AshefaNews – Rasa tenang yang dirasakan oleh setiap orang memang berbeda-beda. Tidak semua orang mampu merasakan rasa tenang yang mudah. Sehingga rasa tenang bagi sebagian orang harus didapatkan dengan mengonsumsi obat penenang.
Obat penenang biasanya digunakan ketika merasakan cemas, panik atau gangguan mental lainnya hingga gangguan tidur. Namun penggunaan obat penenang tidak boleh berlebihan dan harus sesuai dengan gejala yang dirasakan.
Setiap jenis obat penenang pun memiliki kegunaannya masing-masing. Sehingga dapat mengatasi gejala dengan tepat tanpa memperparah kondisi sebelumnya. Berikut ini beberapa jenis obat penenang yang bisa menjadi pilihan.
Macam-macam Obat Penenang
1. Amobarbital
Amobarbital merupakan salah satu obat yang tergolong dalam obat barbiturate. Obat ini memiliki kegunaan untuk mengatasi insomnia atau kesulitan tidur. Sehingga, amobarbital bisa menjadi salah satu obat penenang yang bisa menjadi pilihan.
Namun, penggunaan amobarbital tidak boleh digunakan dalam jangka panjang karena bisa menimbulkan ketergantungan. Selain ketergantungan pun bisa menimbulkan efek samping lainnya seperti halusinasi, agitasi, mual, muntah, pusing hingga sembelit.
Oleh sebab itu, pada penggunaan amobarbital ini harus sesuai dengan resep dan anjuran dokter dan hanya digunakan sebagai obat penenang jangka pendek agar tidak menimbulkan efek samping serius.
2. Chlordiazepoxide
Jenis obat penenang selanjutnya adalah chlordiazepoxide. Obat penenang chlordiazepoxide ini biasanya mampu untuk meredakan gangguan kecemasan dan agitasi yang disebabkan oleh berhentinya mengkonsumsi alkohol.
Pada penggunaan chlordiazepoxide juga bisa untuk mengatasi sindrom iritasi usus besar. Para penderita lansia tidak dianjurkan untuk menggunakan obat chlordiazepoxide karena tidak akan bekerja dengan maksimal atau tidak efektif seperti obat lain sehingga lebih cocok untuk memberikan obat penenang lainnya.
3. Diazepam
Diazepam merupakan salah satu jenis obat benzodiazepine yang juga sering digunakan dan efektif mengatasi gangguan kecemasan, meredakan kejang hingga mengurangi atau mengatasi otot yang terasa kaku.
Sehingga ketika mengalami hal tersebut bisa terasa lebih rileks dan nyaman setelah menggunakan diazepam. Namun diazepam juga termasuk obat yang harus digunakan sesuai dengan resep dokter.
Hal tersebut disebabkan karena diazepam ini tidak boleh digunakan pada jangka panjang lebih dari 4 minggu karena bisa menimbulkan efek samping mengantuk hingga sesak napas jika digunakan tidak sesuai dengan aturan pakai.
4. Barbiturate
Obat penenang lainnya adalah obat golongan barbiturate. Seperti yang telah dijelaskan pada sebelumnya bahwa salah satu obat golongan barbiturate adalah amobarbital. Ternyata kandungan pada obat barbiturate ini mampu meningkatkan gamma aminobutyric acid atau GABA.
GABA merupakan zat kimia yang berperan sebagai menghambat dan memperlambat aktivitas sel-sel di otak. Oleh sebab itu bisa memberikan ketenangan dan mengatasi gangguan tidur atau insomnia, kejang, hipertensi intrakranial hingga menjadi obat bius sebelum melakukan anestesi dan juga mengurangi kecemasan.
Namun pada penggunaan obat golongan barbiturate bisa menimbulkan efek samping gangguan pernapasan, gangguan pada janin hingga kecanduan. Sehingga tidak dianjurkan untuk digunakan pada jangka panjang atau waktu yang lama.
Jenis obat golongan barbiturate yang umum diresepkan dan bisa mengatasi gejala yang dirasakan seperti:
- Butalbital bisa untuk mengatasi migraine
- Fenobarbital dan primidon bisa untuk mengatasi dan mencegah kejang
- Metoheksital bisa untuk anestesi prosedur perawatan
- Pentobarbital bisa untuk menghentikan kejang dan prosedur anestesi
- Amobarbital bisa untuk mengatasi gangguan tidur seperti insomnia jangka pendek
5. Alprazolam
Pada jenis obat penenang alprazolam pun mirip dengan cara kerja obat penenang lainnya yakni dengan cara meningkatkan aktivitas GABA pada sistem saraf pusat sehingga bisa menenangkan dan membantu mengatasi kecemasan.
Alprazolam juga hanya boleh digunakan pada jangka pendek karena bisa menyebabkan kecanduan. Obat alprazolam ini termasuk ke dalam obat golongan benzodiazepine. Pada saat akan menghentikan obat alprazolam ini pun tidak boleh langsung menghentikan penggunaan namun menurunkan dosis secara perlahan dan menghentikannya untuk mencegah sindrom putus obat dan ketergantungan.
6. Hipnotik sedatif
Selain itu pun, ada juga obat penenang hipnotik sedatif nonbenzodiazepine. Obat golongan ini termasuk ke dalam obat baru dan bisa untuk mengatasi insomnia jangka pendek. Sehingga pengguna obat penenang ini akan tertidur lebih cepat dan terlelap lebih lama.
Beberapa obat yang termasuk ke dalam obat hipnotik sedatif ini antara lain:
- Zaleplon
- Ramelteon
- Zolpidem
- Eszopiclone
- Kloralhidrat
- Dexmedetomidine hydrochloride
Pada penggunaan obat hipnotik sedatif nonbenzodiazepine ini memiliki tingkat risiko yang cukup ringan namun bisa menyebabkan kantuk berkepanjangan sehingga bisa berakibat fatal ketika mengemudi atau menggunakan mesin.
7. Primidone
Jenis obat penenang lainnya adalah primidone. Primidone bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan, kejang dan juga memberikan efek tenang. Sehingga bisa menjadi pilihan obat tenang yang bisa digunakan.
Obat primidone digunakan ketika obat golongan benzodiazepine tidak efektif mengatasi ketenangan dan gangguan yang dialami sehingga dapat menggunakan primidone. Hal tersebut juga berpengaruh pada tingkat efek samping yang bisa dirasakan yakni lebih tinggi dibandingkan obat benzodiazepine.
Efek samping pada obat primidone ini bisa menyebabkan pusing, mual, muntah hingga penglihatan ganda dan nafsu makan yang hilang. Sehingga penggunaannya tidak boleh berlebihan dan harus sesuai dengan dosis yang diberikan.
8. Ramelteon
Ramelteon termasuk ke dalam obat golongan hipnotik sedatif nonbenzodiazepine. Obat ini dapat menjadi obat penenang dan mengatasi depresi hingga insomnia. Caranya pun masih mirip dengan obat penenang lainnya dengan meningkatkan kadar GABA pada tubuh.
Obat ramelteon tidak boleh digunakan ketika sedang mengkonsumsi makanan tinggi lemak baik setelah maupun sebelum penggunaan obat ini karena bisa mempengaruhi cara kerja obat. Selain itu pun jika sedang mengalami paru obstruktif kronis (PPOK) atau sleep apnea maka tidak dianjurkan menggunakan obat ini.
9. Zolpidem
Obat penenang selanjutnya adalah golongan obat penenang yang mampu mengatasi insomnia. Sehingga pengguna obat ini akan lebih cepat tertidur dan tidur dengan nyenyak. Efek samping penggunaan obat ini adalah halusinasi, pusing dan agitasi.
10. Benzodiazepine
Obat golongan benzodiazepine ini menjadi salah satu obat penenang yang mampu mengatasi gangguan kecemasan dan beberapa kondisi medis lainnya seperti serangan panic, insomnia, depresi, kejang, telinga berdenging hingga gejala putus obat.
Obat yang termasuk ke dalam obat ini adalah estazolam, klonazepam, alprazolam, midazolam, klonazepam dan berbagai jenis benzodiazepine lainnya.
Kesimpulan
Gangguan kecemasan, kepanikan hingga gangguan tidur merupakan gangguan kesehatan yang banyak dialami dan akan terasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal tersebut dan memberikan efek ketenangan harus menggunakan obat penenang.Â
Obat penenang yang digunakan harus sesuai dengan gejala yang dirasakan dan dosis yang tepat agar tidak menimbulkan efek samping serius. Obat penenang yang bisa menjadi pilihan adalah amobarbital, chlordiazepoxide, diazepam, barbiturate dan beragam obat penenang lainnya.
Obat penenang biasanya hanya digunakan dalam jangka pendek karena bisa menimbulkan ketergantungan dan dalam proses berhenti obat pun tidak boleh secara langsung namun diturunkan dosis sedikit demi sedikit agar tidak mengalami sindrom putus obat.
(FR – RIFA)