AshefaNews, Jakarta – Ratusan orang harus dievakuasi setelah kebakaran terjadi di sebuah kota kumuh di ibu kota Korea Selatan, Seoul.
Sekitar 60 rumah dilaporkan telah hancur dalam kobaran api Jumat pagi di Desa Guryong.
Belum ada laporan kematian atau cedera.
Media Korea Selatan menggambarkan area rumah darurat yang penuh sesak sebagai perkampungan kumuh terakhir yang tersisa di ibu kota.
Butuh lebih dari 900 petugas pemadam kebakaran dan beberapa helikopter selama lima jam untuk memadamkan api.
“Tepat setelah saya membuka pintu, saya melihat tiang api muncul dari satu sisi,” kata seorang warga berusia 72 tahun kepada Reuters. “Kelihatannya sangat serius dan saya tidak boleh melarikan diri sendirian. Jadi, saya menggedor pintu dan berteriak ‘Tembak!’ Dan orang-orang keluar dan berteriak. Itu kacau.”
Presiden Yoon Suk-yeol menyerukan upaya habis-habisan untuk meminimalkan kerusakan dan memobilisasi semua petugas pemadam kebakaran dan peralatan yang tersedia, menurut juru bicaranya. Mr Yoon saat ini berada di Swiss untuk KTT Forum Ekonomi Dunia di Davos.
Penyebab pasti kebakaran masih belum diketahui, namun daerah tersebut juga rawan kebakaran dan banjir, dengan banyak rumah yang dibangun menggunakan kardus dan kayu. Menurut Korea Times, Desa Guryong telah mengalami sedikitnya 16 kebakaran sejak 2009.
Itu dibentuk pada 1980-an oleh orang-orang yang diusir dari lingkungan asalnya oleh proyek pembangunan kembali di bawah pemerintahan militer saat itu, tetapi upaya untuk mengembangkan daerah itu digagalkan oleh ketidaksepakatan antara badan pemerintahan lokal dan penduduk.
Desa Guryong berada di tepi distrik Gangnam yang makmur, yang memiliki beberapa real estat termahal di negara itu.
(GE)