AshefaNews – Memiliki masalah dengan lambung atau Asam Lambung Naik? Yuk simak artikel ini untuk mengetahui cara penanganan yang tepat.
Penyakit asam lambung merupakan salah satu penyakit yang paling sering diderita pada kalangan masyarakat, khususnya Indonesia. Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan baik itu pada remaja, dewasa, lansia hingga pada bayi.
Pada beberapa kasus, penderita asam lambung yang sudah masuk ke tahap yang parah maka akan mengalami beberapa gejala seperti kesulitan dalam menelan makanan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan dini agar dapat mengurangi gejala dari asam lambung.
Lantas, apa saja gejala, penyebab dan cara penanganan yang tepat untuk asam lambung yang diderita? Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Penyakit Asam Lambung
Penyakit asam lambung atau disebut sebagai gastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan suatu kondisi saat asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan. Kondisi ini bisa menimbulkan beberapa gejala seperti nyeri pada ulu hati, heartburn dan berbagai gejala lain pada area dada bagian bawah dan perut.
Asam lambung merupakan semacam cairan yang terdiri dari natrium klorida, kalium klorida dan asam klorida yang berada di dalam lambung. Asam lambung dapat berfungsi pada sistem pencernaan untuk menghancurkan atau mencerna makanan sehingga zat gizinya lebih mudah untuk diserap tubuh. Namun, jika asam lambung sudah naik menyentuh kerongkongan tentu akan muncul sensasi terbakar di dada atau leher
Seseorang yang mengidap asam lambung seringkali mengalami refluks asam yang ringan paling tidak dua kali dalam seminggu dan gejala yang cukup parah setidaknya sekali dalam seminggu.
Penyebab Penyakit Asam Lambung
Salah satu penyebab yang paling umum dari penyakit asam lambung adalah hernia hiatus. Kondisi ini terjadi saat bagian atas perut dan sfingter bergerak di atas diafragma yaitu otot yang memisahkan perut dari dada.
Pada umumnya, diafragma membantu untuk menjaga asam di perut. Namun, karena ada gangguan pada bagian ini, maka asam dapat naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala gerd.
Adapun, beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan asam lambung pada seseorang. Umumnya, faktor ini disebabkan oleh gaya hidup seseorang yang tidak sehat atau tidak teratur. Berikut ini beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan asam lambung, antara lain:
- Obesitas
- Sedang masa kehamilan, faktor ini karena ada terlalu banyak tekanan pada perut
- Berusia lanjut
- Mengalami gastroparesis, yaitu suatu kondisi melemahnya otot dinding lambung sehingga pengosongan lambung menjadi lambat.
- Mengidap scleroderma, yaitu penyakit yang menyerang jaringan ikat
- Jenis makanan tertentu seperti susu, makanan pedas atau gorengan, dan pola makan yang tidak teratur
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti obat asma, tekanan darah tinggi dan alergi, hingga obat penghilang rasa sakit, obat penenang dan antidepresan.
Penyakit asam lambung juga dapat menyerang seorang bayi, hal ini biasa terjadi karena otot lower esophageal sphincter (LES) masih dalam tahap pertumbuhan. Pada umumnya, gejala asam lambung naik pada bayi ditandai dengan terjadi gumoh atau sendawa setelah menyusu atau makan. Perlu diwaspadai jika gejala tidak kunjung hilang setelah menginjak usia satu tahun.
Gejala Penyakit Asam Lambung
Penyakit asam lambung seringkali menyebabkan rasa terbakar yang tidak nyaman di bagian dada hingga menjalar ke leher yang disebut juga dengan mulas. Hal ini akan menjadi memburuk saat berbaring atau membungkuk. Saat penyakit ini kambuh, gejala akan dirasakan berlangsung dalam beberapa jam dan terasa lebih buruk setelah makan.
Saat gejala sedang kambuh, seseorang dapat mengalami perasaan asam atau pahit pada bagian belakang mulut dan bahkan memuntahkan makanan atau cairan dari perut. Seringkali, penyakit asam lambung dapat menyebabkan gejala masalah pernapasan juga seperti batuk kronis atau asma. Berikut ini beberapa gejala yang dapat terjadi, antara lain:
- Batuk kering secara terus-menerus pada malam hari
- Keluhan sakit pada bagian dada
- Adanya bau tidak sedap pada nafas
- Gigi menjadi rusak
Selain itu, bayi dan anak-anak dapat mengalami gejala yang serupa dan beberapa gejala lainnya seperti:
- Muntah kecil yang sering
- Menangis berlebihan dan tidak mau makan (pada bayi)
- Kesulitan dalam bernapas
- Tenggorokan serak
- Tersedak saat tidur yang dapat membangunkan anak
- Kesulitan tidur setelah makan, terkhusus pada bayi
Adapun, beberapa ciri yang menandakan asam lambung sedang naik seperti mulut terasa asam dan pahit, sering mengeluarkan sendawa, leher terasa sakit, perut mulas atau mual, sering membuang angin, perut kembung hingga terasa begah atau kepenuhan karena tidak nyaman, dan berat badan turun tanpa penyebab yang jelas.
Perbedaan Asam Lambung dan Sakit Maag
Meskipun sama-sama gangguan masalah pada lambung, namun ada perbedaan yang cukup signifikan antara penyakit asam lambung dan maag.
Diketahui, bahwa asam lambung (GERD) terjadi karena masalah cincin otot esofagus yang menyebabkan isi lambung naik ke kerongkongan. Sedangkan, maag muncul saat terjadi iritasi pada dinding lambung. Ada beberapa penyebab iritasi lambung seperti luka pada lambung, infeksi bakteri, peradangan lambung, dan GERD itu sendiri.
Selain itu, seseorang yang menderita maag seringkali mengeluhkan nyeri atau perih di ulu hati namun tidak ada sensasi terbakar pada dada seperti asam lambung. Tidak ada juga regurgitasi dimana kerongkongan seperti terasa terganjal sesuatu dan sulit menelan yang kerap terjadi sebagai gejala asam lambung naik.
Adapun, penyakit asam lambung disebabkan oleh sfingter esofagus bawah dan sementara maag murni berkaitan dengan organ lambung. Pengobatan dan penanganannya pun berbeda.
Cara Mencegah terjadi Asam Lambung
Asam lambung merupakan cairan yang ada di dalam lambung (HCI) yang memiliki kadar keasaman tertentu. Namun, ketika asam lambung naik ke kerongkongan ini akan menimbulkan rasa nyeri atau panas di ulu hati sehingga membuat tidak nyaman.
Oleh karena itu, ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya asam lambung naik. Berikut ini beberapa cara untuk mencegah asam lambung naik.
- Mengunyah Makanan dengan Perlahan
- Memilih makanan yang tepat (umbi-umbian, buah-buahan yang tidak asam, sayuran hijau dan daging)
- Tidak langsung tidur setelah makan
- Berhenti untuk merokok dan mengonsumsi alkohol
- Kurangi minuman berkarbonasi
- Kurangi makanan pedas
- Makan dengan porsi yang lebih kecil namun sering
- Batasi asupan coklat
- Makan 2-3 jam sebelum tidur
Penanganan dan Pengobatan Penyakit Asam Lambung
Saat gejala asam lambung sedang kambuh, sebaiknya jangan panik dan lakukan untuk berbaring dengan bantal atau benda apapun yang bisa membuat posisi kepala lebih tinggi. Hal ini bertujuan agar asam lambung tidak terus naik sehingga dapat mencegah luka pada kerongkongan.
Selain itu, atur pernapasan agar tubuh lebih rileks. Karena, jika seseorang merasa khawatir atau stress maka lambung akan bekerja lebih keras dan dapat menimbulkan risiko pada kesehatan lain. Setelah merasa tenang, minum air hangat secara perlahan untuk meredakan sensasi terbakar. Dan jika ingin merasa ingin muntah, sebaiknya dikeluarkan dan jangan ditahan agar merasa lebih nyaman. Setelah muntah, tunggu sekitar 30 hingga 60 menit untuk mengisi kembali perut dengan makanan meski sedikit. Serta, jangan lupa untuk langsung kunjungi dokter agar dapat penanganan lebih lanjut.
Adapun, beberapa obat yang dapat meredakan gejala asam lambung naik antara lain:
- Omeprazole
- Lansoprazole
- Ranitidine
- Mylanta
- Polysilane
Jika cara penanganan dan pengobatan di atas tidak berhasil, sebaiknya untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
(GE – BUN)