AshefaNews, Bantul – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menyebut hingga saat ini angka kemiskinan di Bantul mencapai 130 ribu jiwa dan 25.594 diantaranya masuk kategori kemiskinan ekstrem. Pemkab menilai data itu menurun dibanding tahun lalu.
“Hingga saat ini tercatat ada 130.130 jiwa yang masuk kategori miskin di Bantul,” kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bantul Fenty Yusdayati kepada wartawan di Bantul, Kamis (2/2/2023).
Kendati demikian, Fenty menyebut jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2021. Di mana pada tahun 2021 angka kemiskinan di Bantuk mencapai 14,04% dan tahun 2022 turun menjadi 12,27%.
“Jadi ada penurunan angka kemiskinan 1,77 persen,” ujarnya.
Penurunan angka kemiskinan itu, kata Fenty, sudah melebihi target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Di mana pada tahun 2022 pihaknya menargetkan angka kemiskinan turun menjadi 13.37%.
“Tapi realisasi penurunan angka kemiskinan ternyata jauh melampaui yakni 12,27 persen atau turun 1,77 persen. Dan ini bukan hal yang mudah untuk menurunkan angka kemiskinan dalam satu tahun di atas satu persen,” ucapnya.
Terlepas dari hal tersebut, Fenty menambahkan bahwa pihaknya sudah menyiapkan 25 program untuk mengatasi kemiskinan. Program tersebut tersebar di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD).
“Diantaranya padat karya, pembangunan RTLH (rumah tidak layak huni), pelayanan kesehatan gratis, pemberian boga dan makanan gratis sehari dua kali dan pelatihan kewirausahaan bagi warga miskin,” katanya.
Sebelumnya, Pemkab Bantul menyebut saat ini ada puluhan ribu jiwa yang masuk kategori kemiskinan ekstrem. Karena itu, Pemkab meminta semua OPD yang memiliki program penanganan kemiskinan segera bergerak dan Lurah bisa memberi BLT dari dana desa.
“Saat ini data kemiskinan ekstrem di Bantul ada 24.594 jiwa,” kata Ketua Percepatan Penanganan Kemiskinan Bantul Joko B. Purnomo kepada wartawan di Kabupaten Bantul, Senin (30/1/2023).
(RM – JR)