AshefaNews – Preeklampsia merupakan kondisi yang terjadi ketika tekanan darah wanita hamil meningkat secara drastis. Kondisi ini umumnya dialami oleh wanita di trimester kedua atau ketiga kehamilan, dan dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke, kerusakan ginjal, dan bahkan kematian ibu dan bayi.
Preeklampsia sering diabaikan karena banyak wanita tidak tahu apa itu dan bagaimana cara mendeteksinya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui lebih lanjut tentang preeklampsia agar dapat mencegah atau mengatasinya sejak dini.
Apa itu preeklampsia?
Preeklampsia adalah kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan proteinuria (protein dalam urin) pada wanita hamil. Preeklampsia seringkali terjadi pada trimester kedua atau ketiga kehamilan, dan biasanya hilang setelah ibu melahirkan. Namun, jika tidak diobati, preeklampsia dapat berkembang menjadi eklampsia, yaitu keadaan dimana ibu hamil mengalami koma. Eklampsia sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janinnya.
Preeklampsia yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi seperti strokes, gagal ginjal, cedera otak, dan bahkan kematian. Oleh karena itu, preeklampsia harus segera diobati dengan obat-obatan tekanan darah rendah serta pengawasan ketat oleh dokter. Jika perlu, ibu hamil juga dapat dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Gejala-gejala preeklampsia
Gejala-gejala preeklampsia adalah sebagai berikut:
1. Tekanan darah tinggi
2. Pengurangan kadar protein di urine
3. Edema (retensi cairan)
4. Nyeri atau sakit di perut bawah bagian kiri atau punggung kiri
Bagaimana preeklampsia ditangani?
Preeklampsia adalah kondisi di mana tekanan darah ibu hamil meningkat secara signifikan. Preeklampsia biasanya muncul setelah 20 minggu pertama kehamilan, dan dapat berkembang menjadi eklampsia, yang merupakan kondisi yang lebih serius. Eklampsia dapat menyebabkan koma atau bahkan kematian.
Preeklampsia dapat dicegah dengan beberapa langkah pencegahan seperti:
• Memonitor tekanan darah secara teratur
• Mengurangi aktivitas fisik jika tekanan darah tinggi
• Minum cukup air dan makanan sehat untuk menjaga tubuh tetap hidrasi
• Mengonsumsi susu rendah lemak atau susu tanpa lemak untuk membantu mengurangi tekanan darah tinggi.
Preeklampsia yang sudah terdiagnosis dapat ditangani dengan:
• Ibu harus istirahat sebanyak mungkin untuk mengurangi tekanan darah tinggi.
• Ibu harus minum cairan yang cukup untuk menjaga tubuh tetap hidrasi.
• Jika perlu, ibu dapat diberikan obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
• Jika preeklampsia berkembang menjadi eklampsia, ibu akan dirawat di rumah sakit dan mungkin perlu mendapatkan transfusi darah atau oksigen. Dalam kasus yang parah, eklampsia dapat menyebabkan kematian.
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh preeklampsia
Preeklampsia adalah salah satu penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi bagi ibu dan janin. Komplikasi yang dapat timbul meliputi:
1. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi pada ibu hamil dengan preeklampsia akan meningkatkan risiko stroke, gagal ginjal, dan perdarahan otak.
2. Edema (retensi cairan)
Ibu hamil dengan preeklampsia sering mengalami edema, yaitu retensi cairan di sekitar jaringan tubuh. Edema biasanya terjadi di kaki, tangan, dan wajah.
3. Hepatomegali (pertumbuhan liver)
Preeklampsia juga dapat menyebabkan hepatomegali atau pertumbuhan liver yang abnormal. Pertumbuhan liver ini dapat menyebabkan rasa sakit di daerah perut dan nyeri punggung bagian bawah.
4. Kematian ibu atau janin
Komplikasi preeklampsia yang paling serius adalah kematian ibu atau janin. Oleh karena itu, preeklampsia harus segera diobati agar tidak menimbulkan komplikasi yang lebih serius.
kesimpulan
Preeklampsia merupakan kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan proteinuri yang muncul pada trimester kedua atau ketiga kehamilan. Preeklampsia berisiko tinggi untuk menyebabkan komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan gangguan pernapasan. Karena itu, preeklampsia harus segera diobati. Pengobatan preeklampsia biasanya melibatkan pemberian obat-obatan untuk mengurangi tekanan darah, serta diet yang rendah protein dan sodium.
(ALN)