Selama 2022, 324 Warga Filipina Tewas karena Narkoba

Bagikan:

AshefaNews, Jakarta – Perang melawan narkotika yang diinisiasi eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte dilanjutkan Presiden Ferdinand Marcos Jr. Selama 2022 sebanyak 324 pengedar dan gembong obat-obatan terlarang meregang nyawa. 

“Sejak 1 Juli dan 31 Desember 2022, 61 tersangka pelaku narkoba dibunuh dalam operasi anti-narkoba yang dilakukan pemerintah,” kata Juru Bicara Kepolisian Nasional Filipina (PNP) Kolonel Jean Fajardo, dilansir dari Anadolu Agency, Kamis (12/1). 

Angka itu termasuk gembong dan pengedar yang tewas dalam operasi bersama kepolisian dengan Badan Penegakan Narkoba Filipina. Tetapi angka lebih besar diungkapkan Dahas, kelompok pemantau Universitas Filipina. 

Menurut lembaga itu, 175 orang tewas dalam pemberantasan narkoba selama kurun waktu yang sama dengan catatan pemerintah. Sehingga, total kematian selama 2022 mencapai 324 orang yang terkait narkotika. 

“Agen negara masih mengejar sisa gembong narkoba yang kini bergeser dari ibu kota, Manila, ke Negros Occidental di Kota Davao dan Cebu,” ungkap kelompok itu.

Pemberantasan narkoba diinisiasi sejak Juni 2016 oleh Duterte. Dia memberikan kewenangan kepada aparat untuk menembak di tempat pengedar dan pengguna narkoba. 

(GE – Yana) 

Scroll to Top