SCROLL UNTUK MELANJUTKAN BACA

kenali Gejala speech delay pada anak

Bagikan:

AshefaNewsSpeech delay merupakan suatu keterlambatan terhadap kemampuan anak dalam berbicara dan bahasa yang tidak sesuai dengan usia anak. Pada kondisi ini, anak belum mampu menyampaikan isi pikiran atau sesuatu dengan baik, sehingga kata-katanya sulit untuk dipahami. Hal ini termasuk dalam gangguan perkembangan pada anak. Apabila kondisi tersebut tidak ditangani, speech delay dapat menghambat perkembangan anak.

Anak yang menderita speech delay mampu mengucapkan kata-kata, namun mereka mengalami kesulitan dalam menghubungkannya. Kondisi seperti ini, seringkali diabaikan oleh orang tua karena dianggap sebagai hal biasa dan bisa hilang dengan sendirinya.

Yuk, simak penjelasan mengenai speech delay pada anak, agar hal tersebut tidak terjadi pada sang buah hati tercinta.

Penyebab Speech Delay

Berdasarkan data dari University of Michigan Health System, bahwa speech delay terjadi pada 55-105 anak usia prasekolah. Anak-anak yang mengalami speech delay berada pada tahap belum mampu berkomunikasi seperti anak-anak yang seusianya.

Ada beberapa parameter yang dapat dijadikan acuan dalam mengamati anak mengalami speech delay, sebagai berikut:

  • Usia 2 tahun, pada usia ini ketidakmampuan dalam mengucapkan kata-kata setidaknya 25 kata atau tidak mampu dalam menyebutkan nama-nama benda dengan benar
  • Usia 2.5 tahun, pada usia ini ketidakmampuan dalam menggunakan frasa dua kata atau kombinasi kata benda ataupun tidak mampu dalam menyebutkan nama anggota tubuh dengan benar
  • Usia 3 tahun, pada usia ini ketidakmampuan anak dalam menggunakan 200 kata, sulit untuk memahami ucapannya. Belum mampu dalam meminta sesuatu dengan nama atau belum mampu dalam menyusun sebuah kalimat.
  • Usia di atas 3 tahun, pada usia ini ketidakmampuan dalam menirukan atau mengucapkan kata-kata yang sebelumnya pernah dipelajari atau ketidakmampuan dalam menyebutkan nama lengkap dengan benar.

Pada umum speech delay belum dapat diketahui secara pasti, namun ada beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi terjadinya speech delay pada anak. Berikut ini beberapa penyebab speech delay  pada anak, antara lain:

Kondisi Medis 

Kondisi ini dapat berupa cedera otak traumatis, cerebral palsy atau kondisi otot yang kurang sempurna sehingga membuat anak kesulitan berbicara.Kondisi medis ini bisa saat anak masih dalam kandungan atau baru lahir. Anak yang mengalami ADHD atau autis, biasanya juga mengalami keterlambatan berbicara. Selain itu, terjadi infeksi TORCH dalam kandungan yang bisa memicu masalah pendengaran pada bayi dan menyebabkan speech delay

Gangguan Fungsi Oromotor dan Struktur Mulut

Speech delay juga dapat disebabkan oleh masalah pada area otak yang mengontrol gerakan dan koordinasi bibir, lidah serta rahang untuk menghasilkan suara. Jika anak mengalami kondisi ini, biasanya berdampak pada cara makan anak tersebut.

Kurang Stimulasi

Yang dimaksud kurang stimulasi adalah anak tidak diberikan pancingan untuk berbicara, sehingga anak kurang terbiasa mengucapkan kata-kata. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua mengenai parenting.

Riwayat Keluarga

Speech delay bisa merupakan suatu kondisi yang diturunkan dari keluarga. Apabila terdapat riwayat keluarga yang memiliki masalah dalam berbicara atau berbahasa seperti gagap, disleksia, atau terlambat berbicara. Kemungkinan risiko anak mengalami speech delay akan lebih besar.

Terlalu Banyak Bermain Gadget

Jika anak balita sudah diberi gadget untuk menonton video sebelum bisa berbicara dapat menyebabkan anak mengalami keterlambatan berbicara dibandingkan anak yang tidak bermain gadget. Hal ini karena anak akan fokus terhadap tontonannya dan jarang berinteraksi dengan orang tuanya. Anak di bawah dua tahun belum bisa mencerna bahasa yang ia dapat dari tontonan video. Mereka hanya mengetahui gambar yang menarik dan suara yang menyenangkan. 

 Gangguan Pendengaran

Infeksi telinga yang menyebabkan gangguan pendengaran juga bisa memicu terjadinya speech delay. Kondisi ini membuat anak kesulitan dalam memahami pembicaraan di sekitarnya maupun suara dirinya sendiri. Sehingga, mereka tidak mampu dalam memahami kata-kata ataupun tidak mampu untuk menirukannya.

Bentuk Mulut yang Tidak Sempurna

Bibir sumbing atau frenulum maupun tali lidah yang terlalu pendek ternyata dapat menyebabkan speech delay pada anak. Jika anak mengalami kondisi ini, sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan terapi lebih lanjut.

Autisme

Pada sebagian besar anak yang menderita autisme mengalami masalah perkembangan bahasa dan sosial. Namun, keterlambatan berbicara akibat autisme lebih sulit disadari karena terkadang anak tetap bisa merangkak, berdiri dan duduk sesuai usia perkembangan normal.

Memiliki Trauma Kepala, Kejang dan Radang Otak

Peradangan otak, trauma kepala serta kejang yang lama pada anak biasanya dapat meningkatkan risiko speech delay.

Gejala-Gejala Speech Delay Pada Anak

Beberapa kondisi ini yang perlu dicurigai sebagai gejala speech delay  menurut American Academy of Pediatrics, antara lain:

  1. Mencari Sumber Suara

Pada umumnya, di usia satu tahun, anak akan menoleh bila mendengar suara dan mereka akan mencari sumber tersebut. Sementara, anak yang mengalami speech delay akan tampak mengabaikan suara-suara tersebut. Bahkan, mereka jarang terkejut akan suara petir, pintu terbuka atau derap sepatu. Kebanyakan orang tua berpikir bahwa anaknya merupakan tipe anak yang tenang ketika mereka tidak merespon suara, akan tetapi kondisi seperti ini patut diwaspadai.

  1. Tidak Mampu Mengucapkan Sesuatu Bermakna

Pada umumnya, usia 12 bulan seorang anak mulai mengucapkan satu suku bermakna seperti “pa” untuk menyebut papa, “mam” untuk meminta makan dan lain sebagainya. Anak yang mengalami speech delay biasanya belum mampu untuk mengucapkan sesuatu yang bermakna untuk menyampaikan suatu maksud.

  1. Tidak Merespons saat Dipanggil

Pada umumnya, bayi usia 4 bulan ke atas sudah mengerti akan nama panggilannya dan merespons saat dipanggil, seperti menoleh atau tersenyum. Namun, jika anak tidak menanggapi saat dipanggil di usia 1 tahun, kondisi tersebut perlu diwaspadai.

  1. Kosakata Tidak Bertambah

Perlu diwaspadai, jika kosakata yang dimiliki anak tampak stagnan atau tidak bertambah lebih dari beberapa bulan. Hal ini bisa menjadi gejala-gejala dari speech delay.

  1. Tidak Mampu Mengikuti Perintah Verbal Sederhana

Jika anak tidak mampu mengikuti perintah verbal sederhana seperti “tolong ambilkan sendok yang jatuh” dan anak tidak meresponnya dengan baik, kemungkinan anak tersebut memiliki masalah dengan perkembangannya.

  1. Tidak Bisa Menunjuk dan Meniru

Anak yang mengalami speech delay biasanya tidak mampu dalam menunjukan benda atau gambar. Dan seorang anak yang mengalami speech delay jarang melakukan aktivitas meniru seperti menirukan suara dan gerakan yang ada di sekitarnya.

Cara Mengatasi Speech Delay

Jika anak mengalami speech delay, sebaiknya ada penanganan secara medis dengan melakukan terapi wicara. Namun, orang tua juga dapat melakukan beberapa upaya di rumah untuk menstimulasi kemampuan bicara pada anak, seperti:

  • Sering mengajak dan menanggapi anak berbicara
  • mengajukan pertanyaan dan meminta untuk memilih
  • Membantu anak untuk memahami nama benda
  • Membacakan cerita untuk anak
  • Membatasi penggunaan gadget pada anak

Demikian penjelasan mengenai speech delay pada anak, jika ingin mengetahui lebih lanjut mengenai perkembangan anak, sebaiknya rutin berkonsultasi dengan dokter spesialis.

(GE – BUN)

Scroll to Top