AshefaNews, Jakarta – Larangan perempuan bekerja oleh pemerintah Afghanistan yang dikuasai Taliban berbuntut panjang. Negara yang terancam bangkrut itu tidak akan mendapatkan bantuan dari sejumlah organisasi dunia, beberapa negara termasuk Jerman.
Pemerintah Jerman menunda pemberian bantuan keuangan bagi Afganistan. “Dengan mengeluarkan larangan kerja bagi pegawai perempuan pada organisasi non pemerintah, Taliban di Afghanistan melancarkan pukulan yang tidak bertanggung jawab terhadap bantuan untuk rakyat Afghanistan,” kata Menteri Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Jerman (BMZ) Svenja Schulze dilansir dari DW, Kamis (29/12).
Menurut dia, bantuan Jerman sulit terserap ke masyarakat Afghanistan yang membutuhkan tanpa staf perempuan. Kenyataan ini juga didalami banyak organisasi kemanusian termasuk yang berafiliasi dengan PBB.
Pihaknya dan Bank Dunia akan mengundang semua pihak yang terkait dalam Dana Perwalian bagi Rekonstruksi Afganistan (ARTF) untuk mendiskusikan nasib pendistribusian bantuan.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, yang jadi pendukung kuat politik luar negeri yang menyokong kaum perempuan melontarkan kecaman terhadap Taliban. “Kami tidak akan menerima, jika Taliban mempertaruhkan bantuan kemanusiaan dalam kebenciannya terhadap perempuan,” katanya.
Dia menuduh Taliban merampok hak dasar separuh masyarakat Afghanistan, melanggar prinsip kemanusiaan, dan menghalau bantuan kemanusiaan yang sangat penting.
Organisasi non pemerintah Jerman, Welthungerhilfe (WHH), yang sudah aktif di Afghanistan sejak 1980 menyatakan sudah menghentikan aktivitas. Sekretaris Jenderal WHH Mathias Mogge mengatakan, WHH sudah mendapat 12 juta euro untuk bantuan pangan dan bantuan lainnya di Afghanistan.
(PP – Yana)