Cairan Infus: Tujuan Pemasangan, Jenis, dan Risiko Efek Sampingnya

Bagikan:

AshefaNews – Seseorang yang pernah dirawat dirumah sakit maupun yang bekerja terkait dengan alat medis tentunya sudah tidak asing dengan barang yang berisi cairan dengan kandungan tertentu ini. Cairan infus juga memiliki efek samping tertentu berdasarkan jenis kandungan cairan tersebut. Dengan begitu, perlu dipahami bahwa penggunaan cairan infus tidak dapat dilakukan dengan cara yang sembarangan. Infus merupakan salah satu cara perawatan dibidang medis yang dapat dilakukan dengan pemberian cairan yang mengandung obat, secara langsung melalui pembuluh darah pada pasien. Biasanya cairan yang berada dalam infus ini merupakan cairan pemeliharaan maupun resusitasi, yang biasa diberikan kepada pasien yang sedang berada dalam kondisi yang cukup kritis. 

Tujuan Pemasangan Infus

Pemasangan sebuah infus tidak dapat dilakukan oleh orang yang sembarangan, perlu seseorang yang kompeten serta terbiasa dalam melakukan hal ini yakni seorang petugas medis. Tujuan dari pemasangan sebuah infus kepada pasien ialah untuk mencukupi kebutuhan cairan yang berada di dalam tubuh pasien yang sebelumnya sudah hilang akibat suatu kondisi penyakit tertentu, ataupun akibat menjalankan prosedur medis tertentu. Terdapat beberapa kondisi di mana seseorang sangat perlu mendapatkan sebuah infus yakni, sebagai berikut:

  • Seseorang yang baru saja mengalami stroke, malnutrisi, keracunan, serta serangan jantung. 
  • Seseorang yang sedang berada dalam kondisi koma maupun kesadarannya yang sedang menurun. 
  • Seseorang yang memiliki gangguan fungsi pada suatu organ seperti penyakit gagal ginjal maupun gagal hati.
  • Seseorang yang sedang mengalami perasaan nyeri akibat mengkonsumsi jenis obat obatan tertentu.
  • Seseorang yang sedang mengalami gangguan pada organ pencernaan, mulai dari penyakit diare berat akibat pendarahan pada saluran cerna, serta lain sebagainya. 
  • Seseorang yang mengalami dehidrasi (kekurangan cairan pada dalam tubuh) pada kondisi kategori yang cukup berat, baik karena sedang sakit maupun akibat beraktivitas fisik secara berlebihan.
  • Seseorang yang sedang menjalani pengobatan akibat adanya sebuah infeksi, serta menggunakan antibiotik.
  • Seseorang yang masih proses atau menjalani pengobatan jenis kemoterapi.

Pemberian sebuah infus juga dapat diberikan kepada kondisi kondisi tertentu seperti ketika seseorang sedang menjalani operasi besar ataupun mengalami luka bakar. Berkaitan dengan kondisi ini, dokter tentunya akan menentukkan dosis maupun pilihan jenis cairan untuk terapi infus.

Jenis Cairan Infus

Didalam sebuah infus, tentunya terdapat suatu cairan di dalamnya. Namun, ternyata jenis cairan yang terkandung di dalam sebuah infus ini berbeda beda tergantung dengan kondisi dan kegunaannya. Berikut, merupakan fungsi sebuah infus beserta dengan jenis cairan di dalamnya yakni, sebagai berikut:

Cairan Kristaloid

Jenis cairan infus kali ini merupakan jenis cairan yang paling umum digunakan yakni cairan kristaloid. Cairan ini memiliki suatu kandungan natrium glukonat, natrium klorida, natrium asetat, serta magnesium klorida. Fungsi sebuah infus kristaloid ini yakni untuk menyeimbangkan PH, serta menghidrasi tubuh yang sedang kekurangan cairan. Selain itu, cairan infus ini juga memiliki beberapa jenis lainnya yakni, sebagai berikut:

  • Saline

Cairan ini memiliki kandungan natrium klorida 0,45% yang memiliki fungsi untuk menangani suatu kondisi hipernatremia serta ketoasidosis diabetik. Sedangkan cairan yang memiliki kandungan natrium klorida yakni 0,9% memiliki fungsi sebagai pengganti cairan tubuh yang disebabkan oleh penyakit diare, muntah, pendarahan, serta syok.

  • Ringer Laktat

Cairan ini memiliki fungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang sedang hilang dikarenakan cedera maupun luka, serta mengembalikan keseimbangan elektrolit.

  • Dextrose

Dextrose diberikan sebagai peningkat kadar gula pada darah penderita penyakit hipoglikemia. Selain itu, orang yang memiliki kadar kalium yang cukup tinggi dapat diberikan jenis cairan infus yang mengadung jenis kadar satu ini.

Cairan Koloid

Jenis cairan infus selanjutnya adalah cairan koloid. Cairan ini memiliki molekul yang lebih berat. Pada umumnya, cairan infus ini diberikan untuk pasien dengan kondisi kritis, yang memerlukan tindakan operasi atau bedah serta membutuhkan transfusi darah. Selain itu, cairan koloid juga terdapat beberapa jenis yakni, sebagai berikut:

  • Dextran

Cairan ini merupakan cairan koloid yang biasa digunakan untuk memulihkan kondisi ketika kehilangan darah akibat proses atau pasca operasi.

  • Albumin

Jenis cairan ini mampu mengatasi kondisi kehilangan cairan pada seorang pasien yang mengalami sebuah kecelakaan, luka bakar dengan kondisi yang cukup parah, serta pasien yang memiliki kondisi albumin rendah akibat proses pembedahan yang telah dilakukan. 

  • Gelatin

Jenis cairan ini merupakan jenis cairan yang biasa diberikan pada seorang pasien yang tengah mengalami kehilangan banyak darah hingga kondisinya membaik.

Efek Samping Cairan Infus

Pemasangan maupun pemberian cairan infus tentunya memerlukan pemantauan efek samping untuk memastikan keamanan serta kemanjurannya. Terdapat beberapa efek akibat pemasangan infus yang dapat terjadi, dengan hal ini kita dapat mengetahui apakah cairan infus bekerja dengan baik atau tidak yakni, sebagai berikut:

  • Peinmbangan harian ialah cara termudah serta paling dapat diandalkan untuk memantau status cairan, tetapi tidak dapat memberikan informasi apapun terkait distribusi pada cairan yang diberikan. Teknik invasif dapat memberikan gambaran yang cukup rinci terkait status volume intravaskuler.
  • Tanda tanda klinis (seperti, meningkatnya jumlah urine yang dihasilkan, berkurangnya waktu pengisian kapiler, serta menurunnya denyut jantung).
  • Tanda biokimia (seperti, normalisasi kadar natrium, urea, serta kreatinin).
  • Pengalaman subjektif pada seorang pasien (seperti, merasa lebih baik maupun tidak merasa haus)
  • Urin yang dihasilkan dengan intensitas yang cukup rendah selama 24 jam.

Pemasangan cairan infus seringkali berjalan dengan lancar, namun terkadang dapat juga menjadi sebuah tantangan, terutama apabila seseorang memiliki pembuluh darah yang cukup tipis serta kecil. Pada kondisi dimana membutuhkan banyak infus, hal ini dapat menyebabkan jaringan parut akan terbentuk dari waktu ke waktu, yang akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah seseorang. Terdapat beberapa resiko pemasangan cairan infus yakni, sebagai berikut:

  • Terjadinya infeksi
  • Emboli udara
  • Radang urat darah
  • Pembuluh darah pecah

Terkadang, jarum pada sebuah infus juga dapat terlepas secara tidak sengaja sehingga obat dapat masuk kedalam jaringan disekitarnya. Dengan beberapa jenis obat, tentu saja hal ini akan sangat berbahaya. Resiko lain akan bergantung pada jenis obat yang pasien terima. Demikianlah, pembahasan artikel mengenai infus sesuatu yang tentunya tidak asing lagi bagi kalangan medis. Untuk melihat artikel menarik yang lainnya, dapat dilihat pada blog Ashefanews, sekian pembahasan artikel untuk saat ini, semoga artikel ini dapat memberikan manfaat serta menambah pengetahuan bagi para pembaca setia blog ashefanews sekalian.

(GE – FR)

Scroll to Top