AshefaNews, Jakarta – Pemerintah Uganda mengharapkan untuk segera mengumumkan akhir epidemi virus ebola yang muncul akhir tahun lalu. Penyakit ini telah merenggut nyawa 56 orang.
AshefaNews, Jakarta – Pemerintah Uganda mengharapkan untuk segera mengumumkan akhir wabah virus ebola yang muncul akhir tahun lalu. Penyakit ini telah merenggut nyawa 56 orang.
Jika nihil kasus baru pada Selasa (10/1), negara itu dapat mengumumkan terbebas dari ebola pada Rabu (11/1). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) penyakit ini berakhir ketika tidak ada kasus baru selama 42 hari berturut-turut .
Dilansir dari AFP, Senin (9/1), Juru Bicara Kementerian Kesehatan Uganda Emmanuel Ainebyoona mengatakan deklarasi terbebas dari ebola akan digelar di distrik Mubende, pusat virus ini menyebar. Penyakit ini mencuat pada 20 September tahun lalu dengan142 kasus yang dikonfirmasi dan 56 kematian.
Penyakit tersebut disebabkan oleh jenis virus Sudan yang belum ada vaksinnya. Ebola memiliki gejala demam seperti demam berdarah. Penyakit ini diberi nama dari sebuah sungai di Republik Demokratik Kongo yang menjadi tempat pertama virus ini pada 1976.
Penularan pada manusia melalui cairan tubuh, dengan gejala utama demam, muntah, pendarahan dan diare. Penyakit ini sulit dibendung, terutama di lingkungan perkotaan.
Wabah terburuk di Afrika Barat antara 2013 dan 2016 menewaskan lebih dari 11.300 orang saja. DRC telah mengalami lebih dari selusin wabah, yang paling mematikan merenggut nyawa 2.280 orang pada 2020.
(RM – Yana)