AshefaNews, Jakarta – Pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro turun ke jalan dan menyampaikan tuduhan keterpilihan Luiz Inacio Lula da Silva atau Lula karena curang. Mereka menduduki istana kepresidenan, Mahkamah Agung (MA) dan parlemen.Â
Dilansir dari France24, Senin (9/1), sebanyak 300 dari demonstran telah ditangkap dengan tuduhan memobilisasi massa dan melakukan pengrusakan. Mereka menuntut militer keluar dari barak untuk menetapkan kembali Bolsonaro di kursi yang kini diduduki Lula.
Tujuan lain, mereka meminta militer Brasil menggulingkan Lula. Hal ini mirip pemberontakan 6 Januari 2021 di Capitol Amerika Serikat (AS).
Mereka bentrok dengan aparat kepolisian, memecahkan jendela dan menghancurkan gedung MA dan sejumlah bangunan monumental.
Otoritas Brasil mengatakan seluruh puing-puing akan dijadikan bukti termasuk sidik jari untuk mengungkap semua pelakunya. Menteri Kehakiman Flavio Dino mengatakan kekisruhan ini merupakan teror dan bagain dari upaya kudeta.
“Mereka tidak akan berhasil menghancurkan demokrasi Brasil. Itu perlu kita sampaikan sepenuhnya, dengan segala ketegasan dan keyakinan. Kami tidak akan menerima jalur kriminalitas untuk melakukan pertarungan politik di Brasil. Penjahat diperlakukan seperti penjahat,” katanya.
Presiden AS Joe Biden mengatakan gejolak itu adalah serangan terhadap demokrasi dan transfer kekuasaan secara damai. Lula memerintahkan pemerintah federal mengendalikan keamanan dengan menurunkan personel militer.
Sementara Bolsonaro menilai protes damai adalah bagian dari demokrasi. Namun dia enggan mengomentari kerusuhan dan tuduhan kudeta dari pergolakan para pendukungnya ini.
(RM – Yana)Â