejala asma yang kambuh dengan cepat maka gunakan agonis beta kerja cepat agar mampu melegakan saluran pernapasan dengan sangat cepat. 

Sehingga gejala yang kambuh bisa reda dan teratasi dengan cepat. Obat ini termasuk ke dalam pengobatan jangka panjang dan termasuk ke dalam obat golongan bronkodilator. 

Theophylline

Obat asma lainnya adalah theophylline. Obat ini mampu untuk merilekskan otot-otot yang meradang pada saluran pernapasan atau bronkus sehingga nafas bisa lancar dan lega. Namun bagi sebagian orang ada yang menyebabkan efek samping seperti sakit perut, mual, muntah hingga sakit kepala. 

Inhaler short acting beta 2–agonis

Obat asma selanjutnya adalah obat inhaler short acting beta 2-agonis. Obat ini termasuk ke dalam obat bronkodilator yang bisa bekerja dengan cepat dalam menghentikan gejala asma yang kambuh seketika. 

Obat golongan ini juga bisa digunakan dengan inhaler genggam atau portable atau biasa disebut juga dengan nebulizer. Obat yang termasuk ke dalam jenis obat golongan ini seperti:

  • Pirbuterol
  • Albuterol
  • Levalbuterol 

Obat suntik alergi

Selain itu pun ada juga obat suntik alergi atau disebut dengan imunoterapi. Obat golongan ini bisa meningkatkan atau menekan sistem imun sehingga dapat mengurangi sensitivitas tubuh terhadap alergen yang muncul dan menyebabkan asma. 

Pada awalan suntikan diberikan sekali dalam seminggu. Ada juga yang diberikan sekali dalam sebulan. Kemudian imunoterapi bisa berjalan hingga bertahun-tahun untuk membuat tubuh menjadi kebal terhadap allergen. 

Antikolinergik

Obat asma lainnya adalah antikolinergik. Obat ini bisa mencegah terjadinya pengencangan otot pada saluran pernapasan seperti obat ipratropium dan tiotropium bromide. Ada yang berbentuk inhaler dan ada juga dalam bentuk inhaler kering seperti menghirup obat bubuk. 

Kesimpulan 

Asma merupakan penyakit pernapasan kronis yang terjadi ketika saluran napas meradang dan menyempit sehingga termasuk ke dalam penyakit pernapasan kronis dan sulit untuk disembuhkan. 

Ketika mengalami penyakit pada saluran pernapasan maka tidak boleh disepelekan karena sangat riskan terhadap tubuhnya. Oleh sebab itu perlu menggunakan obat untuk mencegah gejala muncul dan mengatasi ketika gejala kambuh. Obat yang bisa digunakan seperti long acting beta agonist atau agonis beta kerja lambat, agonis beta kerja cepat, kortikosteroid, Ipratropium hingga obat suntik alergi untuk membuat tubuh menjadi kebal terhadap alergen yang bisa menjadi penyebab terjadinya gejala asma menjadi kambuh.

(GE – RFA)

Scroll to Top