Doa Makan Dalam Islam dalam Arab, Latin, dan Artinya

Bagikan:

AshefaNews – Tahukah anda? Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menyarankan umatnya untuk berdoa sebelum makan dan kembali berdoa setelah makan. Doa makan merupakan adab yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada umat muslim.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Bila Allah memberi makanan kepada seseorang maka hendaknya ia berkata: Ya Allah, berikanlah berkah kepada kami dalam makanan ini dan berikanlah kami kebaikan di makanan tersebut.” 

Membaca doa makan adalah cara kita mengucapakan rasa terima kasih dan syukur kepada Allah subhanahu Wa ta’ala karena telah memberikan rezeki yang cukup. Berdoa sebelum makan dan sesudah makan juga akan mendatangkan suatu keberkahan dari apa yang dimakan.

Lalu apakah membaca bismillah saat ingin makan wajib?

Dari An Nawawi ra pun mengatakan bahwa para ulama sudah bersepakat bahwa membaca ‘bismillah’ saat akan makan hukumnya adalah sunah.

Bacaan Doa Sebelum Makan, sebagai berikut:

الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Latin: “Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaa bannar.”

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka.”

Bacaan Doa Setelah Makan, sebagai berikut: 

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِيْنَ.

Latin: “Alhamdulillahilladzi at-amana wa saqoonaa wa ja’alanaa minal muslimiin.”

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami termasuk dari kaum muslimin.”

Selain mendatangkan suatu keberkahan, doa sebelum dan sesudah makan juga berkaitan dengan kesehatan. Apabila kita melakukan cara makan yang salah atau tidak sesuai dengan adabnya, maka akan menimbulkan penyakit untuk tubuh. 

Namun selain daripada doa makan, terdapat pula adab lainnya yang perlu kita ketahui.

Dari Abdullah Bin Umar, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan minum dengan tangan kanannya. Sesungguhnya, setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad).

Adapun adab makan selain daripada doa makan adalah sebagai berikut: 

1. Mengonsumsi Makanan yang Halal

Yang pertama adalah mengonsumsi makanan yang halal, kaya akan protein dan vitamin.

Sebagai seorang muslim, wajib hukumnya untuk memakan makanan yang halal karena dapat menghindari bakteri, racun ke tubuh. Allah subhanahu Wa ta’ala pun telah menjelaskan dalam surat al-baqarah ayat 168 yang berbunyi:

يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَ رْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ.

Latin: “Yaaa ayyuhan-naasu kuluu mimmaa fil-ardhi halaalang thoyyibaw wa laa tattabi’uu khuthuwaatisy-syaithoon, innahuu lakum ‘aduwwum mubin.”

Artinya: “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”

2. Hidangkan Makanan dengan Cara yang Benar

Di dalam Islam, kita dianjurkan menghidangkan suatu makanan di atas alas yang tersedia untuk meletakkan makanan tersebut. 

Di Indonesia sendiri, biasanya sebuah alas akan digelar di lantai yang sekiranya bersih, dan tidak boleh diletakkan di atas meja. Sebagaimana hadis dari Anas radhiyallahu Anhu berkata: 

مَا أَكَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى خِوَانٍ وَلاَ فِيْ سُكُرُّجَةٍ.

Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah makan di atas meja makan dan tidak pula di atas sukurrujah.” [HR. Al-Bukhari no. 5415]

3. Tidak Boleh Mencela Makanan

untuk hal ini, pasti sudah sering mendengar bahwa dilarang untuk mencela makanan (mencela di depan makanan).

Kenapa tidak boleh mencela makanan?

Karena pada hakikatnya makanan adalah suatu rezeki dari Allah subhanahu wa ta’ala sehingga tidak boleh dicela.

Sebagaimana diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ إِنْ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ.

Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sekali pun. Apabila beliau berselera (suka), beliau memakannya. Apabila beliau tidak suka, beliau pun meninggalkannya (tidak memakannya).” (HR. Bukhari no. 5409 dan Muslim no. 2064).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

“Yang hendaknya dilakukan oleh seseorang jika dihidangkan makanan adalah menyadari besarnya nikmat Allah Ta’ala kepadanya dengan memudahkannya (mendapatkan makanan) dan juga bersyukur atasnya. Dan seseorang hendaknya tidak mencela makanan tersebut. Jika dirinya berselera dan senang (suka) terhadap makanan tersebut, hendaklah dimakan. Jika tidak, maka tidak perlu dimakan, dan tidak mengomentari makanan tersebut dengan komentar yang berisi celaan dan hinaan.” (Syarh Riyadhus Shalihin, 1; 817)

4. Mencuci Tangan

Islam menganjurkan untuk membasuh kedua tangan sebelum makan agar terhindar dari bakteri maupun kotoran.

Cara membasuh tangan yang benar yakni dengan menggosok sela-sela di setiap jarinya agar kotoran menghilang. Hal ini dapat mencegah kita dari keracunan makanan yang diakibatkan bakteri pada tangan.

5. Membaca Doa

Adab yang perlu dilakukan selanjutnya ialah membaca doa sebelum maupun sesudah makan. Kebiasaan ini perlu diterapkan saat masih kecil.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berkata: “Jika diantara kalian yang ingin makan, hendaknya menyebut nama Allah di awal.”

6. Makan Dengan Menggunakan Tangan Kanan

Mayoritasnya orang-orang menggunakan tangan kanan untuk makan lebih baik dari pada tangan kiri. Begitu pula umat muslim, Islam menganjurkan kita untuk makan dengan memakai tangan kanan seperti yang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ajarkan.

7. Dilarang Meniup Makanan

Kebiasaan meniup makanan saat dalam kondisi makanan tersebut masih panas kerap sekali dilakukan oleh beberapa orang. Faktanya, meniup makanan tidak diperbolehkan karena bakteri di dalam mulut akan berpindah ke makanan lalu akan masuk ke dalam perut jika memakannya.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam juga melarang untuk menghirup udara ke dalam gelas (ketika minum) dan meniup di dalamnya.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu, beliau berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi gelas.” (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth.) Selain merupakan adab, meniup makanan atau minuman memang tidak dianjurkan demi kesehatan tubuh.

8. Tidak Rakus Dan Tidak Bersuara Saat Makan

Ambilah makanan secukupnya tidak boleh mengambil terlalu banyak karena dikhawatirkan sebelum makanan habis perut sudah merasakan kenyang dan pada akhirnya makanan akan terbuang sia-sia. Apabila kurang, bisa mengambil lagi setelah makanan di piringmu habis.

Ketika sedang makan, kita juga dianjurkan untuk tidak bersuara karena orang lain akan menilai kita tidak beretika.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبٰتِ وَا عْمَلُوْا صَا لِحًـا ۗ اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ 

Latin: “Yaaa ayyuhar-rusulu kuluu minath-thoyyiba ati wa’maluu shoolihaa, innii bimaa ta’maluuna ‘aliim.”

Artinya: “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Mu’minun 23: Ayat 51).

(GE – DIN)

Scroll to Top