SCROLL UNTUK MELANJUTKAN BACA

18.000 Warga Sipil Jadi Korban Konflik di Ukraina

Bagikan:

AshefaNews, Jakarta-Sebuah badan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat 18.000 warga sipil menjadi korban atas konflik yang terjadi di Ukraina sejak 24 Februari. Sebagian besar penyebabnya akibat bom atau senjata peledak. 

Dilansir dari Goachronicle, Rabu (28/12), Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) menyampaikan laporan mengenai korban konflik di Ukraina. Sebanyak 6.900 warga sipil tewas dan lebih dari 10.900 terluka di Ukraina sejak awal operasi militer Rusia. 

“Dari 24 Februari 2022 hingga 26 Desember 2022, OHCHR mencatat 17.831 korban sipil di negara tersebut: 6.884 tewas dan 10.947 luka-luka,” bunyi laporan OHCHR. 

Dari jumlah itu, 2.116 korban, dengan 483 tewas dan 1.633 luka-luka, terdaftar di wilayah yang dikuasai pasukan Rusia. Menurut perkiraan organisasi itu, dari 6.884 korban jiwa, 2.719 adalah laki-laki dan 1.832 adalah perempuan. 

Jumlah itu juga termasuk 175 anak perempuan dan 216 anak laki-laki, serta 38 anak-anak dan 1.904 orang dewasa yang jenis kelaminnya tidak diketahui. 

Sementara OHCHR mencatat korban luka yakni 2.364 pria, 1.709 perempuan, 229 anak perempuan dan 318 anak laki-laki, serta 253 anak-anak dan 6.074 orang dewasa dengan jenis kelamin yang tidak diketahui, menurut OHCHR. 

Sebagian besar korban sipil disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan efek area yang luas, termasuk penembakan dari artileri berat, sistem roket peluncuran ganda, misil, dan serangan udara. 

Pada 24 Februari, Rusia memulai operasi militer di Ukraina menanggapi permintaan bantuan dari republik Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri. Moskow mengatakan bahwa tujuan operasinya adalah demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. 

(PP – Yana) 

Scroll to Top