Apa itu Cacar Air – Ketahui Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Bagikan:

AshefaNews – Apa itu Cacar Air? Cacar air atau varicella adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak, tetapi orang dewasa juga dapat terkena. Virus varicella-zoster menyebar melalui udara atau kontak langsung dengan cairan dari lepuhan kulit penderita cacar air.

Gejala cacar air biasanya dimulai dengan demam ringan, sakit kepala, dan kelelahan. Setelah beberapa hari, lepuhan merah yang gatal muncul di kulit. Lepuhan tersebut kemudian berubah menjadi gelembung kecil yang berisi cairan, yang akan pecah dan membentuk kerak kering. Lepuhan ini dapat muncul di seluruh tubuh, termasuk di wajah, telinga, dan kelamin. Selama beberapa hari, lebih banyak lepuhan akan muncul, dan penderita cacar air akan merasa sangat gatal.

Cacar air dapat dicegah dengan vaksin varicella-zoster. Vaksin ini sangat efektif dan aman, dan dianjurkan untuk semua anak-anak di atas usia 12 bulan dan orang dewasa yang belum pernah menderita cacar air atau belum divaksinasi. Vaksinasi cacar air adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit tersebut. Namun, jika sudah terkena cacar air, pengobatan terfokus pada meredakan gejala, karena tidak ada obat yang dapat menyembuhkan cacar air. Obat pereda rasa sakit seperti parasetamol atau ibuprofen dapat membantu mengurangi demam dan nyeri. Kompres dingin juga dapat membantu meredakan gatal.

Hindari menggaruk lepuhan, karena dapat menyebabkan infeksi. Sebaiknya jaga kebersihan kulit dengan mandi rutin dan hindari kontak dengan orang lain selama cacar air masih menular. Cacar air biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu. Namun, dalam beberapa kasus, komplikasi dapat terjadi. Infeksi kulit, infeksi telinga, pneumonia, dan ensefalitis adalah beberapa contoh komplikasi yang dapat terjadi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencegah cacar air dengan vaksinasi.

Cacar air sangat menular, dan penderita dapat menularkan penyakit ini sejak dua hari sebelum lepuhan muncul sampai semua lepuhan telah membentuk kerak kering. Maka dari itu, sangat penting untuk mengisolasi penderita cacar air dan hindari kontak dengan orang lain selama masa infeksi. Jika seorang anggota keluarga terkena cacar air, pastikan untuk memisahkan tempat tidur, handuk, dan pakaian mereka. Mandi secara teratur dengan air hangat dapat membantu mengurangi gatal dan membersihkan kulit.

Gejala Cacar Air

Cacar air atau varicella adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Gejala awal cacar air mirip dengan flu, termasuk demam ringan, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot. Kemudian, dalam beberapa hari, lepuhan kulit muncul. Lepuhan tersebut biasanya dimulai sebagai bercak merah kecil yang kemudian berkembang menjadi gelembung yang berisi cairan. Lepuhan bisa muncul di seluruh tubuh, termasuk di wajah, telinga, dan kelamin. Selama beberapa hari, lebih banyak lepuhan akan muncul, dan penderita cacar air akan merasa sangat gatal.

Gatal adalah gejala yang sangat umum pada cacar air. Gatal tersebut dapat menyebabkan penderita merasa sangat tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain itu, lepuhan kulit yang terinfeksi juga dapat menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada penderita. Setelah beberapa hari, gelembung tersebut akan pecah dan membentuk kerak kering. Pada akhirnya, kerak kering tersebut akan hilang dan bekas luka dapat terbentuk.

Gejala lain yang dapat terjadi pada cacar air termasuk sakit tenggorokan, mual, muntah, dan diare. Beberapa orang mungkin juga mengalami demam yang tinggi, kelemahan otot, dan ruam merah pada kulit. Pada beberapa kasus, cacar air dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi kulit, infeksi telinga, pneumonia, dan ensefalitis.

Cacar air sangat menular dan penderita dapat menularkan penyakit ini sejak dua hari sebelum lepuhan muncul sampai semua lepuhan telah membentuk kerak kering. Maka dari itu, sangat penting untuk mengisolasi penderita cacar air dan hindari kontak dengan orang lain selama masa infeksi. Jika seorang anggota keluarga terkena cacar air, pastikan untuk memisahkan tempat tidur, handuk, dan pakaian mereka. Mandi secara teratur dengan air hangat dapat membantu mengurangi gatal dan membersihkan kulit.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena cacar air. Faktor risiko termasuk usia (terutama anak-anak), kepadatan populasi, dan kontak dengan penderita cacar air. Orang yang belum pernah terkena cacar air atau belum divaksinasi memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena cacar air.

Penyebab Cacar Air

Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster yang sangat menular. Virus ini dapat menyebar melalui udara saat penderita batuk atau bersin, atau melalui kontak langsung dengan lepuhan kulit yang terinfeksi. Seseorang yang belum pernah terkena cacar air atau belum divaksinasi memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi virus tersebut.

Setelah virus masuk ke tubuh, virus mulai berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh. Gejala awal muncul dalam waktu 10-21 hari setelah terpapar virus. Selama masa inkubasi ini, penderita tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga dapat dengan mudah menularkan virus kepada orang lain tanpa menyadarinya.

Setelah masa inkubasi berakhir, gejala cacar air mulai muncul. Virus menyebabkan peradangan pada kulit dan menyebabkan munculnya bercak merah kecil yang berkembang menjadi gelembung berisi cairan. Gelembung ini sangat menular dan dapat pecah, melepaskan virus ke lingkungan sekitar. Pada tahap ini, penderita cacar air sangat menular dan dapat menularkan virus ke orang lain dengan mudah.

Cacar air juga dapat disebarkan melalui kontak dengan cairan yang keluar dari lepuhan. Virus varicella-zoster juga dapat menyebar melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi, seperti pakaian dan handuk. Maka dari itu, sangat penting untuk mengisolasi penderita cacar air dan hindari kontak dengan orang lain selama masa infeksi.

Orang yang belum pernah terkena cacar air atau belum divaksinasi memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena cacar air. Orang yang pernah menderita cacar air biasanya kebal terhadap virus ini untuk sisa hidupnya. Namun, virus varicella-zoster dapat menyebabkan penyakit herpes zoster atau cacar api pada orang yang pernah menderita cacar air. Cacar api merupakan infeksi virus yang menyebabkan ruam kulit yang menyakitkan dan dapat bertahan selama beberapa minggu.

Faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena cacar air termasuk kepadatan populasi, kontak dengan penderita cacar air, dan usia (terutama anak-anak). Maka dari itu, sangat penting untuk menerapkan tindakan pencegahan yang tepat untuk mencegah penyebaran cacar air.

Faktor Risiko Cacar Air

Cacar air adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Meskipun bisa menyerang siapa saja, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit ini. Berikut adalah beberapa faktor risiko cacar air yang perlu Anda ketahui:

Belum pernah terkena cacar air atau divaksinasi

Orang yang belum pernah terkena cacar air atau belum divaksinasi memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi virus varicella-zoster. Ini karena mereka belum memiliki kekebalan terhadap virus tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi semua orang untuk mendapatkan vaksinasi cacar air. Vaksin cacar air sangat efektif dalam mencegah penyakit ini dan dapat membantu melindungi individu dari cacar air yang berbahaya.

Usia

Usia juga dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena cacar air. Anak-anak dan remaja memiliki risiko lebih tinggi daripada orang dewasa karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya terbentuk. Orang yang lebih tua juga dapat memiliki risiko lebih tinggi karena sistem kekebalan tubuh mereka bisa menurun seiring bertambahnya usia.

Kepadatan populasi

Kepadatan populasi juga merupakan faktor risiko yang dapat mempengaruhi penyebaran cacar air. Orang yang tinggal atau bekerja di daerah dengan populasi padat memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena cacar air karena mereka lebih sering berinteraksi dengan orang lain yang mungkin membawa virus varicella-zoster.

Kontak dengan penderita cacar air

Kontak dengan penderita cacar air juga merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terinfeksi. Virus varicella-zoster sangat menular dan dapat menyebar melalui udara saat penderita batuk atau bersin, atau melalui kontak langsung dengan lepuhan kulit yang terinfeksi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengisolasi penderita cacar air dan hindari kontak dengan orang lain selama masa infeksi.

Sistem kekebalan tubuh yang lemah

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang dengan HIV atau orang yang menerima terapi kanker atau transplantasi organ, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena cacar air. Ini karena sistem kekebalan tubuh mereka tidak mampu melawan infeksi virus dengan baik.

Kehamilan

Wanita hamil yang belum pernah terkena cacar air atau divaksinasi juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi virus varicella-zoster. Infeksi cacar air pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi yang serius bagi janin, seperti kelainan pada bayi yang baru lahir.

Stres

Stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko seseorang terkena cacar air. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental dengan cara yang sehat, seperti berolahraga, tidur yang cukup, dan mengelola stres.

Pengobatan Cacar Air

Pengobatan cacar air bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi serius. Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan cacar air sepenuhnya, ada beberapa metode pengobatan yang dapat membantu mengatasi gejala dan mempercepat pemulihan. Berikut adalah beberapa pengobatan cacar air yang perlu Anda ketahui:

  1. Obat pereda nyeri dan demam

Obat pereda nyeri dan demam seperti parasetamol dapat membantu mengurangi demam, sakit kepala, dan rasa sakit yang disebabkan oleh cacar air. Namun, hindari penggunaan aspirin pada anak-anak karena dapat menyebabkan kondisi serius yang disebut sindrom Reye.

  1. Obat antivirus

Obat antivirus seperti acyclovir dapat membantu mengurangi durasi dan keparahan cacar air. Obat ini bekerja dengan menghambat reproduksi virus varicella-zoster di dalam tubuh. Namun, penggunaan obat antivirus harus dilakukan dengan hati-hati dan hanya di bawah pengawasan dokter.

  1. Kompres air dingin

Kompres air dingin dapat membantu mengurangi rasa gatal dan peradangan pada lepuhan kulit yang terinfeksi. Caranya adalah dengan menggunakan kain lembut yang dicelupkan ke dalam air dingin dan ditempelkan pada area kulit yang terinfeksi selama beberapa menit.

  1. Krim topikal

Krim topikal seperti calamine lotion dapat membantu mengurangi rasa gatal dan peradangan pada kulit yang terinfeksi cacar air. Krim ini bekerja dengan mengurangi peradangan dan membantu mendinginkan area kulit yang terinfeksi.

  1. Bath oatmeal

Bath oatmeal adalah metode pengobatan alami yang dapat membantu mengurangi rasa gatal dan peradangan pada kulit yang terinfeksi cacar air. Caranya adalah dengan menambahkan oatmeal ke dalam air mandi dan merendam tubuh selama beberapa menit.

  1. Hindari menggaruk

Menggaruk lepuhan kulit yang terinfeksi cacar air dapat memperburuk gejala dan menyebabkan infeksi sekunder. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari menggaruk kulit yang terinfeksi dan menjaga kebersihan kulit dengan rajin.

  1. Istirahat yang cukup

Istirahat yang cukup sangat penting untuk mempercepat pemulihan dari cacar air. Hindari kegiatan yang terlalu melelahkan atau terlalu banyak beraktivitas. Istirahat yang cukup akan membantu tubuh Anda memperkuat sistem kekebalan dan mempercepat pemulihan dari cacar air.

  1. Vaksinasi

Vaksinasi cacar air adalah cara yang efektif untuk mencegah penyakit ini. Vaksin cacar air mengandung virus varicella-zoster yang dilemahkan dan dapat membantu tubuh Anda membangun kekebalan terhadap virus tersebut. Vaksinasi cacar air direkomendasikan untuk semua anak-anak dan orang dewasa yang belum pernah terinfeksi cacar air atau belum divaksinasi.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebagian besar kasus cacar air dapat diatasi dengan pengobatan rumahan dan biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu. Namun, terdapat beberapa situasi di mana sebaiknya Anda segera menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Anda harus berkonsultasi dengan dokter:

  1. Gejala yang parah

Jika Anda mengalami gejala yang parah seperti demam tinggi, sakit kepala yang parah, atau kesulitan bernafas, segera hubungi dokter. Gejala yang parah dapat menandakan adanya infeksi yang lebih serius dan memerlukan penanganan medis segera.

  1. Infeksi kulit

Lepuhan kulit yang terinfeksi cacar air dapat menjadi infeksi sekunder yang lebih serius. Tanda-tanda infeksi kulit meliputi kemerahan, pembengkakan, nyeri, dan pembentukan nanah pada kulit yang terinfeksi. Jika Anda mengalami tanda-tanda ini, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan medis.

  1. Komplikasi serius

Meskipun jarang terjadi, cacar air dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, ensefalitis, atau sindrom Reye. Jika Anda mengalami gejala seperti kesulitan bernafas, sakit kepala yang parah, kejang, atau kesulitan berbicara, segera hubungi dokter.

  1. Risiko tinggi

Orang yang memiliki risiko tinggi terkena cacar air, seperti ibu hamil, bayi, dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter jika terkena cacar air. Hal ini untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.

  1. Ketidakpastian

Jika Anda tidak yakin tentang apa yang terjadi pada tubuh Anda atau tidak yakin tentang bagaimana mengobati cacar air, segera hubungi dokter. Dokter akan membantu memberikan informasi dan saran medis yang tepat untuk kondisi Anda.

  1. Kehilangan kesadaran

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal kehilangan kesadaran atau tidak sadar, segera hubungi layanan medis darurat untuk mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat.

Jika Anda memiliki cacar air, sangat penting untuk menjaga kebersihan dan menghindari menggaruk lepuhan kulit yang terinfeksi. Hindari kontak dengan orang lain, terutama orang yang berisiko tinggi terkena cacar air. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk menghubungi dokter atau pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.

(GE – FB)

Scroll to Top