AshefaNews, Jakarta – Sekitar 70.000 karyawan di 150 kampus di Inggris merencanakan pemogokan massal. Rencananya mereka menghentikan roda organisasi di seluruh kampus tersebut selama 18 pada Februari dan Maret.Â
Dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (13/1), mereka melangsungkan pemogokan ini sebagai bentuk protes. Mereka menilai gaji yang diterima saat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mereka pun menuntut pemerintah Inggris untuk memberikan tambahan penghasilan. Tanggal pasti aksi mogok akan dikonfirmasi minggu depan.
Asosiasi Pengusaha Untuk Universitas dan Perguruan Tinggi di Inggris (UCEA), telah membuat pertemuan dengan perwakilan karyawan 150 universitas. UCEA merupakan perusahaan penyalur pekerja di kampus.
Namun Serikat Universitas dan Perguruan Tinggi (UCU) menolak tawaran kenaikan gaji dari UCEA antara 4 hingga 5%. “Hari ini serikat pekerja kita bersatu untuk mendukung program aksi pemogokan yang meningkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jam sekarang terus berdetak bagi sektor ini untuk menghasilkan kesepakatan atau terkena gangguan yang meluas,” kata Sekretaris Jenderal UCU Jo Grady dalam sebuah pernyataan.
Menurut dia, pekerjaan di universitas mendedikasikan hidup untuk pendidikan bukan mencari kekayaan. Sementara kondisi berbeda dilakukan pejabat universitas yang mendulang uang dari kegiatan pendidikan.
“Praktik ketenagakerjaan yang tidak aman dan pemotongan merajalela. Pilihan ada di tangan mereka,” ujarnya.
UCU juga akan membuat aksi lebih besar dengan rencana pemogokan selama 2023. Rencana itu, kata dia, jika tuntuan mereka ditolak pemerintah dan UCEA.
Selain itu, terdapat pula rencana serupa dari pegawai negeri Inggris. Sebanyak 100.000 pegawai pemerintah Inggris akan berhenti bekerja pada 1 Februari sebagai cara untuk menuntut kenaikan gaji 10%.
(RM – Yana)Â