Menjaga Kesehatan dengan Obat Antibiotik yang Tepat

Bagikan:

AshefaNews – Bagi Anda yang saat ini masih bertanya-tanya mengenai apa yang dimaksud dengan obat antibiotik dan apakah fungsi utama dari antibiotik? Maka akan Kami berikan penjelasan. Obat Antibiotik adalah kelompok obat yang memiliki kegunaan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri serta parasit tertentu. Obat ini tidak dapat mengatasi infeksi yang timbul dari virus seperti flu salah satunya. 

Penggunaan obat ini harus disertai resep dan anjuran dari dokter. Cara kerja dari obat antibiotik yaitu menghambat serta membunuh sel bakteri. Sehingga infeksi yang bersumber dari bakteri dapat diatasi. Meski memiliki manfaat yang besar, obat ini sangatlah dilarang untuk digunakan secara sembarangan. Sebab dapat meningkatkan resiko munculnya resistensi terhadap antibiotik.

Selain dapat mengatasi infeksi yang muncul dari bakteri, obat antibiotik juga berguna untuk mencegah infeksi profilaksis. Antibiotik profilaksis khusus diberikan pada saat kondisi tertentu seperti luka terbuka pada tingkat parah, orang dengan imun tubuh yang lemah, serta orang yang akan melakukan operasi.

Jenis – jenis Obat Antibiotik

Antibiotik hanya dapat dipergunakan berdasarkan resep dari dokter. Berikut ini merupakan beberapa jenis obat antibiotik beserta fungsinya, yakni:

Penisilin

Penisilin berguna untuk mengobati infeksi telinga, infeksi tenggorokan, abses gigi, infeksi saluran pernafasan, serta infeksi saluran kemih. 

Sefalosporin

Berbagai kondisi yang dapat diatasi menggunakan sefalosporin yaitu otitis media, infeksi tulang, infeksi kulit, infeksi saluran para pernafasan atas, serta infeksi pada saluran kemih. 

Aminoglikosida

Aminoglikosida merupakan obat antibiotik yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi diare, amebiasis, bakteremia, infeksi tulang, brucellosis, kriptosporidiosis, fibrosis kistik, meningitis, tuberkulosis, infeksi ginjal. Antibiotik ini juga dapat digunakan untuk mencegah endokarditis bakterial.

Tetrasiklin

Tetrasiklin berguna untuk mengobati  anthrax, rosacea atau jerawat yang parah, periodontitis, infeksi pada mata. Tetrasiklin pada jenis tertentu tidak bisa digunakan untuk anak dengan usia dibawah 8 tahun. 

Makrolida

Makrolida adalah obat antibiotik yang dapat mengobati beberapa penyakit seperti sinusitis, infeksi telinga, pertussis, radang panggul, jerawat, dan pneumonia.

Quinolone

Quinolone berguna untuk mengatasi penyakit pes, anthrax, infeksi pada saluran kemih yang berat atau berulang, pneumonia, infeksi ginjal, prostatitis, infeksi kulit dan jaringan lunak, dan infeksi tulang sendi.

Sulfa atau Sulfonamida

Antibiotik golongan sulfat dapat digunakan untuk mengatasi infeksi pada saluran kemih, bronkitis, meningitis bakterial, pneumonia, dan infeksi pada mata dan telinga. 

Lincosamide

Antibiotik golongan lincosamide digunakan untuk mencegah sekaligus mengobati beberapa kondisi yang diakibatkan infeksi bakteri. Beberapa diantaranya adalah infeksi saluran pernapasan, infeksi pada saluran pencernaan, infeksi pada tulang dan sendi, peritonitis, serta infeksi bakteri pada kemaluan wanita.

Glycopeptide

Fungsi obat antibiotik golongan glikopeptida yaitu mengobati diare yang timbul karena bakteri clostridium difficile, infeksi kulit, endokarditis, serta enterokolitis. 

Carbapenem

Obat antibiotik dengan golongan karbapenem dapat digunakan untuk 

mengatasi berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Contohnya seperti pneumonia, infeksi pada tulang, dan infeksi ginjal. Antibiotik ini pada umumnya akan diberikan apabila antibiotik yang lainnya tidak dapat menangani infeksi.

Obat antibiotik alami

Selain antibiotik dengan bentuk obat, belakangan ini banyak penelitian yang menemukan manfaat antibiotik yang terkandung dalam bahan-bahan herbal. Obat antibiotik alami telah dipercaya mempunyai efektifitas yang tidak kalah baik dengan antibiotik bentuk obat. Berikut ini merupakan beberapa bahan alami yang dipercaya memiliki khasiat ampuh guna membasmi bakteri:

Madu manuka

Madu manuka di dalamnya terkandung hidrogen peroksida serta methylglyoxal yang memiliki sifat antibakteri. Madu manuka juga bisa membantu pemulihan tubuh saat mengalami peradangan dan luka.

Cara menggunakannya, Anda hanya perlu mengoleskan madu manuka langsung pada kulit yang terluka atau terinfeksi. Tapi, jika infeksi terjadi pada organ tubuh bagian dalam Anda diperbolehkan untuk mengkonsumsi madu dengan cara langsung.

Disamping sebagai antibakteri, madu manuka atau jenis madu yang lain juga dipercaya mampu membantu kesehatan tubuh secara maksimal dan mengurangi resiko darah tinggi, diabetes, serta kolesterol tinggi.

Jahe

Salah satu rempah sekaligus bumbu masak satu ini ternyata juga memiliki manfaat sebagai antibiotik alami. Beberapa penelitian yang telah dilakukan, terdapat kandungan zat pada jahe yang bisa mengurangi peradangan dan membasmi kuman yang dapat menyebabkan infeksi.

Beberapa jenis kuman yang diketahui dapat dibasmi oleh jahe ini yaitu kuman E. coli, Staphylococcus, serta Streptococcus, yang bisa membuat kulit terinfeksi, diare, serta pneumonia.

Cengkeh

Cengkeh untuk rempah atau dalam bentuk olahan seperti minyak salah satunya juga mempunyai sifat antibiotik. Cengkeh telah banyak dipercaya untuk mengobati infeksi pada gusi dan gigi. Disamping memiliki kandungan antibiotik, cengkeh juga memiliki kandungan antinyeri dan antiradang.

Peringatan sebelum menggunakan obat antibiotik

Antibiotik sangat tidak dianjurkan dikonsumsi tanpa arahan dari dokter. Ikuti aturan pakai dari dokter apabila Anda diresepkan untuk menggunakan antibiotik. Sebelum memakainya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti berikut :

  1. Memberitahu dokter apakah Anda memiliki riwayat alergi atau lainnya.
  2. Beri tahu dokter apakah Anda memiliki riwayat masalah kesehatan, terutama pada penyakit kronis. Seperti contoh penyakit liver, ginjal dan lainnya.
  3. Bagi ibu hamil atau yang memiliki rencana untuk hamil diharuskan untuk berkonsultasi terlebih dulu apalagi bagi yang sedang menyusui.
  4. Memberitahukan kepada dokter apabila sedang menggunakan pil KB guna mencegah kehamilan. Sebab beberapa antibiotik bisa menurunkan efektivitas dari pil tersebut.
  5. Jangan melakukan vaksinasi dengan vaksin jenis bakteri hidup, seperti vaksin BCG atau tifoid, apabila Anda sedang menggunakan antibiotik.
  6. Jangan menghentikan pengobatan dengan antibiotik sebelum waktu yang dianjurkan oleh dokter meski gejala telah membaik dan bahkan hilang.
  7. Dilarang keras mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan menggunakan antibiotik. Hal itu akan meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  8. Segera datang pada dokter apabila terjadi reaksi alergi obat atau overdosis sesudah menggunakan obat antibiotik.

Efek samping dan bahaya antibiotik

Efek samping obat antibiotik berbeda-beda, hal itu tergantung pada obat jenis apa yang digunakan, dosis obat, serta respon tubuh terhadap obat. Akan tetapi, beberapa efek samping yang kemungkinan besar terjadi, pada umumnya adalah:

  1. Rasa kantuk, mual, muntah, perut kembung, diare, sakit perut, nafsu makan menghilang, gangguan pada pencernaan, kandidiasis pada alat vital (wanita) pusing dan pingsan.
  2. Segera lakukanlah pemeriksaan pada dokter apabila efek samping yang Anda alami selalu muncul dan tidak mereda bahkan semakin parah

Disamping itu, terdapat beberapa efek samping antibiotik yang lebih serius seperti : 

  1. Infeksi Clostridium difficile, yang dapat ditandai dengan timbulnya kondisi diare berat, kram perut, serta darah atau lendir pada kotoran (tinja).
  2. Reaksi alergi obat, yang dapat ditandai dengan rasa sulit untuk bernafas, bibir membengkak atau kelopak mata, sesudah menggunakan antibiotik.

Itulah beberapa ulasan mengenai obat antibiotik yang dapat digunakan sesuai anjuran dari dokter. Dengan adanya ulasan diatas semoga dapat dijadikan sebagai penambah wawasan.

(GE – NS)

Scroll to Top