AshefaNews – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan adanya dua kasus baru Gagal Ginjal Progresif Atipikal (GGAPA) di Indonesia pada awal 2023.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril menjelaskan bahwa dua kasus baru tersebut ditemukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
“Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek,” ujar Syahril dalam keteranganya, Selasa (7/2/2023).
Menurut Syahril, satu pasien terkonfirmasi GGAPA tersebut merupakan seorang anak berusia 1 tahun. Awalnya, pasien tersebut mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion.
Setelah itu, pasien yang masih berusia 1 tahun itu mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (Anuria). Namun, keluarga menolak pasien dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
“Pada tanggal 1 Februari, pasien akhirnya dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole. Namun 3 jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Syahril.
Sementara satu pasien lain yang berstatus suspek GGAPA, lanjut Syahril, merupakan seorang anak berusia 7 tahun. Awalnya, pasien mengalami demam pada tanggal 26 Januari 2023, lalu diberikan obat penurun panas sirup yang dibeli secara mandiri.
Setelah sempat diperiksa dokter dan memiliki gejala GGAPA, pasien tersebut akhirnya dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif.
“Saat ini masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta. Pada saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait pasien ini,” pungkas Syahril.
(RM – WAH)Â