AshefaNews – Pemberian infus merupakan metode dalam pemberian cairan dan obat yang dilakukan secara langsung melalui pembuluh darah. Cairan infusan biasa disebut sebagai cairan intravena, cairan yang diberikan melalui infus dapat berfungsi sebagai cairan resusitasi yang dimana sebagai pengganti cairan tubuh saat pasien dalam kondisi kritis dan kehilangan banyak cairan, baik dalam bentuk air maupun darah. Melansir pada National Institute for Health and Care Excellence, bahwa cairan infus bertujuan untuk menggantikan air, gula dan garam yang ada di dalam tubuh.
Adapun beberapa kondisi yang membuat seseorang membutuhkan cairan infus, antara lain:
- Mengalami kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) akibat sakit atau melakukan aktivitas secara berlebihan
- Menjalani pengobatan karena infeksi menggunakan antibiotik
- Mengendalikan rasa nyeri dengan menggunakan jenis obat-obatan tertentu
- Pengobatan kemoterapi
Pemberian cairan infus juga harus sesuai dengan aturan dari dokter dengan memperhatikan jenis dan jumlah cairan yang dibutuhkan pasien. Oleh sebab itu, ada beberapa jenis cairan infus yang digunakan untuk pasien dalam kondisi tertentu. Berikut ini jenis-jenis cairan infus dan fungsinya.
Cairan Kristaloid
Kristaloid merupakan jenis cairan infus yang memiliki kandungan natrium klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium klorida dan glukosa. Pada umumnya, cairan ini digunakan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit, menghindari dehidrasi, mengembalikan pH, dan sebagai cairan resusitasi. Adapun beberapa jenis dalam cairan kristaloid, antara lain:
- Cairan Saline
Cairan Saline NaCL 0,9% merupakan salah satu jenis cairan kristaloid yang sering ditemui. Cairan ini mengandung natrium dan klorida. Cairan ini biasa digunakan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, mengembalikan keseimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh agar tidak dehidrasi.
- Ringer Laktat
Ringer laktat merupakan jenis cairan kristaloid yang memiliki kandungan kalsium, kalium, laktat, natrium, klorida dan air. Pada umumnya, cairan ringer laktat diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat mengalami luka, cedera, atau pasien yang menjalani operasi yang menyebabkan kehilangan darah dengan cepat dan jumlah yang banyak. Selain itu juga, cairan ini sering digunakan sebagai cairan pemeliharan saat sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
- Ringer Asetat
Ringer asetat merupakan jenis cairan kristaloid yang hampir sama dengan cairan ringer laktat, namun memiliki kegunaan yang berbeda. Cairan ringer asetat digunakan sebagai cairan metabolisme otot pasien, untuk luka bakar, diare, dan sebagai cairan resusitasi.
- Dextrose
Dextrose merupakan salah satu cairan infus yang mengandung gula sederhana. Cairan dextrose sering digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah pada seseorang yang mengalami hipoglikemia (gula darah yang rendah). Cairan infus dextrose juga dapat digunakan pada kondisi hyperkalemia atau kadar kalium yang tinggi.
Cairan Koloid
Koloid merupakan salah satu jenis cairan inu yang memiliki kandungan molekul lebih banyak dibandingkan cairan infus lainnya. Pada umumnya, cairan koloid diberikan pada pasien yang menderita sakit krisis dan pasien yang telah melakukan operasi bedah. Adapun, beberapa jenis cairan koloid yang bisa diketahui, antara lain:
- Gelatin
Gelatin merupakan salah satu jenis cairan koloid yang mengandung protein hewani. Cairan gelatin memberi efek antikoagulan dan digunakan untuk mengatasi keadaan kurang volume darah yang disebabkan oleh kehilangan darah.
- Albumin
Albumin merupakan salah satu jenis cairan koloid yang mengandung protein 69-kDa. Cairan albumin diberikan kepada pasien yang memiliki hipoalbuminemia atau kadar albumin yang rendah, yang sedang menjalani tindakan bedah seperti operasi jantung, transplantasi hati, infeksi perut, pankreatitis, menderita luka bakar akut, gagal ginjal, hingga gangguan pada ovarium.
- Dekstran
Dekstran merupakan salah satu jenis cairan koloid yang memiliki kandungan polimer glukosa. Cairan Dekstran dapat digunakan untuk memulihkan kondisi saat kehilangan darah dan digunakan untuk mencegah terjadinya tromboemboli setelah operasi. Selain itu, cairan ini dapat membantu plasma ketika pasien mengalami trauma, syok, sepsis, iskemia, cerebral, vaskular perifer dan iskemia miokard.
Cairan Asering
Asering merupakan cairan infus yang memiliki kandungan Na 130 mEq, Cl 109 mEq, Ca 3 mEq, K 4 mEq, dan asetat/garam 28 mEq. Cairan ini diberikan saat pasien mengalami dehidrasi berat, demam berdarah dengue, trauma, luka bakar, serta shock hemoragik dan asidosis. Cairan asering berfungsi untuk menjaga suhu tubuh sentral pada anestesi dan isofluran terutama pada kandungan asetat pada saat pasien sedang di bedah, dan meningkatkan tonisitas sehingga dapat mengurangi risiko edema serebral
Cairan Manitol
Manitol merupakan salah satu cairan infus yang mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen (C6H1406). Cairan manitol berfungsi untuk membantu menjaga tekanan intrakranial pada kondisi normal, memberikan peningkatan diuresis pada pasien yang mengalami gagal ginjal hingga membuat ekskresi senyawa toksik menjadi meningkat. Cairan ini berfungsi juga sebagai larutan irigasi genitouriner saat pasien sedang menjalani operasi prostat atau transuretral.
Cairan Tutofusin ops
Tutofusin ops merupakan jenis cairan infus yang mengandung natrium 100 mEq, kalium 18 mEq, kalsium 4 mEq, sorbitol 50 gram, klorida 90 mEq, dan magnesium 6 mEq. Cairan ini biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasien akan air dan cairan elektrolit, baik saat sebelum dan sesudah operasi sehingga mencegah pasien dari dehidrasi. Cairan ini juga dapat memenuhi kebutuhan pasien akan makanan yang mengandung karbohidrat secara parsial.
Cairan Otsu-NS
Otsu-NS merupakan jenis cairan infus yang memiliki kandungan Na 154 mEq, Cl 14 mEq. Cairan ini digunakan untuk mengganti Na dan Cl saat pasien mengalami diare, mengganti kehilangan natrium pada pasien saat asidosis, diabetikum, insufisiensi, adrenokortikal, dan luka bakar. Selain itu, cairan ini berfungsi untuk mengganti cairan saat pasien mengalami dehidrasi akut.
Cairan Martos-10
MARTOS-10 merupakan jenis cairan infus yang berfungsi untuk membantu dalam mencukupi suplai air dan karbohidrat pada pasien diabetes secara parenteral dan dapat memberikan nutrisi eksogen pada pasien kritis yang menderita tumor, infeksi berat, stress berat hingga pasien yang mengalami defisiensi protein.
Cairan Aminovel-600
Aminovel-600 merupakan salah satu jenis cairan infus yang mengandung L-amino acids 50 gram, sorbitol 100 gram, elektrolit, vitamin. Cairan aminovel-600 diberikan pada pasien dalam keadaan kritis seperti menderita gangguan saluran cerna, luka bakar, infeksi berat, pasca operasi yang membutuhkan nutrisi dari luar.
Cairan Amiparen
Amiparen merupakan jenis cairan infus yang memiliki kandungan asam amino bebas 100 gram, nitrogen 15.7 gram, Na 2 mEq, asetat mEq. Cairan ini digunakan untuk mensuplai asam amino pada pasien hipoproteinemia yang dimana jumlah protein serum di bawah kisaran normal, untuk pasien yang kekurangan gizi serta saat kondisi pra atau pasca operasi.
Ternyata, jenis cairan infus juga bisa dibedakan berdasarkan cairan IV yang didasarkan pada tonisitasnya. Berikut ini, 3 jenis cairan infus berdasarkan tonisitasnya.
- Isotonik
Isotonik merupakan cairan infus yang memiliki konsentrasi zat terlarut sama dengan plasma darah.
- Hipotonik
Hipotonik merupakan cairan infus yang memiliki konsentrasi zat terlarut lebih rendah dari plasma.
- Hipertonik
Hipertonik merupakan cairan infus yang memiliki konsentrasi zat terlarut lebih besar dari plasma.
Nah, berikut tadi penjelasan mengenai jenis cairan infus yang biasa digunakan untuk pengobatan. Jika ingin membeli di apotek, jangan lupa untuk memperhatikan jenis dan kandungannya ya Sobat!
(GE – BUN)