AshefaNews, Jakarta – Jutaan pengguna Twitter melaporkan gangguan dan masalah lain dengan platform tersebut. Kekacauan ini menjadi kali pertama sejak penyedia layanan media sosial itu diambil alih Elon Musk senilai US$ 44 miliar.
Dilansir dari Straits Times pada Kamis (29/12), Twitter sulit diakses. Kendala itu terjadi beberapa hari setelah Musk menutup salah satu pusat data Twitter di Sacramento, California.
Masalah tersebut terutama menimpa pengguna yang menggunakan perangkat komputer, menurut Down Detector, layanan yang memantau pemadaman website. Sementara beberapa pengguna mengeluh karena Twitter sulit diakses melalui seluler.
Penyebab berhentinya Twitter tidak jelas. Beberapa pengguna melaporkan bahwa mereka telah keluar dari Twitter, sementara yang lain mengatakan tidak dapat melihat balasan tweet.
Pengguna lain mengatakan bahwa mereka menemukan pesan kesalahan saat memilih salah satu layanan di Twitter. Masalah ini mencuat sejak pukul 19.00 waktu setempat, Rabu (28/12).
Tagar #TwitterDown menjadi tren di sejumlah platform media sosial termasuk Twitter. “Masalah dengan Twitter muncul di banyak negara dan tersebar luas,” kata Direktur Penelitian di NetBlocks Isik Mater.
Musk menanggapi keluhan pengguna media sosialnya itu dengan mengatakan pihaknya sedang mengatasinya. “Waktunya saya bekerja,” cuit Musk menanggapi pertanyaan pengguna.
Miliarder tersebut fokus pada pengurangan biaya operasional Twitter, menghapus kontrak dengan vendor, memberhentikan karyawan, dan mengurangi sewa kantor.
Eksodus pekerja Twitter, banyak di antaranya dipecat sejak diakuisisi Musk. Dia mengatakan pada Desember akan mengundurkan diri sebagai CEO segera setelah menemukan penggantinya.
Sekelompok senator Amerika telah menyerukan penyelidikan Komisi Perdagangan Federal terhadap perusahaan di bawah kepemimpinannya, dan kesepakatan tersebut menghadapi kemungkinan tinjauan keamanan nasional oleh pemerintah AS.
(PP – Yana)