Di Tengah Gelombang Covid-19, Tiongkok Izinkan Warganya Melancong

Bagikan:

AshefaNews, Jakarta – Otoritas imigrasi Tiongkok mengumumkan pemberian paspor untuk tujuan wisata dan kunjungan ke luar negeri mulai 8 Januari. Kebijakan itu dikeluarkan saat gelombang kasus covid-19 menyeruak. 

Dilansir dari NHK, Kamis (29/12), pemerintah Tiongkok mengungkapkan rencana untuk melonggarkan pembatasan lintas perbatasan dan membuka kembali kunjungan ke luar negeri secara sistematis. 

Media Tiongkok melaporkan situs web perjalanan daring terkait tujuan wisata populer, termasuk Jepang dan Thailand, melonjak sepuluh kali lipat. Namun, Beijing melarang agen-agen perjalanan semacam itu menerima reservasi tur grup atau menjual paket tur. 

Beijing juga menyerukan agar individu menahan diri melakukan perjalanan ke luar negeri. Pemerintah tidak mengindikasikan kerangka waktu spesifik bagi pencabutan pembatasan ini.

Lonjakan penularan virus korona di Tiongkok juga memicu otoritas Jepang dan Taiwan meningkatkan kontrol atas para pengunjung dari Tiongkok. Belum jelas apakah jumlah warga Tiongkok yang melakukan perjalanan ke luar negeri akan segera pulih ke tingkat sebelum pandemi.

Jumlah pasien covid-19 dalam kondisi serius dilaporkan melonjak di Beijing dan sejumlah daerah lainnya di Tiongkok. Situasi tersebut memberikan tekanan bagi sistem kesehatan negara itu.

Penularan virus korona tengah menyebar dengan cepat di banyak daerah sejak pemerintah Tiongkok melonggarkan pembatasan terkait pandemi pada 7 Desember.

Media Tiongkok mengatakan sebuah rumah sakit universitas di ibu kota merawat lebih dari 500 pasien dengan kondisi serius dalam sehari. Jumlah pasien dengan kondisi serius juga meningkat di beberapa provinsi pedalaman di Tiongkok yang tidak memiliki fasilitas dan personel yang memadai untuk menangani wabah.

Semua staf medis di UGD sebuah rumah sakit di Provinsi Anhui dilaporkan positif covid-19. Tanpa ada cadangan bantuan, mereka tampaknya tetap bekerja sambil mengonsumsi obat demam.

Mereka dilaporkan memeriksa lebih dari 1.000 orang dalam sehari, dengan memprioritaskan kasus yang berisiko tinggi, seperti para lansia dan mereka yang memiliki penyakit bawaan.

Sebuah foto yang dirilis Reuters pada Rabu (28/12) menunjukkan antrean panjang kendaraan di sebuah krematorium di Chengdu, Provinsi Sichuan, yang mengindikasikan bahwa jumlah kematian meningkat.

Angka yang dikeluarkan pemerintah menyatakan hanya ada tiga kematian akibat covid-19 di seluruh Tiongkok pada Selasa (27/12). Namun, seorang pakar penyakit menular di negara itu mengatakan angka tersebut tidak termasuk orang-orang dengan penyakit bawaan yang meninggal setelah tertular. 

(RM – Yana) 

Scroll to Top