AshefaNews – Satu lagi anak bangsa yang membanggakan Indonesia. Itu adalah Sri Mulyani Indrawati. Ya, Menteri Keuangan Sri Mulyani belum lama ini masuk dalam daftar Forbes 50 Over 50 Asia 2023. Daftar tersebut diisi oleh para wanita berusia lebih dari 50 tahun yang berasal dari kawasan Asia-Pasifik dengan prestasi hebat di bidangnya masing-masing.
Pertimbangan Dimasukkannya Sri Mulyani dalam Forbes 50 Over 50 Asia 2023
Dalam laporan Forbes itu, dipaparkan jika Sri Mulyani dipilih lagi menjadi Menteri Keuangan Indonesia tahun 2016 ketika usianya mencapai 54 tahun. Wanita hebat ini cukup terkenal di level dunia berkat usahanya yang tak kenal lelah dalam menggaungkan kesetaraan gender dan juga gerakan antikorupsi.
Dalam masa jabatan pertamanya sebagai Menteri Keuangan yaitu dari tahun 2005 hingga 2010, prestasi besar telah ditorehkannya bagi Indonesia. Ketika itu jumlah devisa Indonesia mencatat rekor tertinggi mencapai US$ 50 miliar. Bukan itu saja, berkat kepiawaiannya dalam bidang ekonomi, Sri Mulyani mampu menekan jumlah utang publik sampai 30% dari PDB. Capaian luar biasanya pun terlihat dengan menempatkan Indonesia menjadi diantara tiga negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi lebih cepat 4% di tahun 2009.
Kemudian antara tahun 2010 hingga 2016, Sri Mulyani kian populer dalam level global atas prestasi yang diraihnya menduduki jabatan direktur pelaksana dan COO Bank Dunia. Di tahun 2018, bahkan ia pun dinobatkan sebagai “Menteri Terbaik di Dunia” dalam World Government Summit di Dubai.
Masih berlanjut prestasi yang mampu diukirnya, di tahun 2020 kemarin Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Tahun Ini untuk Asia Timur Pasifik dari majalah Global Markets berkat andilnya mendampingi bangsa Indonesia melewati pandemi global.
Sri Mulyani mengatakan bahwa itu merupakan penghargaan atas kerja keras dan dedikasi seluruh pegawai Kementerian Keuangan dalam menghadapi pandemi COVID-19 di tanah air. Ia menambahkan, penghargaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pemerintah dalam mengendalikan keuangan negara.
Menurut Global Markets, keputusan menteri untuk memberikan paket stimulus keuangan (dalam bentuk jaminan sosial, keringanan pajak, dan subsidi untuk bisnis yang terkena pandemi) patut dipuji. Selain itu, publikasi tersebut juga memuji keputusan Sri Mulyani untuk meningkatkan defisit anggaran negara yang melebihi 3% dari PDB pada Agustus setelah pemerintah melonggarkan batas undang-undang dengan UU No. 2/2020 untuk membantu mendanai perang melawan pandemi.
Biodata Sri Mulyani Indrawati
Sri Mulyani Indrawati (lahir 26 Agustus 1962) adalah seorang ekonom Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Keuangan di Indonesia. sejak 2016; dia sebelumnya memegang posisi yang sama dari tahun 2005 hingga 2010. Pada Juni 2010, ia ditunjuk sebagai Direktur Pelaksana Grup Bank Dunia dan mengundurkan diri sebagai Menteri Keuangan. Pada 27 Juli 2016, Sri Mulyani diangkat kembali sebagai Menteri Keuangan dalam perombakan kabinet Presiden Joko Widodo menggantikan Bambang Brodjonegoro.
Sebagai Menteri Keuangan dari 2005 hingga 2010, Sri Mulyani dikenal sebagai seorang reformis garis keras dan banyak dipuji karena memperkuat ekonomi Indonesia, meningkatkan investasi, dan mengarahkan ekonomi terbesar di Asia Tenggara melalui krisis keuangan 2007-2010. Pada tahun 2014, majalah Forbes menobatkannya sebagai wanita terkuat ke-38 di dunia.
Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang (sekarang Bandar Lampung) di Lampung, Sumatera pada 26 Agustus 1962. Merupakan anak ke-7 dari 10 bersaudara dari Prof. Satmoko dengan Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko. Perempuan berzodiak Virgo ini menempuh SD dan SMP di kota kelahirannya Bandar Lampung. Lalu, meneruskan sekolahnya di SMAN 3 Semarang. Sesudah itu, Sri Mulyani Indrawati meneruskan pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sehingga lulus tahun 1986.
Pada tahun 1988, Sri Mulyani dinikahi oleh Tonny Sumartono yang merupakan teman kuliah ketika di Amerika Serikat. Dari pernikahan Tonny Sumartono dan Sri Mulyani keduanya pun dikaruniai tiga orang anak yaitu Adwin, Dewinta, dan Luqman. Ketiga anak Sri Mulyani dan Tonny Sumartono saat ini pun telah berumah tangga dan membina keluarga sendiri-sendiri. Sri Mulyani dan suami pun telah dikaruniai tiga orang cucu yang sangat menggemaskan.
Sri Mulyani menerima gelar MS dan PhD di bidang Ekonomi dari University of Illinois di Urbana-Champaign pada tahun 1992. Pada tahun 2001, Sri Mulyani berangkat ke Atlanta, Georgia untuk bekerja sebagai konsultan di United States Agency for International Development (USAID) pada program yang ditujukan untuk memperkuat otonomi Indonesia.
Sri Mulyani yang menyandang gelar SE, MSc, dan Phd juga mengajar ekonomi Indonesia sebagai profesor tamu di Andrew Young School of Policy Studies di Georgia State University. Dari tahun 2002 hingga 2004, dia menjadi direktur eksekutif di dewan Dana Moneter Internasional, yang mewakili 12 negara di Asia Tenggara.
Rekam Jejak Jabatan Strategis Sri Mulyani
Sri Mulyani terpilih sebagai Menteri Keuangan Indonesia pada tahun 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Salah satu tindakan pertamanya adalah memecat petugas pajak dan bea cukai yang korup. Dia berhasil memerangi korupsi dan memprakarsai reformasi dalam pelayanan pajak dan bea cukai Indonesia dan mendapatkan reputasi untuk ketelitian.
Dia pun berhasil meningkatkan arus investasi langsung (direct investment) di Indonesia. Pada tahun 2004, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mulai menjabat, Indonesia menerima $4,6 miliar investasi asing langsung. Tahun berikutnya, dia pun mampu mengumpulkan $8,9 miliar. Sebuah prestasi yang sangat membantu Indonesia menggenjot ekonominya.
Di tahun 2006, cuma setahun usai terpilih, ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Euromoney dari majalah Euromoney. Kemudian dalam era jabatannya di tahun 2007, Indonesia pun mampu mencatat pertumbuhan ekonomi hingga 6,6%, atau tertinggi semenjak krisis keuangan melanda kawasan Asia di tahun 1997 silam. Hanya saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia kemudian anjlok ke angka 6% di tahun 2008 gara-gara penurunan ekonomi internasional. Di Bulan Juli 2008, Sri Mulyani Indrawati ditetapkan sebagai Menteri Koordinator Perekonomian untuk meneruskan tugas yang sebelumnya diemban Boediono yang dipilih sebagai kepala bank sentral Indonesia.
Di bulan Agustus 2008, Sri Mulyani dianugerahkan Majalah Forbes menjadi perempuan paling berpengaruh ke-23 di dunia sekaligus perempuan paling berpengaruh di Indonesia. Dalam kurun jabatannya menjadi menteri keuangan, cadangan devisa negara Indonesia mencapai rekor tertinggi sebesar $50 miliar. Ia pun berhasil mengurangi jumlah utang Indonesia menjadi 30% dari produk domestik bruto dari 60%, dengan begitu itu akan memfasilitasi Indonesia dalam menawarkan utang ke para investor institusi asing.
Sri Mulyani pun mengubah struktur insentif bagi pegawai negeri dalam kementeriannya dengan memberikan gaji lebih besar kepada pegawai pajak yang bersih dengan harapan mereka tak akan tergoda menerima suap dari pihak lain. Dan langkah ini pun memiliki efeknya di tahun-tahun sesudahnya.
Di tahun 2007 kemudian tahun 2008, Sri Mulyani ditunjuk surat kabar Emerging Markets sebagai menteri keuangan Asia. Usai Susilo Bambang Yudhoyono terpilih lagi sebagai Presiden Republik Indonesia tahun 2009, Sri Mulyani pun diberikan mandat sekali lagi mengisi kursi Menteri Keuangan. Dalam tahun 2009 itu, perekonomian Indonesia pun berhasil naik sebesar 4,5% meskipun banyak negara lain yang terjadi resesi.
Indonesia merupakan diantara tiga ekonomi berkembang teratas yang berhasil tumbuh di atas 4% di tahun 2009 mendampingi India dan China. Di bawah kepemimpinannya, pemerintah Indonesia mampu meningkatkan jumlah pembayar pajak dari hanya 4,35 juta orang pada tahun 2005 menjadi hampir 16 juta orang di tahun 2010, dan pendapatan pajak tumbuh sekitar 20% per tahun menjadi lebih dari 600 triliun Rupiah per tahun.
Di bulan November 2013, harian Inggris The Guardian mengeluarkan tulisan sesuai dengan bocoran yang dicuatkan whistleblower Amerika Edward Snowden yang menyatakan jika di tahun 2009 intelijen Australia berusaha membobol ponsel para pejabat di Indonesia. Termasuk perangkat komunikasi yang digunakan Sri Mulyani yang ketika itu menduduki kursi Menteri Keuangan. amun ketika itu Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyebutkan jika aktivitas tersebut tidak bersifat “spionase” namun hanya semacam “riset” dengan tujuan “untuk kebaikan”.
Di bulan Mei 2010, Sri Mulyani ditetapkan sebagai salah satu dari tiga Managing Director Grup Bank Dunia. Perempuan hebat ini menggantikan Juan José Dabub, yang sudah berakhir masa jabatannya. Dengan jabatan itu Sri Mulyani pun membawahi 74 negara mulai dari Amerika Latin, Karibia, Asia Timur dan Pasifik, Timur Tengah hingga ke Afrika Utara. Dengan jabatan barunya itu, Sri Mulyani pun mengajukan pengunduran diri sebagai Menteri Keuangan Indonesia.
Sontak, pengunduran dirinya itu direspon buruk sehingga mendorong gejolak keuangan di Indonesia, dimana pasar saham pun ditutup anjlok 3,8% usai berita itu di tengah aksi jual yang meluas di Asia, sedangkan Rupiah pun anjlok nyaris 1% terhadap dolar. Rontoknya bursa saham Indonesia itu termasuk yang paling parah dalam 17 bulan terakhir. Langkah itu dianggap merupakan “kerugian bagi Indonesia sementara keuntungan bagi seluruh dunia”.
Berbagai spekulasi berkembang jika pengunduran dirinya itu gara-gara tekanan politik, utamanya dari figur berpengaruh sekaligus ketua Partai Golkar, Aburizal Bakri. Bakri terungkap tak senang dengan Sri Mulyani lantaran melakukan investigasi berkenaan dengan penggelapan pajak di Grup Bakrie. Sri Mulyani pun menolak mendukung kepentingan batubara Bakrie menggunakan uang orang banyak. Pun ia menolak jika Semburan Lumpur Sidoarjo yang diakibatkan karena pengeboran yang dilakukan perusahaan Bakrie adalah bencana alam.
Sesaat menjelang pengunduran diri itu, DPR menuduh Sri Mulyani telah melakukan tindak pidana talangan Bank Century 2008. Penentang klaim bailout tersebut diambil tanpa otoritas hukum dan tanpa bukti perlunya suntikan modal demi menghindarkan pelarian bank lain, anggaran untuk bailout Bank Century berpotensi mengakibatkan kerugian keuangan senilai 6,7 triliun rupiah ($ 710 juta). Sri Mulyani membela diri dengan mengatakan jika bantuan itu didasarkan karena ketidakpastian ekonomi global ketika itu dan membantah membuat kesalahan.
Tetapi kritik pada langkah yang diambil Sri Mulyani pun berasal dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kalla pun memberikan komentar yang pedas mengenai dana talangan kontroversial untuk PT Bank Century. Jusuf Kalla membantah klaim mantan pejabat Bank Indonesia apabila pemberi pinjaman dibiarkan gagal maka bisa berpengaruh sistemik ke sistem perbankan nasional hingga perekonomian negara. “Skandal Bank Century merupakan perampokan, siapa pun yang memfasilitasi Bank Century artinya membantu perampok.” Ujar Kalla ketika itu.
Di samping itu, 9 fraksi DPR pun sepakat jika terjadi transaksi mencurigakan dan diduga penipuan dan bukti pencucian uang dalam periode bailout dari November 2008. Namun pihak DPR menyatakan jika mereka tak begitu pengalaman guna bertindak lebih jauh dan mempersilahkan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) maupun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengambil alih kasus ini.
Data Riwayat Karir Sri Mulyani
Ketika menjalankan pekerjaan yang diembannya, Sri Mulyani senantiasa mengerjakan dengan sepenuh hati dan tak mudah menyerah. Meskipun berbagai rintangan menghadang dari kecaman sampai tuduhan yang tak berdasar. Semuanya tak menyurutkan tekadnya selalu maju untuk memperbaiki ekonomi Indonesia. Tak aneh apabila beliau pun memperoleh beragam penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional. Sri Mulyani pun dipercaya memegang jabatan-jabatan strategis yang membutuhkan keahliannya. Berikut data riwayat karir Sri Mulyani hingga sekarang :
- Asisten Pengajar Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia (1985 – 1986)
- Asisten Profesor, University of illinois at Urbana, Champaign, USA (1990 – 1992)
- Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS (1994 – 1995)
- Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk, Asisten IV Menteri Negara Kependudukan, BKKBN (1995)
- Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk Menteri Negara Kependudukan – BKKBN (1995)
- Anggota Kelompok Kerja – GATS Departemen Keuangan RI (1995)
- Pengajar Program S1 & Program Extension FEUI, S2, S3, Magister Manajemen Universitas Indonesia (1996)
- Research Associate, LPEM FEUI (1992)
- Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI, 1993 – Mei 1995
- Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEUI (1995 – 1998)
- Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik-UI (1996 – 1999)
- Ketua I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri serta Kebijaksanaan Pembangunan, PP Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) (1996 – 2000)
- Anggota Komisi Pembimbing mahasiswa S3 atas nama Sdr. Andrianto Widjaja NRP. 95507 Program Doktor (S3) Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, (1998)
- Redaktur Ahli Majalah bulanan Manajemen Usahawan Indonesia, (1998)
- Dewan Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI-TVRI XXXI, Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kebudayaan dan Kemanusiaan (1999)
- Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan RI (1998)
- Kelompok Kerja Bidang Hukum Bisnis, Menteri Kehakiman Republik Indonesia, 15 Mei (1999)
- Tim Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional Tahun 1999 – 2000
- Narasumber Sub Tim Perubahan UU Perbankan, Tim Reformasi Hukum – Departemen Kehakiman RI (1998 – 1999)
- Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) (1998 – 1999)
- Konsultan USAid (2001-2002)
- Executive Director IMF (2002-2004)
- Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu (2004 – 2005)
- Menteri Keuangan RI (2005 – 2009)
- Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2008)
- Direktur Pelaksana Bank Dunia (2010 – 2016)
- Menteri Keuangan RI (2016-2019)
- Menteri Keuangan RI (2019 – sekarang)
Sepanjang karir yang dijalaninya, yang cukup membuat bangga yaitu keputusan Sri Mulyani untuk mundur dari posisi direktur pelaksana Bank Dunia. Karena rasa cintanya pada Indonesia, ia pun dengan tanpa ragu melepaskan jabatan itu demi menjalankan tugas sebagai Menteri Keuangan. Bangsanya lebih membutuhkan kiprahnya dalam ikut serta memajukan perekonomian rakyat Indonesia.
(GE – HKM)