SCROLL UNTUK MELANJUTKAN BACA

Melalui Agro Industri Tanpa Riba, APRN Ajak Anak Muda Untuk Beternak Kambing Di Bekasi

Bagikan:

AshefaNews, Bekasi – Kalangan anak muda di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat diperkenalkan sistem berbisnis ternak kambing oleh Asosiasi Peternak Rakyat Nusantara (APRN), melalui sistem Agro Industri Tanpa Riba (AGTARI) mereka diajak berbisnis beternak dan bertani sejak usia muda.

Ketua Asosiasi Peternak Rakyat Nusantara Sodikun mengatakan, untuk mengenalkan serta mengajak kaum muda milenial untuk beternak kambing tentunya banyak tantangannya.

Untuk itu, kata Sodikun pendekatan yang tepat adalah dengan mengajak kaum muda milenial terjun langsung ke lokasi peternakan dan pertanian, agar mereka bisa lebih paham dan yakin bahwa dengan kemauan akan selalu berbuah kesuksesan dalam mengelola bisnis ternak.

“Kita didalam ini juga di dalam APRN kita lakukan sosialisasi seperti ini, kita juga melibatkan beberapa mahasiswa Universitas IPB, kita ajak anak-anak muda ini ya bagaimana kita harus terjun,” ujar Sodikun saat ditemui di acara deklarasi Agtari di Taman Rahayu RT 01 RW 0, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (15/1/2023).

Menurutnya, tantangan paling nyata dalam memperkenalkan Program Agtari yang digagas APRN adalah minimnya minat anak muda untuk mau menjalankan dan mengembangkan bisnis dibidang peternakan dan pertanian.

“Intinya, bagaimana kita bisa memadukan hobi dari pada anak-anak muda itu, memang trendnya sekarang seperti apa?, biar mereka senang dan minat untuk bertani dan beternak.” ungkapnya.

Lebih lanjut, Sodikun juga menjelaskan perbedaan antara program Agtari dengan sistem kemitraan lainnya adalah mulai dari pembekalan pengetahuan hingga modal yang bersifat kemitraan bagi hasil.

“Bedanya Agtari, dengan sistem pembiayaan yang lain terutama perbankan, tentu perbankan itu menghilangkan hukum bisnis, hukum bisnis sendiri itu ada dua, pertama adalah mereka ada untung dan ada rugi, bisnis kan ada dua itu ya, kalau gak untung ya rugi,” ungkap Sodikun.

Dari sistem pembiayaan yang diberikan perbankan, kata Sodikun hanya memberikan pinjaman modal, dan hanya menguntungkan bagi pihak perbankan itu sendiri, dan tentunya membebankan para peternak itu sendiri.

Sistem perbankan, tidak mengenal adanya kerugian, dan hanya mengambil keuntungan dari pemberian pinjaman tersebut.

“Itu gak ada ruginya itu kan ya, mereka selalu mengambil untungnya terus, kadang nasabahnya mereka minta agunan, begitu usahanya itu gak maju, mereka kadi punya hutang ke perbankan kan gitu.” ujarnya.

Bahkan secara tegas, Sodikun menyebut Agtari mampu membangun kemitraan dengan penyertaan modal dari para investor yang tertarik dalam bisnis ternak kambing yang nantinya dijalankan oleh masyarakat terutama anak muda milenial.

“Dengan sistem tadi bahwa kita itu menyertakan bukan meminjamkan juga tidak memberikan, jadi kalau kita misal ada rugi kita tanggung bersama, ya kalau ada untung kita nikmati bersama, porsinya nanti ada disepakati sebelumnya.” ungkapnya.

(GE – Putra)

Scroll to Top