AshefaNews – Beberapa dari anda mungkin sudah pernah mendengar istilah ADHD. Namun, tahukah anda bahwa ADHD adalah gangguan perkembangan yang menyerang motorik dan sering terjadi pada anak – anak? Bahkan hal ini dialami anak sampai dewasa. ADHD atau biasa dikenal dengan hiperaktif memiliki kepanjangan yakni, Attention Deficit Hyperactivity Disorder.Â
Menurut ahli Psikologi, Irma Gustiana A mengatakan bahwa ADHD tidak hanya menyerang sistem motorik anak tapi juga menyerang kinerja otak anak. Untuk saat ini jumlah anak yang memiliki gangguan perkembangan sangat banyak yakni, 82 juta anak berkebutuhan khusus. Biasanya ADHD menyerang anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.
Tidak ada yang benar-benar tahu apa sebab dan faktor terjadinya ADHD, namun beberapa orang mengatakan bahwa genetika sangat memegang peranan penting terjadinya gangguan perkembangan yang banyak dialami anak-anak saat ini. Selain itu beberapa ahli menyimpulkan bahwa kelainan prematur bisa menjadi salah satu penyebab adanya gangguan ADHD, kerusakan otak dan paparan zat racun pun bisa menjadi salah satu faktor lainnya. Selain itu beberapa data mengatakan bahwa anak-anak yang terlahir dari rahim seorang ibu pecandu NAPZA maka, kemungkinan mengalami gangguan ADHD sangat besar dibanding anak-anak yang terlahir dari rahim seorang ibu yang sehat.
Gejala ADHD Pada Anak
Gejala ini biasanya muncul pada anak balita dan makin terlihat sering seiring bertumbuhnya usia anak. Hal ini akan lebih jelas terlihat setelah memasuki sekolah atau selama masa pubertas. Anak-anak yang menderita ADHD selalu bertindak impulsif dan hiperaktif. Kedua hal ini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak baik dalam segi prestasi atau lingkungan sosial.
Dibawah ini adalah beberapa kemungkinan gejala ADHD yang muncul pada anak-anak:
1. Kesulitan Memusatkan Perhatian
Anak-anak yang menderita ADHD tidak akan fokus terhadap apa yang disampaikan pihak luar. Mereka seakan mempunyai dunia sendiri dan tidak berfokus pada satu titik saja. Mereka bahkan tidak pernah memperdulikan percakapan langsung yang ditujukan padanya. Anak-anak ADHD tidak menyukai adanya peraturan yang membosankan, mereka menyukai kebebasan. Untuk itulah banyak anak ADHD yang terlahir menjadi orang dengan kreativitas yang tinggi.
2. Perilaku Impulsif Dan Hiperaktif
Berbeda dengan anak-anak ADHD sebelumnya, mereka yang memiliki sifat impulsif cenderung tidak bisa duduk dengan tenang dan suka berbicara banyak hal yang bahkan tidak dapat dipahami orang dewasa. Terbiasa menggerakan tangan dan kakinya ketika sedang duduk. Apabila anak sudah memasuki waktu sekolah, ia akan sangat mudah untuk bertingkah usil terhadap teman-temannya. Bertindak sesuka hati tanpa memperhatikan larangan guru di sekolah. Dan banyak lagi tindakan sewenang-wenang yang dapat mereka lakukan.
3. Gejala ADHD Pada Orang Dewasa
Meskipun sebagian besar kasus ADHD menyerang anak-anak dan kemungkinan menghilang setelah dewasa. Namun, tak jarang ada beberapa hal yang tidak bisa hilang meskipun telah beranjak dewasa. Khususnya gejala pemusatan perhatian, ada begitu banyak yang tidak bisa membaik hanya dengan bertambahnya usia dan pengetahuan saja. Untuk itu, beberapa terapi sangat dianjurkan untuk menangani hal ini.
Macam – Macam Tipe ADHD
ADHD memang cenderung membuat beberapa orang awam salah paham. Ada yang mengatakan bahwa ADHD adalah keterbelakangan mental dan erat kaitannya dengan autis. Namun, beberapa keluarga mengatakan bahwa anak mereka yang terlahir dengan otak cerdas meskipun menderita ADHD.
Dilansir dari DSM-5 terdapat beberapa tipe ADHD yang terjadi sejak balita. Meskipun begitu masing-masing anak dengan tipe yang sama pun tidak semuanya mengalami gejala serupa. Simak penjelasan terkait tipe ADHD dibawah ini:
1. ADHD Faktor dominan kurangnya perhatian
Dalam hal ini yang dimaksud dengan kurangnya perhatian adalah ketikan anak-anak kesulitan memusatkan perhatian pada suatu objek atau benda bergerak, tidak bisa fokus dalam mengerjakan sesuatu dan tidak terorganisir.
2. ADHD Faktor dominan hiperaktif
Tipe dominan hiperaktif berpusat pada motorik anak. Biasanya anak-anak akan melakukan aktivitas motorik yang berlebihan di luar batas anak seusianya. Sering berbicara terus-menerus tanpa henti, gelisah yang berlebih, mengetuk kaki dan tangannya tanpa memperdulikan lingkungan sekitarnya.
3. ADHD Faktor dominan impulsif
Perilaku impulsif sendiri bermakna melakukan tindakan tanpa berfikir panjang dan cenderung membahayakan. Biasanya anak-anak akan bertindak impulsif apabila keinginan tidak segera dituruti. Contohnya, anak akan berlari tanpa perduli di depannya ada batu yang dapat membuatnya tersandung, merebut mainan teman tanpa meminta izin terlebih dulu, mendorong teman karena tidak suka aktivitasnya terganggu.
Pengobatan ADHD
Sebelum masuk ke tahap pengobatan. Anak-anak harus melewati prosedur pemeriksaan yang panjang dan cukup rumit. Anda tidak bisa membawa anak anda untuk melakukan pengobatan dalam jenis apapun apabila tidak ada surat keterangan dari ahli psikologi anak yang lain.
Para ahli sepakat bahwa ADHD tidak disebabkan karena benturan keras di kepala seperti kecelakan atau semacamnya. Bukan pula serangkaian kejadian yang mengakibatkan trauma di masa lalu. Kecanduan gadget atau semacamnya. Dan bukan pula akibat dari salah mengkonsumsi makanan atau gangguan makan. Penelitian terbaru menjelaskan bahwa orang tua yang memiliki ADHD akan memungkinkan anaknya juga berpotensi menjadi sama dengan kedua orang tuanya.
Untuk mendapatkan hasil yang valid, anda harus membawa anak ke psikolog atau psikiater terlebih dulu. Karena proses diagnosa pasien ADHD tidak sama dengan penyakit yang lainnya. Adapun tahapan untuk melakukan diagnosa adalah sebagai berikut:
1. Observasi / Tes Wawancara
Observasi ini akan dilakukan oleh pihak ketiga, tujuannya adalah untuk mendapatkan beberapa informasi terkait kondisi anak selama kurang lebih enam bulan sebelumnya yang sekiranya merujuk pada salah satu tipe dominan ADHD atau bahkan campuran.
2. Tes Neuropsikologi dan Psikoedukasi
Tes neuropsikologi biasanya digunakan kepada anak-anak yang menderita gangguan fungsi otak, cedera traumatis pada otak, kerusakan otak bahkan gangguan neurologis lainnya. Hasil tes ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk meningkatkan kemampuan anak setelah di diagnosis.
Penelitian menjelaskan tentang efektifitas mengobati anak-anak penyandang ADHD dengan pemberian obat dan terapi. Namun, seperti apakah jenis obat yang dapat dikonsumsi anak. Simak penjelasannya di bawah ini:
1. Obat
Secara garis besar, fungsi obat yang digunakan untuk anak-anak yang memiliki ADHD sama seperti obat yang diketahui pada umumnya. Bersifat meredakan atau mengobati, tentu saja tidak semudah mengobati penyakit flu atau sakit kepala. Obat yang digunakan penderita ADHD harus melalui resep psikiater terlebih dahulu. Adapun obat yang biasa digunakan adalah Adderall XR, Focalin XR, Vyvanse dan Concerta adalah obat yang paling efektif.
2. Terapi
Adapun jenis terapi yang bisa anda lakukan adalah cognitive behavioural therapy atau biasa disebut dengan CBT.. Terapi ini berfungsi untuk mengubah pola pikir dan perilaku anak. Selain terapi CBT, juga ada terapi psikologi atau psikoterapi juga bisa menjadi salah satu alternatif untuk menyembuhkan ADHD.
Kesimpulan
Sekian artikel tentang kesehatan mental ini kami buat. Semoga penjelasan tersebut mudah dimengerti karena ADHD adalah hal bisa berbahaya jika dibiarkan terus menerus.
(FR – RNY)