gangguan kepribadian narsistik dan penyebabnya

Bagikan:

AshefaNews – Apakah Sobat merasa sangat percaya diri? Memiliki rasa percaya diri tentu hal yang bagus, namun jika terlalu tinggi sehingga selalu ingin dipuji dan hilang rasa empati terhadap orang lain, itu salah ya Sobat. 

Dalam istilah medis, kondisi seperti ini dikenal sebagai gangguan kepribadian narsistik (Narcissistic Personality Disorder). Kondisi ini termasuk dalam gangguan mental yang membuat pengidap ini hampir selalu merasa dirinya jauh lebih penting dan lebih baik daripada orang lain dan membutuhkan pujian yang lebih tinggi. Pada beberapa kasus, seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik diketahui selalu membanggakan pencapaiannya. 

Lantas, seperti apa yang dimaksud gangguan kepribadian narsistik? Yuk simak penjelasan di bawah ini ya Sobat!

Pengertian Gangguan Kepribadian Narsistik

Narsistik memiliki latar belakang kisah yang berasal dari Yunani, Dikisahkan dari seorang pemuda bernama Narcissus yang jatuh cinta pada bayangannya sendiri, ketika tidak sengaja melihat dirinya di kolam renang. Nah, dari kisah tersebut narsistik identik dengan kebiasaan terlalu membanggakan dan mencintai diri sendiri.

Pada umumnya, pengidap narsistik memiliki tingkat empati yang rendah terhadap orang lain dan menganggap dirinya yang lebih penting dan lebih baik. Pengidap gangguan kepribadian narsistik memiliki perasaan yang mudah tersinggung dan bisa dengan mudah untuk merasakan depresi ketika mereka dikritik oleh orang lain. Seseorang yang memiliki gangguan kepribadian narsistik juga gemar mengeksploitasi orang lain demi kepentingan pribadi, arogan dan meyakini bahwa orang lain cemburu atau iri terhadap dirinya.

Penyebab Kepribadian Narsistik

Perlu diketahui, bahwa kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja. Meskipun dapat dialami oleh siapa saja, gangguan kepribadian narsistik lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Akan tetapi, seseorang yang memiliki kepribadian narsistik mudah ditemukan pada usia remaja dan awal dewasa. Berikut ini ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kepribadian narsistik, antara lain:

  • Faktor Genetik

Seseorang yang memiliki gangguan kepribadian narsistik ternyata bisa disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan dari orang tua. Orang tua yang memiliki kepribadian narsistik dominan memprioritaskan ego atau pun emosi diri sendiri ketimbang dari sisi anak. 

  • Pola asuh dan Sikap Orang Tua

Gangguan kepribadian narsistik bisa terjadi dan berkembang pada anak-anak. Hal ini disebabkan oleh pola asuh yang diterapkan pada anak. Ada beberapa jenis pola asuh yang bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan narsistik. Salah satunya adalah saat orang tua terlalu menuntut dan mengharapkan kesuksesan anak secara berlebihan. Jika hal tersebut dibiarkan, anak bisa tumbuh dengan keyakinan bahwa setiap orang yang berbeda dari dirinya merupakan sosok yang lemah dan hal itu bisa berujung pada gangguan narsistik. Serta, orang tua yang terlalu memanjakan anaknya sehingga memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap sesuatu.

Sikap orang tua yang sering meremehkan anaknya atau mengejek rasa takut anak membuat si anak merasa ingin jauh lebih dihargai dan ingin menjadi seseorang yang lebih baik dan penting di mata orang lain.

Selain itu juga, penyebab utama yang menyebabkan gangguan kepribadian narsistik ini belum diketahui, sama seperti gangguan mental lainnya yang penyebabnya sangat kompleks. 

Gejala Kepribadian Narsistik

Pada umumnya, kepribadian narsistik masuk dalam kategori gangguan kepribadian antisosial dan pembatasan diri, karena pengidap gangguan kepribadian ini memiliki perilaku yang dramatis dan lebih emosional. Ada beberapa gejala dari gangguan kepribadian narsistik, sebagai berikut:

  • Melebih-lebihkan prestasi atau bakat
  • Mengharapkan pujian dan kekaguman pada dirinya
  • Percaya bahwa dirinya lebih baik dari orang lain
  • Percaya bahwa dirinya istimewa dan berperilaku sebagai seseorang yang istimewa
  • Gagal untuk mengenali emosi dan perasaan orang lain
  • Memiliki khayalan yang tinggi mengenai kekuasaan, kesuksesan dan daya tarik
  • Mengambil keuntungan dari orang lain
  • Mengekspresikan sebuah bentuk penghinaan terhadap orang yang dianggap inferior (rendah)
  • Menjadi iri terhadap orang lain
  • Mempercayai bahwa orang lain iri terhadap dirinya
  • Kesulitan dalam menjaga hubungan yang sehat
  • Menetapkan tujuan yang tidak realistis
  • Mudah terluka terlebih saat mengalami penolakan
  • Memiliki harga diri yang rapuh
  • Menampilkan diri sebagai orang yang keras kepala dan tidak emosional.

Tipe-Tipe Kepribadian Narsistik

Nah, apakah Sobat tahu? Bahwa terdapat tipe-tipe kepribadian narsistik. Tipe-tipe ini bisa dibedakan berdasarkan perilaku yang diperlihatkan dan reaksi mereka terhadap lingkungan, berikut ini tipe-tipe kepribadian narsistik yang perlu diketahui.

  1. Narsistik Prososial

Seseorang dengan tipe kepribadian narsistik prososial atau disebut communal narcissism ini selalu berusaha melakukan perbuatan baik di depan umum. Akan tetapi, hal ini dilakukan hanya untuk mendapatkan pengakuan sebanyak mungkin dari orang-orang sekitarnya. 

Respon yang diharapkan dari tipe kepribadian narsistik prososial adalah sebuah pujian. Dengan pujian bisa membuat mereka bangga dan puas terhadap diri sendiri. 

Pengidap narsistik prososial juga memiliki keinginan yang kuat untuk dihargai dan dikenal semua orang. Mereka bisa bersikap ramah dan membantu orang lain hanya untuk mendapatkan pengakuan yang mereka harapkan.

  1. Narsistik Tampak

Seseorang dengan kepribadian narsistik tampak atau disebut grandiose narcissism berpotensi merugikan orang-orang di sekitarnya. Ada ciri-ciri yang menonjol yaitu bersikap arogan, percaya diri berlebihan, kompetitif, gemar mengeksploitasi orang dan rendahnya rasa empati yang dimiliki.

seseorang dengan tipe kepribadian ini juga menilai kemampuan dirinya secara berlebihan dengan merendahkan orang lain. Tidak jarang, mereka menganggap kehadiran atau pencapaian orang lain sebagai sebuah ancaman. 

  1. Narsistik Terselubung

Seseorang dengan kepribadian narsistik terselubung atau covert  narcissism yaitu kebalikan dari tipe narsistik tampak. Orang dengan kepribadian ini meyakini dirinya lebih unggul dibandingkan orang lain, namun keyakinan ini mereka simpan dalam hati.

Mereka cenderung mementingkan diri sendiri dan meyakini bahwa mereka berhak mendapatkan perhatian lebih dari orang lain. Ciri-ciri pengidap narsistik terselubung lainnya adalah mereka sering merasa menjadi korban seolah-olah dunia gagal mengenali potensi yang dia miliki. Oleh karena itu, tidak heran jenis gangguan kepribadian narsistik ini rentan depresi karena perasaannya yang sensitif. 

  1. Narsistik Antisosial 

Seseorang dengan kepribadian narsistik antisosial atau disebut antagonistic narcissism memiliki ciri khas berupa mengambil keuntungan dari orang lain untuk kepentingan dirinya tanpa merasa bersalah. 

Mereka memiliki sifat yang arogan, senang berdebat, dan berkompetisi dengan orang lain. Selain itu juga, tipe narsistik antisosial ini kecenderungan pendendam dan sulit untuk memaafkan orang lain.

Penderita gangguan kepribadian narsistik ini biasanya tidak menyadari bahwa dirinya berada di kondisi tersebut, sehingga cukup jarang yang melakukan pemeriksaan ke dokter atau psikolog. 

Adapun cara atau pengobatan dalam mengatasi gangguan narsistik ini dengan melakukan terapi psikologis, tujuannya agar pasien bisa memahami diri sendiri dengan baik dan mampu mengendalikan perilakunya.

Berikut ini terapi yang bisa dilakukan:

  • Terapi bicara (psikoterapi), terapi ini membantu pasien untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan memahami penyebab timbulnya gejala narsistik
  • Terapi perilaku kognitif, terapi ini membantu pasien untuk mengubah perilaku dan pemikiran yang merusak, serta guna mendapat gambaran diri yang lebih realistis.

Dampak Buruk Gangguan Kepribadian Narsistik

Jika gangguan ini tidak ditangani dengan cepat, gangguan perilaku ini dapat menimbulkan komplikasi atau dampak yang lebih buruk berupa:

  • Kesulitan menjalin hubungan sosial
  • Sering mendapatkan masalah dalam pekerjaan atau sekolah
  • Depresi atau gangguan kecemasan
  • Kecanduan alkohol atau NAPZA
  • Memiliki perilaku atau pikiran ingin bunuh diri.

Dari penjelasan di atas apakah sobat merasa dirinya memiliki gangguan narsistik? Untuk memastikan diagnosis, sebaiknya sobat berkonsultasi kepada tenaga ahli atau psikolog ya.

(GE – BUN)

Scroll to Top